X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Tidak Selalu Wajib, Ini 6 Hukum Menikah dalam Islam

Bacaan 4 menit

Nikah memang menjadi ibadah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW bagi yang memiliki kemampuan untuk melaksanakannya. Namun, bukan berarti hukum menikah dalam Islam adalah wajib. Ternyata, hukum menikah juga tergantung dari keadaannya.

Dilansir dari NU Online, Sa‘id Mushtafa al-Khin dan Musthafa al-Bugha, Al-Fiqhul Manhaji ‘ala Madzhabil Imamis Syâfii menjelaskan bahwa menurut sudut pandang hukum, disebutkan:

hukum menikah

كتاب النكاح. هُوَ لُغَةً الضَّمُّ وَالْوَطْءُ وَشَرْعًا عَقْدٌ يَتَضَمَّنُ إبَاحَةَ وَطْءٍ بِلَفْظِ إنْكَاحٍ أَوْ نَحْوِهِ

“Hukum nikah secara syara. Nikah memiliki hukum yang berbeda-beda, tidak hanya satu. Hal ini mengikuti kondisi seseorang (secara kasuistik).” (Al-Fithrah, 2000, juz IV: halaman 17)

Artikel terkait: Hindari Perselingkuhan, Patuhi Etika Berteman dengan Lawan Jenis Setelah Menikah ini

Hukum Menikah dalam Islam, dari Sunah Hingga Haram

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum nikah berbeda disesuaikan dengan kondisi seseorang. Selain itu, nikah juga hukumnya bersifat khusus sehingga tidak bisa digeneralisasi. 

Jadi meski dianjurkan, tetapi hukum nikah bisa berubah menurut kondisinya. Dalam kondisi tertentu, hukum menikah bisa menjadi wajib, sunah, bahkan haram. Seperti ini penjelasannya.

1. Hukum Menikah Sunah

hukum menikahi

Sumber: Freepik

Karena menikah sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW, jadi hukum nikah bisa menjadi sunah bagi orang yang memang sudah mampu untuk melaksanakannya. Melansir dari Tirto.id, dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari nomor 4779, tertulis:

“Wahai para pemuda, jika kalian telah mampu, maka menikahlah. Sungguh menikah itu lebih menenteramkan mata dan kelamin. Bagi yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa bisa menjadi tameng baginya.”

2. Sunah Ditinggalkan 

Hukum nikah ini berlaku bagi orang yang sebenarnya ingin menikah, tetapi tidak memiliki kelebihan harta untuk biaya menikah dan menafkahi istri. Dalam kondisi seperti ini, Islam juga menganjurkan orang tersebut untuk menyibukkan dirinya dengan mencari nafkah, beribadah dan berpuasa.

Selain itu, jangan lupa selalu berdoa agar Allah SWT mencukupi hingga memiliki kemampuan untuk menikah. 

hukum menikah

Dalam firman Allah SWT di Surat An-Nur ayat 33. disebutkan: 

 وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ نِكَاحاً حَتَّى يُغْنِيَهُمْ اللَّهُ مِن فَضْلِه ِ 

Artinya: Dan orang-orang yang tidak mampu menikah, hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. 

Jika orang ini tetap memaksakan diri menikah, maka dia dianggap melakukan tindakan yang memiliki hukum khilaful aula. Ini adalah kondisi hukum ketika seseorang meninggalkan apa yang lebih baik untuk dirinya.

Artikel terkait: Fenomena Sologami, Ketika Seseorang Memutuskan Menikah dengan Diri Sendiri

3. Hukum Makruh Menikah

pasien di rumah sakit

Ilustrasi pasien di rumah sakit

Menikah hukumnya bisa jadi makruh jika seseorang memang tidak menginginkan menikah atau karena menderita penyakit tertentu. Orang yang tidak memiliki kemampuan untuk menafkahi istri dan keluarganya, juga makruh untuk menikah.

Jika orang-orang dengan kondisi seperti ini dipaksakan untuk menikah, maka dikhawatirkan semua hak dan kewajiban dalam pernikahan tidak dapat tertunaikan sehingga menjadi dosa. Itulah mengapa hukum nikah ini masuk ke dalam kategori makruh.

4. Lebih Utama Tidak Menikah 

Hukum nikah yang ini berlaku bagi orang yang sebenarnya memiliki kemampuan untuk menafkahi istri dan keluarganya, tetapi dalam kondisi tidak membutuhkan pernikahan. Contohnya adalah orang yang sedang menuntut ilmu atau menyelesaikan pendidikan dalam perusahaannya.

Artikel terkait:Bolehkah Menikahi Ipar Sendiri? Ini hukumnya dalam Islam dan UU Negara

5. Lebih Utama Menikah

hukum menikah

Nah, untuk orang yang memiliki kemampuan untuk menafkahi istri dan keluarganya, serta tidak disibukkan dengan kegiatan lain, seperti bersekolah, maka dia sebaiknya melaksanakan ibadah nikah.

Jika memang sudah siap lahir batin, memiliki kesanggupan dalam hal materi, dan tidak memiliki halangan apapun, maka sudah sepatutnya sebagai seorang muslim untuk menikah.

6. Hukum Menikah yang Haram dalam Islam

Selain kelima hukum di atas, PrianganTimur.com menyebut bahwa hukum nikah juga bisa menjadi haram. Hal itu terjadi pada orang yang tidak memiliki kemampuan atau tanggung jawab untuk membangun rumah tangga, tetapi memaksa untuk menikah.

hukum memukul istri

Misalnya saja, orang yang tidak mampu berhubungan seksual atau tidak memiliki penghasilan sehingga kemungkinan besar tidak bisa menafkahi keluarganya. Maka orang seperti ini diharamkan untuk menikah.

Selain itu, hukum nikah juga menjadi haram jika pernikahan dilakukan dengan maksud untuk menganiaya, menyakiti, dan menelantarkan pasangannya. Lalu, pernikahan yang syarat sah dan kewajibannya tidak terpenuhi, atau bahkan dilanggar, juga jadi haram.

Beberapa contoh pernikahan yang diharamkan dalam Islam adalah kawin kontrak, pernikahan sedarah, pernikahan sejenis, atau pernikahan beda agama antara perempuan muslim dengan laki-laki nonmuslim.

6 Hukum Menikah dalam Islam, Tidak Semuanya Wajib

Itulah beberapa hukum nikah yang berlaku dalam Islam. Jadi, meskipun sangat dianjurkan oleh Rasulullah, bukan berarti nikah hukumnya selalu wajib, ya.

Baca juga:

Bagaimana Hukum Nenek Menyusui Cucu dalam Islam? Ini Penjelasannya

Ini Hukum Suami Memukul Istri, Sudahkah Pasangan Anda Mengetahuinya?

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

elgawindasari

Diedit oleh:

Fitriyani

  • Halaman Depan
  • /
  • Pernikahan
  • /
  • Tidak Selalu Wajib, Ini 6 Hukum Menikah dalam Islam
Bagikan:
  • Mitos Anak Pertama Menikah dengan Anak Terakhir, Jaminan Langgeng?

    Mitos Anak Pertama Menikah dengan Anak Terakhir, Jaminan Langgeng?

  • Mitos Anak Ketiga Menikah dengan Anak Ketiga, Pernikahan pasti Hancur?

    Mitos Anak Ketiga Menikah dengan Anak Ketiga, Pernikahan pasti Hancur?

  • Mitos Orang Jawa tentang Jodoh, Belahan Jiwa yang Diberikan Tuhan di Waktu yang Tepat

    Mitos Orang Jawa tentang Jodoh, Belahan Jiwa yang Diberikan Tuhan di Waktu yang Tepat

  • Mitos Anak Pertama Menikah dengan Anak Terakhir, Jaminan Langgeng?

    Mitos Anak Pertama Menikah dengan Anak Terakhir, Jaminan Langgeng?

  • Mitos Anak Ketiga Menikah dengan Anak Ketiga, Pernikahan pasti Hancur?

    Mitos Anak Ketiga Menikah dengan Anak Ketiga, Pernikahan pasti Hancur?

  • Mitos Orang Jawa tentang Jodoh, Belahan Jiwa yang Diberikan Tuhan di Waktu yang Tepat

    Mitos Orang Jawa tentang Jodoh, Belahan Jiwa yang Diberikan Tuhan di Waktu yang Tepat

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.