Banjir bandang yang menyapu Derna, Libya Timur membuat masyarakat Libya tidak bisa berkutik. Banyak jenazah yang belum bisa dievakuasi di sana. Anak korban banjir Libya bahkan mengalami keracunan air akibat bencana ini.
Anak Korban Banjir Libya Alami Keracunan Air
Badai Daniel yang terjadi di Laut Mediterania menyebabkan dua bendungan Libya runtuh dan menghasilkan banjir besar pada Senin (11/9/2023) lalu.
Adalah Bendungan Al-Bilad yang berkapasitas 1,5 juta meter kubik air dan Bendungan Abu Mansour dengan kapasitas 22,5 juta meter kubik air runtuh sehingga menimbulkan banjir.
Kondisi bendungan yang tak terawat sejak lama dan rusak ditengarai menjadi penyebab mimpi buruk menjadi kenyataan.
Banjir tersebut menyapu seperempat wilayah pesisir timur di Kota Derna, Libya yang dihuni sekitar 90.000 penduduk.
Dilansir dari Al Jazeera (14/9/2023), Bulan Sabit Merah Libya memastikan lebih dari 11.300 orang dipastikan tewas hingga Kamis (14/9/2023). Diperkirakan angka ini akan terus bertambah, bahkan bisa mencapai 20.000 orang.
Tak hanya orang dewasa, perempuan dan anak juga merasakan dampaknya. Setidaknya ada 55 anak keracunan air yang sudah tercemar di Kota Derna, wilayah pantai Libya. Area itu menjadi wilayah paling parah disapu banjir yang disebabkan badai Daniel pada akhir pekan lalu.
“Kami telah mendeteksi ada 55 kasus keracunan akibat air yang tercemar yang tidak layak konsumsi dan minum di Derna. Dari semua kasus itu adalah anak-anak,” kata Haidar al-Sayeh, Kepala National Centre for Disease Control, Libya, Jumat, 15 September 2023.
Hal ini terjadi karena keluarga yang tengah mengungsi meminum air yang sudah terkontaminasi limbah.
Untuk itulah, Balai Kota Derna telah memperingatkan warga agar tidak menggunakan air yang ada di sumur jantung kota Derna.
Artikel Terkait: Siswa MTS 19 Pondok Labu Histeris Selamatkan Diri dari Banjir, Pentingnya Evakuasi Bencana Alam!
Anak Berjuang Menyelamatkan Ibu yang Tertimbun Reruntuhan
Rescue teams search for victims in Derna, Libya, on Sunday, Sept. 17, 2023. Libyan authorities have opened an investigation into the collapse of two dams that caused a devastating flood in a Derna as rescue teams searched for bodies on Saturday, nearly a week after the deluge killed more than 11,000 people. (AP Photo/Yousef Murad)
Upaya penyelamatan terus berlangsung di kota pesisir untuk mencari korban yang selamat di tengah kehancuran besar di kota tersebut.
Sebuah video yang dibagikan oleh para aktivis menunjukkan seorang pemuda Libya mencari ibunya di bawah puing-puing rumah mereka yang sudah rata dengan tanah.
“Bu, apakah ibu masih hidup,” terdengar suara pilu anak laki-laki yang ketakutan sambil menangis memanggil ibunya.
“Apakah kamu masih hidup, nak,” jawab sang ibu beberapa saat kemudian dari bawah reruntuhan.
Video tersebut dibagikan secara luas oleh warga Libya yang dilanda banjir di tengah harapan untuk menemukan orang-orang yang mereka cintai pasca bencana banjir terburuk dalam sejarah modern Libya.
“Klip video semacam itu menanamkan semangat optimisme di antara tim penyelamat yang terus berjuang mencari korban,” kata Mussa Tehusai, seorang jurnalis Libya, kepada Anadolu.
“Saya salut kepada semua tim, terutama tim penyelamat Turkiye, yang telah melakukan upaya besar dalam menyelamatkan nyawa banyak warga Libya dalam cobaan berat ini,” sebut Tehusai.
“Saya tidak dapat menahan air mata ketika saya menonton video seorang ibu memeriksa anak-anaknya dari bawah puing-puing,” kata Abu Hafs al-Libi, seorang warga Libya, di halaman Facebook-nya.
“Para ibu selalu tidak mementingkan dirinya sendiri, mengurus kebutuhan anak-anak mereka sebelum diri mereka sendiri,” ungkap dia.
Artikel Terkait: Fakta dan Potret Banjir Bandang yang Melanda Seoul Korea Selatan
Ribuan Orang Masih Hilang
Melansir laman CNN, Kantor Koordinasi Masalah Kemanusiaan PBB, OCHA melaporkan setidaknya 10.100 orang masih hilang. Jumlah ini masih bisa bertambah.
“Angka-angka ini diperkirakan akan meningkat karena tim pencarian dan penyelamatan bekerja tanpa kenal lelah untuk menemukan korban yang selamat,” kata OCHA dalam laporannya.
Lebih dari 40.000 orang terpaksa mengungsi di wilayah timur laut Libya sejak hujan ekstrem yang disebabkan oleh Badai Daniel.
Derna terbelah menjadi dua setelah air banjir menyapu seluruh wilayah. Kota ini memiliki populasi sekitar 100.000 jiwa sebelum tragedi tersebut.
“Dengan ribuan pengungsi yang kini mengungsi, risiko terpapar ranjau darat dan bahan peledak sisa perang (ERW) dari konflik bertahun-tahun semakin meningkat, karena air banjir kini telah menggeser ranjau darat dan ERW,” kata OCHA.
Hampir 300.000 anak yang terkena banjir akibat Badai Daniel menghadapi peningkatan risiko kolera, malnutrisi, diare, dan dehidrasi.
Semoga banjir Libya ini lekas berlalu dan Libya bisa bangkit.
Baca juga:
6 Fakta Banjir Pakistan Terbesar Sepanjang Sejarah, Korban Ribuan Orang
Pemotor di Bogor Hilang Terseret Arus Banjir, Tim SAR Terus Lakukan Pencarian
Banjir dan Longsor, Seorang Ibu Hamil Jadi Korban Hingga Meninggal
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.