Hubungan pernikahan memang akan selalu dinamis. Ada kondisi di mana pasangan suami istri menghadapi konflik, dan terkadang si istri memilih diam sebagai bentuk responnya. Lantas seperti apa ajaran agama memandang hal ini, bagaimanakah hukum istri mendiamkan suami?
Sebelum masuk ke pembahasan lebih jauh, Bunda sendiri pernah nggak mendiamkan si Ayah? Nah, kalau jawabannya iya, apa saja alasan Bunda melakukan hal tersebut?
Pada dasarnya ada berbagai alasan mengapa seseorang memilih untuk mendiamkan pasangannya. Misalnya, ada yang mengambil jurus diam karena ia ingin pasangan berpikir dan menyadari kesalahan yang ia lakukan. Namun ada pula yang mendiamkan pasangan tanpa alasan yang jelas.
Artikel terkait: Suami Tolak Ajakan Istri untuk Berhubungan Intim, Apa Hukumnya dalam Islam?
Hukum Istri Mendiamkan Suami dalam Islam
Islam sebagai ajaran yang menyeluruh tentu memberikan tuntunan agar seorang muslim dapat menjalankan kehidupannya dengan baik. Mulai dari urusan ibadah atau hubungan dengan Allah swt hingga masalah muamalah yang berkaitan dengan interaksi dengan sesama manusia.
Dalam hubungan suami istri, berselisih paham adalah hal yang lumrah. Wajar saja jika sekali waktu timbul gesekan di antara keduanya.
Nah, berkaitan dengan perselisihan dan perbedaan pendapat tersebut, tak jarang istri melakukan aksi mogok bicara. Pasangan itu pun kemudian tak saling bertegur sapa.
Sikap tersebut dikenal dengan istilah hajr atau menghajr. Yaitu suatu tindakan mendiamkan orang lain secara sengaja dengan maksud tertentu. Sebenarnya hajr (mendiamkan), hukum asalnya terlarang dan hanya dibolehkan ketika dalam keadaan yang dirasa perlu.
Rasulullah pun mengajarkan bahwa jika hendak menghajr atau mendiamkan seseorang, tidak dilakukan lebih dari tiga hari. Hal ini sesuai dengan sabda Beliau dalam hadist berikut ini.
وَعَنْ أَبِي أَيُّوبَ – رضي الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: – لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ, فَيُعْرِضُ هَذَا, وَيُعْرِضُ هَذَا, وَخَيْرُهُمَا اَلَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya: Dari Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak halal bagi muslim memutuskan persahabatan dengan saudaranya lebih dari tiga malam. Mereka bertemu, lalu seseorang berpaling dan lainnya juga berpaling. Yang paling baik di antara keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam.” (Bukhari dan Muslim)
Tindakan istri yang mendiamkan suami dibolehkan jika dilakukan dengan maksud untuk menghindari pertengkaran yang sia-sia serta mendorong introspeksi diri. Namun jangan berlama-lama ya, Bun.
Bunda dan Ayah diharapkan lebih mengedepankan komunikasi dan segera berbicara dari hati ke hati. Utarakan apa yang membuat Bunda marah atau kecewa, lalu jangan lupa untuk saling memaafkan.
Artikel terkait: Ini Hukum Suami Memukul Istri, Sudahkah Pasangan Anda Mengetahuinya?
Pandangan dari Sisi Psikologis
Sekarang, mari menilai perilaku mendiamkan pasangan dari sudut pandang psikologis. Ketika sikap diam dilakukan dengan maksud mengambil jeda untuk memikirkan semuanya dan kemudian membahas lagi masalah itu nanti, hal itu sah-sah saja. Tetapi akan lain ceritanya jika diam digunakan sebagai cara memberi tekanan psikis dan menyakiti pasangan. Perlakuan diam semacam ini dikenal dengan sebutan silent treatment.
Melansir VeryWellMind, silent treatment adalah taktik manipulasi yang dapat membuat masalah penting dalam hubungan malah tidak terselesaikan. Hal itu juga dapat membuat pasangan merasa tidak berharga, tidak dicintai, terluka, bingung, frustrasi, marah, dan tidak dianggap.
Mereka yang melakukan silent treatment bisa saja bersikap seolah mereka adalah korban. Atau, berpura-pura tidak tahu ada masalah terjadi dan merasa berhak mengabaikan perasaan pasangannya.
Silent treatment jelas tak menyelesaikan masalah dan bahkan memperburuk keadaan. Dalam hal ini, silent treatment dianggap sebagai bentuk emotional abuse terhadap pasangan. Lebih jauh lagi, pasangan bisa merasa stres dan trauma secara emosional.
Kebiasaan mendiamkan pasangan bukan tak mungkin menimbulkan rasa pengkhianatan karena tak dihargai dan tak dianggap penting. Malah jadi masalah baru kan, Bun?
Jadi, pada akhirnya komunikasi menjadi jalan paling baik untuk menyelesaikan konflik. Hindari kebiasaan ngambek dan sikap cuek tanpa alasan yang jelas. Semoga ulasan tentang hukum istri mendiamkan suami dan penjelasannya dari sisi psikologis ini bermanfaat, ya!
Baca juga:
Mendengarkan Omelan Istri Baik untuk Kesehatan Suami, Ini Penelitiannya
12 Kewajiban Suami Terhadap Istri, Bunda sudah tahu?
Silent Treatment Saat Bertengkar dengan Pasangan, Apa Bahayanya untuk Hubungan Pernikahan?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.