X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Ibu Menyumbang 92 Galon ASI Perah Setelah Bayinya Meninggal Dalam Kandungan

Bacaan 4 menit
Ibu Menyumbang 92 Galon ASI Perah Setelah Bayinya Meninggal Dalam Kandungan

92 Galon ASI perah bukanlah jumlah yang sedikit. ASI sekitar 348 liter tersebut cukup untuk 30.000 kali menyusui.

Peristiwa tentang ibu yang menjadi donor ASI perah ini sudah terjadi beberapa tahun silam, namun dapat kita ingat kembali untuk kita ambil hikmahnya.

Menjadi donor ASI perah setelah bayi meninggal

Amy Anderson sangat berduka ketika mendapatkan bayinya meninggal di dalam kandungan saat ia hamil 20 minggu. Stillbirth, begitulah istilah kematian bayi dalam kandungan setelah kehamilan berusia 20 minggu atau lebih.

Stillbirth berbeda dengan keguguran, karena keguguran terjadi saat usia kehamilan belum 20 minggu.

Walaupun dokter tidak menganjurkan, ia tetap memompa ASI secara rutin selayaknya ibu yang memiliki bayi. Ia melakukannya untuk mengenang bayinya yang telah meninggal.

ASI perah tersebut ia sumbangkan kepada bayi yang membutuhkan, karena ia tahu manfaat ASI begitu besar bagi pertumbuhan bayi.

Ia meminta waktu untuk memompa ASI di tempat ia bekerja, namun perusahaan tersebut tidak mengijinkan. “Bayimu telah meninggal,” begitu alasannya. Peraturan tentang jam memerah ASI di negaranya tidak berlaku untuk ibu yang bayiya telah meninggal.

Amy lalu berhenti bekerja untuk tetap dapat memompa ASI serta memperjuangkan agar peraturan pemerintah tersebut juga berlaku untuk ibu yang telah kehilangan bayi.

Saat ini, Amy telah menyumbangkan 92 galon ASI perah. Bila dikonversi ke dalam liter, jumlahnya sekitar 348 liter ASI dan disumbangkan ke beberapa bank ASI di 4 provinsi di Amerika Serikat serta Canada.

Jumlah tersebut kira-kira sama dengan ASI yang digunakan pada 30.000 kali menyusui.

Hikmah yang dapat kita petik

Bunda, bersyukurlah kita yang dapat menyusui anak-anak kita. Kita tahu bahwa ASI adalah yang terbaik untuk bayi.

Bila Bunda memiliki kelebihan ASI, tak ada salahnya Bunda menyumbangkannya kepada bayi yang membutuhkan. Tentu saja, Bunda harus memenuhi syarat kesehatan untuk dapat menjadi donor ASI.

Di sisi lain, sangat disayangkan bahwa banyak perusahaan yang tidak mendukung ibu menyusui. Kadang ibu menyusi kesulitan untuk meminta waktu untuk memerah ASI saat di jam kerja.

Masih banyak pula tempat umum yang belum memiliki ruang menyusui, sehingga ibu tidak merasa nyaman bila harus menyusui di tempat umum.

Bunda, semoga berita di atas dapat bermanfaat bagi kita semua.

Baca juga artikel menarik lainnya:

Kanker Payudara Membuat Ibu Menyusui Pertama dan Terakhir Kalinya

Benarkan Kualitas ASI Berkurang Setelah Bayi Berusia 2 Tahun?

 

 

Menjadi pendonor ASI merupakan suatu tindakan yang sangat mulia. Hal tersebutlah yang dilakukan oleh seorang ibu yang telah menyumbangkan ASI perah, saat ia mengetahui jika bayi yang dikandungnya telah meninggal di dalam kandungan. Meskipun peristiwa tersebut telah telah terjadi beberapa tahun silam, namun ada beberapa hikmah yang dapat diambil. Yuk simak ulasannya di sini.

Menjadi Pendonor ASI Setelah Sang Bayi meninggal

Perempuan bernama Amy Anderson, sangat berduka ketika mendapat bayinya meninggal di dalam kandungan saat usia janin tersebut memasuki 20 minggu. Istilah kematian bayi dalam kandungan yang telah memasuki masa kehamilan 20 minggu, dinamakan stillbirth. Istilah stilbirth berbeda dengan keguguran, pasalnya keguguran terjadi pada saat usia kehamilan belum memasuki 20 minggu.

tau Terbaik Menyimpan Asi Perah Agar Gizinya Tetap Terjaga

Amy pun memutuskan untuk memompa ASI miliknya secara rutin selayaknya ibu yang memiliki seorang bayi, meskipun sang dokter tidak menganjurkannya. Dimana Amy tetap melakukan hal tersebut untuk mengenang bayinya yang telah meninggal. Kemudian ASI tersebut Amy sumbangkan kepada bayi yang membutuhkan, karena ia mengetahui manfaat ASI begitu besar bagi pertumbuhan bayi.

mau ASI perah ini dari donatur

Amy bahkan berhenti bekerja, untuk terus bisa memompa ASInya. Hal tersebut karena, pihak perusahaan tidak memperbolehkan ia untuk memerah ASI sebab anaknya telah meninggal. Jika dihitung, Amy Anderson telah menyumbangkan ASInya sebanyak 92 galon. Dan bila dikonversikan ke dalam liter, maka jumlah ASI tersebut sekitar 348 liter. Dimana ASI tersebut kemudian disumbangkan ke beberapa bank ASI di 4 provinsi yang ada di Amerika Serikat dan juga Kanada.

Hikmah Yang Didapat

Sebagai seorang ibu yang memiliki ASI berlebih, maka tidak ada salahnya untuk menyumbangkannya kepada bayi yang membutuhkan. Tentu saja sebelum itu, ia harus memenuhi syarat kesehatan untuk menjadi donor ASI perah. Di sisi lain, peraturan perusahaan yang tidak memperbolehkan ibu untuk memerah ASInya tentu saja sangat disayangkan.

tau ASI perah ini dari donatur 92 galon
Peristiwa yang terjadi kepada wanita bernama Amy Anderson tentu saja membuat siapa saja yang mendengarnya menjadi bersimpati. Namun wanita tegar tersebut, dengan mulianya mendonorkan ASInya untuk bayi bayi yang membutuhkan ASI meskipun sang dokter tidak menganjurkannya. Bahkan ia berhenti dari tempat kerjanya untuk bisa tetap memerah ASInya. Semoga ulasan ini dapat menjadi inspirasi ibu di luar sana.

Cerita mitra kami
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Theva Nithy

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Ibu Menyumbang 92 Galon ASI Perah Setelah Bayinya Meninggal Dalam Kandungan
Bagikan:
  • ASI Perah Tersusun Rapi dengan Wadah Buatan Rumah!

    ASI Perah Tersusun Rapi dengan Wadah Buatan Rumah!

  • Bunda, Ini 3 Penyebab Bayi Menolak Minum ASI Perah!

    Bunda, Ini 3 Penyebab Bayi Menolak Minum ASI Perah!

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

  • Momen Nikita Willy Gendong Anak, Posisi Duduk Jadi Sorotan

    Momen Nikita Willy Gendong Anak, Posisi Duduk Jadi Sorotan

  • ASI Perah Tersusun Rapi dengan Wadah Buatan Rumah!

    ASI Perah Tersusun Rapi dengan Wadah Buatan Rumah!

  • Bunda, Ini 3 Penyebab Bayi Menolak Minum ASI Perah!

    Bunda, Ini 3 Penyebab Bayi Menolak Minum ASI Perah!

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

  • Momen Nikita Willy Gendong Anak, Posisi Duduk Jadi Sorotan

    Momen Nikita Willy Gendong Anak, Posisi Duduk Jadi Sorotan

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.