Sebuah ide donor ASI muncul setelah seorang ibu kehilangan bayinya untuk selamanya. Ia memang tak akan pernah sempat melihat bayinya tersenyum, bermain, dan tumbuh dewasa, tapi mungkin ia bisa melihat bayi lain yang meminum ASI-nya dapat tumbuh dan berkembang.
Kisah ini berawal dari kehamilan Windy yang sudah menginjak usia 19 bulan, tapi saat itu bayinya yang diberi nama Killian harus meninggal. Infeksi uterus yang langka telah merenggut kehidupan janin yang ada di rahimnya.
Kehilangan bayi sebelum sempat melihatnya lahir memang menjadi pukulan sangat berat untuk Windy. Sebab, kini ia harus mengubur dalam-dalam mimpinya untuk melihat buah hatinya tersenyum dan tumbuh dewasa.
Awalnya Windy sempat merasa sangat terpuruk. Namun, tak lama dari itu, ia berusaha bangkit demi dirinya sendiri dan untuk menghormati almarhum sang bayi.
Setelah kehilangan bayinya, Windy putuskan untuk melakukan donor ASI
Tinggal buah hati tercinta untuk selamanya, Windy memutuskan untuk memberikan donor ASI kepada bayi lain
Selang tiga hari setelah kematian Killian, Windy membuat sebuah keputusan besar dalam hidupnya. Begitu keluar dari rumah sakit, dengan dukungan penuh dari sang suami, ia langsung melaksanakan keinginannya.
“Aku ingin mengubah keadaan yang tragis ini menjadi sesuatu yang baik.” Ujarnya saat diwawancarai oleh Inside Edition.
Ibu yang tinggal di kota Brooklyn, New York ini memutuskan untuk mendonorkan ASI kepada bayi yang membutuhkan. Dengan itu, ia berharap dapat mengenang anaknya dengan melakukan sesuatu yang indah.
“Sekalipun aku tidak dapat menyusui sendiri bayiku, aku tetap ingin melakukan sesuatu yang baik atas namanya. Hanya ini yang dapat aku lakukan untuk mendiang bayiku,” jelas Windy.
Ia menawarkan donor ASI tersebut lewat sosial media. Kemudian, unggahannya itu disebarkan oleh banyak akun. Dari situ, ia dihubungi oleh para orangtua yang bayinya membutuhkan ASI ekstra.
Beberapa komunitas juga membantu untuk menyebarkan informasi tentang donor ASI ini. Dengan cepat, media menulis dan menyebarkan apa yang ia lakukan. Kisah Windy akhirnya menjadi inspirasi banyak ibu untuk ikut mendonorkan ASI mereka.
Melalui aksi yang dilakukannya, Windy mendapat dukungan moral dari banyak orang
Mendonorkan ASI merupakan keputusan tepat bagi Windy, karena dengan ini pun ia bisa mengatasi kesedihannya
Lewat laman Facebook pribadinya, ia menulis bahwa dukungan moral dari banyak pihak lewat pesan sangat membantunya atasi kesedihan-kesedihannya yang sempat ia rasakan. Ia juga bersolidaritas dengan para ibu yang mengalami keguguran serta kehilangan bayinya karena sebab lain.
Salah satu bayi yang mendapatkan donor ASI darinya menderita Epidermolysis bullosa (EB). Yakni, enis penyakit langka yang membuat kulit bayi tampak bergelembung.
Dari pengalaman pribadinya membuat Windy semakin giat untuk berkampanye pentingnya gerakan mendonorkan ASI
Awalnya, ia hanya ingin memompa ASI selama 3 bulan lamanya. Namun, ketika ASI yang ia produksi mencapai hampir 30 liter, ia pun memutuskan untuk melipatgandakan target kuantitas ASInya. Saat ini produksi ASInya sudah mencapai lebih dari 60 liter.
Jika target memompa ASI selama 6 bulan sudah tercapai, ia berencana untuk mulai melakukan “penyapihan”. Selain itu, ia rajin berkampanye tentang pentingnya gerakan donor ASI.
Untuk mengenang anaknya, ia juga melakukan penggalangan dana agar rumah sakit bisa menyediakan perawatan yang layak untuk para bayi yang meninggal sebelum dilahirkan.
Sungguh sangat mulai ya, Bun, apa yang telah Windy lakukan ini? Meski harus kehilangan bayinya, tapi ia tidak terpuruk terlalu lama dan tetap bangkit, bahkan hingga melakukan hal yang sangat bermanfaat bagi bayi lain.
Demikianlah informasi terkait kisah Windy, seorang ibu yang memilih untuk mendonorkan ASI miliknya setelah ia kehilangan sang buah hati tercinta untuk selamanya. Semoga informasi ini dapat menginspirasi Bunda, ya, khususnya yang berniatan untuk mendonorkan ASI pada bayi lain.
Baca juga :
5 Kesalahan Saat Memerah ASI yang Membuat Hasil Perah Sedikit
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.