Membicarakan masalah kekerasan terhadap perempuan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga, saya selalu merasa ‘ngilu’. Sulit membayangkan betapa berat hidup perempuan yang menjalaninya. Saya pun kemudian jadi bertanya-tanya sendiri, selain dilihat dari kacamata hukum, bagi umat muslim, sebenarnya bagaimana hukum suami memukul istri dilihat dari kacamata Islam?
Mengingat, saat ini masih berlangsung Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Sedunia, yang diperingati setiap tanggal tanggal 25 November sampai 10 Desember, saya pun mencoba mencari tahu mengenai hukum suami memukul istri.
Sebelum mengulas bagaimana hukum suami memukul istri dilihat dari kacamata Islam, bertepatan dengan Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan tahun 2018 ini, Komnas Perempuan juga menemukan banyak pengaduan dan kasus kekerasan pada perempuan tidak tertangani dan terlindungi. Terutama yang terkait dengan kekerasan seksual.
Hal ini disebabkan karena ketiadaan payung hukum yang dapat memahami dan memiliki substansi yang tepat tentang kekerasan pada perempuan, termasuk di dalamnya kekerasan seksual. Fakta ini tentu saja memprihantinkan, mengingat kasus kekerasan pada perempuan masih terus bergulir layaknya efek bola salju.
Oleh karena itu, Komnas Peremuan mengajak masyarakat untuk bergerak bersama menghentikan kekerasan terhadap perempuan!
Artikel Terkait : Sekalipun Tak Mengatakan, Ini 3 Hal yang Diinginkan Suami dari Istrinya
Hukum Suami Memukul Istri Dilihat dari Kacamata Islam
Sebagai perempuan yang menganut agama Islam, saya pun mencoba mencari tahu sebenarnya bagaimana hukum suami memukul istri?
Dalam sebuah video Shihab dan Shihab, Quraish Shihab menjelaskan bahwa selama ini memang tidak sedikit masyarakat yang memiliki persepsi yang keliru dalam memandang perempuan.
“Mereka banyak yang keliru jika menganggap Islam merendahkan perempuan, sehingga mengorbankan hak perempuan,” paparnya,.
Bagaimana dengan Hukum Suami Memukul Istri? Apakah Islam Membolehkannya?
Di awal, Quraish Shihab mempertanyakan, apakah dalam mendidik, orangtua diperbolekan memukul?
Ia pun mengatakan bahwa memang tidak bisa dipungkiri bahwa beberapa tahun lalu, memukul bisa dilakukan orangtua untuk tujuan mendidik. Namun kondisinya untuk saat ini tentu saja sudah berbeda. “Sekarang sudah jauh berkurang. Misalnya dalam perpeloncoaan yang menggunakan kekerasan dengan memukul, tentu tidak dibenarkan.”
“Tetapi, pada prinsipnya memang zaman dulu banyak yang menganggap memukul memang wajar. Ini hal pertama yang perlu dipahami. Kemudian, yang kedua, Islam memang membenarkan suami memukul istrinya, tapi jika kondisinya istri sudah melampaui batas,”
Apa yang dimaksud dengan melampaui batas? Dikatakan oleh Quraish Shibab bahwa konteks melalui batas ini maksudnya apabila sebelumnya suami sudah menasehati istri lebih dulu, selanjutnya suami perlu memperlihatkan bahwa dirinya tidak menyukai sikap istrinya.
Ketika kedua hal itu telah dilakukan pada istri namun memang belum ada perubahan, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah suami perlu memperlihatkan membenci sikap sang istri.
“Maka ini artinya memang ada tahap yang perlu dilakukan dulu. Baru setelah itu suami memang diizinkan memukul istrinya. Tapi, memukul pun ada syaratnya,” tegasnya.
Artikel Terkait : Kisah Pilu Seorang Istri yang Alami KDRT dari Suaminya
Syarat Bila Terpaksa Memukul Istri Dilihat dari Kacamata Islam
“Nabi bersabda, saat memukul istri, ‘Jangan sakiti, jangan tampar wajah, jangan mencederai, pukulan tersebut sekadar pukulan yang tidak menyakiti istri,” tegas Quraish Shihab lagi.
Ulama ini juga mempertegas bahwa arti kata memukul perlu dipahami dengan bijak. Dikatakan olehnya, bahwa di dalam Al Quran sendiri juga dikatakan bahwa orang yang berjalan di muka bumi ini juga dinamai dengan memukul bumi. “Bahkan, seseorang yang mendendangkan lagu anaknya, juga disebut dengan memukul-mukul telinga anak,” ungkapnya
“Jadi sebenarnya, kata memukul tidak harus diartikan dengan pemahaman memukul yang selama ini kita pahami.”
Hal yang perlu diingat lainnnya, Nabi Muhammad juga bersabda bahwa, tidak ada orang yang memukul istrinya kecuali mereka yang gagal dalam hidupnya.
“Artinya apa? Kenapa disebut gagal? Karena suami sebagai kepala rumah tangga sesungguhnya bertugas untuk menjaga rumah tangganya sehingga keluarga hidup harmonis. Kalau dia memukul, berarti dia menjadi orang atau suami yang gagal.”
Artikel Terkait : Pandemi corona bikin kasus KDRT meningkat tajam, begini cara mengatasinya!
****
Baca juga:
Wajib Simpan! Kontak darurat pertolongan KDRT dan kekerasan seksual di seluruh Indonesia
5 Tanda Suami Romantis Menurut Islam, Pak Suami Termasuk Nggak Bun?
15 Rekomendasi Ide Hadiah untuk Suami di 2023, Bermanfaat dan Berkesan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.