Belum lama ini jagat maya kembali dihebohkan oleh aksi viral salah seorang ibu. Betapa tidak, pasalnya sang ibu beri campuran susu dan telur mentah ke bayi.
Hal ini pun akhirnya mendapatkan respon yang beragam dari para warganet. Kebanyakan mengecam perilaku ibu yang dianggap membahayakan.
Viral Ibu Beri Campuran Susu dan Telur Mentah ke Bayi
Media sosial TikTok dihebohkan oleh unggahan salah seorang ibu yang memberikan campuran susu dan telur mentah. Terlihat, ibu tersebut mencampurkan air, susu formula, dan kuning telur ke dalam botol susu.
Sang ibu mengklaim bahwa campuran tersebut merupakan resep untuk menjadikan bayinya sehat dan cerdas. “Rahasia anak jadi jenius, cerdas, pintar, dan kuat,” tulis sang ibu.
Dalam unggahan itu ia nampak menggunakan telur ayam kampung. Ibu ini pun merekomendasikan omega atau telur puyuh mentah.
Mendapat Banyak Kecaman
Unggahan tersebut akhirnya mendapatkan banyak kecaman karena dianggap menyesatkan serta membahayakan. Salah satu warganet pun megungkapkan kecaman dan pendapatnya.
“Mohon maaf ibu, sebagai tenaga medis saya kurang setuju, jika bayi di bawah 5 tahun dikasih telur mentah, karena orang dewasa saja tidak dianjurkan untuk makan telur mentah,” ujar salah satu akun.
Artikel Terkait : 7 Petunjuk Memberikan Telur Sebagai Makanan Bayi
Tidak Direkomendasikan Dokter
Mengonsumsi telur mentah sendiri tidak dianjurkan. Biar bagaimana pun, mengonsumsi bahan pangan satu ini dalam keadaan mentah memiliki risiko yang cukup tinggi.
“Dalam konteks konsumsi orang dewasa saja, telur kuning mentah berisiko menimbulkan infeksi bakteri salmonella enteritidis. Bakteri ini khususnya banyak teradapat di bagian kuning telur,” ujar dr. Gita Permatasari, Dokter Umum dan Konsultan Laktasi.
Saat kuning telur dengan kandungan bakteri ini dikonsumsi, tubuh akan terkontaminasi bakteri. Bakteri tersebut pun akan masuk ke usus seseorang.
Beberapa gejala dan keluhan yang bisa dirasakan antara lain :
- Alergi
- Demam
- Nyeri perut
- Diare
Artikel Terkait : Penelitian: Rutin makan telur bisa mencegah stroke dan penyakit jantung
Bayi dan Anak Bisa Lebih Berisiko Mengonsumsi Telur Mentah
Selain itu, dalam konteks bila dikonsumsi oleh bayi dan balita, risikonya bisa jauh lebih tinggi, Parents. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sendiri sangat tak merekomendasikan pemberian telur mentah pada anak.
Dalam websitenya, IDAI mengungapkan bahwa telur yang masih mentah ini mengandung bakteri Salmonella yang bisa masuk ke dalam telur yang cangkangnya retak. Dibandingkan orang dewasa, anak balita akan berisiko 4 kali lipat lebih tinggi mengalami keracunan.
Hal ini berlaku bagi anak yang mengonsumsi telur yang mentah maupun setengah matang. Kondisi keracunan makanan akibat Salmonella ini disebut juga dengan Salmonellosis.
Biasanya, gejala dari kondisi ini akan muncul sekitar 12-72 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri. Dalam kasus yang baik dan beruntung, selama 4-7 hari setelahnya kondisi akan jauh lebih membaik tanpa pemberian antibiotik.
Seperti orang dewasa, gejala bisa muncul mulai dari demam, muntah, diare berdarah, hingga anak mengalami dehidrasi. Parents, bila kondisi ini tak diatasi dengan baik akan bisa membahayakan jiwa si kecil.
Sebetulnya, tak hanya telur tidak matang atau telur setengah matang saja yang bisa menyebabkan kondisi ini. Beberapa makanan yang mengandung telur setengah matang pun sebaiknya tetap diperhatikan dan dihindari untuk anak. Misalnya saja masakan buatan rumah seperti mayonnaise, mousse, tiramisu, dan beberapa masakan lain masih bisa berisiko menimbulkan keracunan Salmonella.
Oleh karena itu, memberikan telur yang mentah walaupun dicampur susu tetap tidak disarankan.
Akan jauh lebih baik bila si kecil diberikan telur dalam keadaan yang matang sempurna. Pengolahan telur ini akan menyebabkan kandungan protein meningkat hampir dua kali lipat dapat diserap tubuh daripada telur mentah.
Sebuah penelitian dalam International Journal of Food Sciences and Nutrition pada 2004 mengungkap, bahwa manusia justru menyerap protein lebih banyak dari telur yang sudah matang. Dalam keadaan mentah, protein yang bisa diserap dalam tubuh hanya sebesar 50 persen. Sementara kalau telur sudah matang, protein yang diserap tubuh bisa mencapai 90%. Protein dalam telur yang dimasak 80% lebih mudah dicerna.
Artikel Terkait : Penelitian: makan satu telur sehari, bantu anak tumbuh lebih tinggi
Tips Agar Terhindar dari Keracunan Bakteri
Ada beberapa hal yang sebaiknya Parents perhatikan agar anak tidak mengalami Salmonellosis, yakni :
- Tidak memberikan telur mentah atau setengah matang pada anak
- Lebih teliti lagi saat membeli telur, hindari membeli telur yang kotor atau retak
- Perhatikan penyimpanan telur, sebaiknya simpan di lemari pendingin khususnya pada suhu 0-4° C
- Masak telur hingga matang sempurna, pastikan bagian putih dan kuningnya mengeras. Jangan takut anak akan kehilangan nutrisi, karena telur yang matang dikatakan bisa lebih mudah dicerna oleh anak
- Cuci bersih tangan maupun berbagai alat yang bersentuhan dengan telur mentah
- Telur yang sudah matang harus segera dikonsumsi agar tak terkontaminasi bakteri
Nah Parents, sebaiknya tidak mengikuti hal yang tidak direkomendasikan dokter, ya. Pastikan mengecek ulang fakta ilmiah dibalik setiap informasi yang diterima.
Baca Juga :
6 Resep dan Cara Membuat Telur Asin Berbagai Rasa, Enak dan Gampang!
Kaya nutrisi, ini 7 resep pilihan MPASI telur puyuh yang bisa Parents coba