Produksi ASI Bunda tidak sebanyak yang seharusnya? Ada banyak faktor yang memengaruhi kondisi yang disebut hipogalaktia ini, Bunda. Coba simak penjelasan di bawah ini untuk mencari tahu penyebab dan solusinya!
Apa Itu Hipogalaktia?
Bila Bunda merasa khawatir tentang apakah produksi ASI Anda cukup untuk memberi makan bayi Anda yang baru lahir, Anda tidak sendiri, Bunda. Banyak ibu lain yang juga memiliki pikiran seperti Anda.
Kabar baiknya, mayoritas ibu dapat memberikan ASI yang cukup untuk bayi mereka. Hanya sekitar 10-15 persen ibu sajalah produksi ASI-nya benar-benar rendah dan kesulitan menyusui bayi mereka.
Kondisi produksi atau suplai ASI yang rendah ini disebut sebagai sekresi ASI yang kurang normal atau defisiensi sekresi ASI atau secara ilmiah dikenal dengan istilah hipogalaktia.
Oleh karena ini, berkaitan dengan aktivitas menyusui, maka jenis kelamin yang mengalami ini adalah perempuan dan baru saja melahirkan. Hipogalaktia paling sering terjadi pada kelompok usia antara 20-50 tahun.
Gejala Hipogalaktia
Dari penjelasan di atas sudah jelas, bahwa gejala yang ditunjukkan oleh hipogalaktia adalah:
- Persediaan atau produksi ASI yang rendah
- Kesulitan menyusui karena tidak ada pasokan ASI
Artikel terkait: 3 Manfaat Pijat Oksitosin bagi Ibu Menyusui, Termasuk Bisa Melancarkan Produksi ASI
Penyebab Hipogalaktia
Pelekatan yang buruk merupakan salah satu penyebab dari hipogalaktia. (Foto: Shutterstock)
Ada beberapa alasan berbeda mengapa produksi ASI sangat minim atau bayi Anda tidak mendapatkan cukup ASI setiap kali menyusu. Berikut ini penjelasan Very Well Family.
1. Pasokan Susu Memang Rendah
Meskipun tidak umum, hipogalaktia dapat terjadi pada beberapa ibu. Ini biasanya terkait masalah mendasar yang berhubungan dengan produksi ASI di mana penyebabnya ada beberapa hal.
Di antaranya kelelahan, stres ekstrem, operasi payudara sebelumnya, hipotiroidisme, sindrom ovarium polikistik (PCOS), persalinan atau pemulihan pascapersalinan yang sulit, obat-obatan tertentu, payudara yang kurang berkembang, penyakit, kanker payudara, atau kegagalan laktasi.
Ada dari masalah ini yang dapat dikelola, tetapi ada juga yang tidak dapat diatasi.
2. Pelekatan yang Buruk
Salah satu penyebab paling umum dari rendahnya produksi ASI adalah perlekatan yang buruk. Jika mulut bayi tidak menempel dengan benar ke payudara Anda, maka payudara tidak akan mengeluarkan ASI dengan efisien dan optimal. Dan dampak berikutnya, justru menyebabkan tubuh Anda lebih sedikit memproduksi ASI.
Jika Bunda tidak yakin apakah selama ini perlekatan bayi sudah benar atau belum, mintalah seseorang untuk mengevaluasi pelekatan tersebut bersama-sama Anda. Misalnya dengan meminta bantuan kepada perawat, dokter, konsultan laktasi, sabahat atau keluarga.
Sering kali, sedikit perubahan posisi saja bisa membuat perbedaan besar dalam efisiensi perlekatan –dan juga kenyamanan menyusui.
3. Jarang Menyusui
Tidak cukup sering menyusui juga merupakan alasan umum produksi ASI menurun. Bayi baru lahir perlu menyusui setiap 2-3 jam, baik itu siang ataupun di malam hari. Prinsip ASI adalah supply and demand, semakin sering Bunda menyusui, semakin payudara akan terangsang untuk memproduksi ASI yang sehat.
Akan tetapi, jika Bunda membiarkan bayi tertidur lama di waktu menyusunya atau memberi mereka minum susu dengan botol sebagai pengganti menyusui, itu juga dapat memengaruhi produksi ASI Anda.
Itulah sebabnya para ahli merekomendasikan agar setiap ibu menyusui bayinya sesuai permintaan bayi, yaitu setiap kali bayi menunjukkan tanda-tanda lapar, serta membangunkannya dari tidur siang setiap tiga jam untuk memberi makan jika memang diperlukan.
4. Pemberian Makan yang Singkat
Setiap kali Bunda menyusui, biarkan bayi menyusu selama kurang lebih 30 menit di setiap sisi payudara. Jika bayi menyusu kurang dari 5 menit, kemungkinan tidak cukup waktu bagi mereka untuk mengosongkan ASI dari payudara Anda, dan ini dapat memengaruhi produksi ASI di kemudian waktu.
5. Growth Spurt
Ketika bayi masuk dalam fase growth spurt, biasanya nafsu makannya sangat tinggi dan bayi akan minta menyusu terus-menerus. Akibatnya, payudara tidak memiliki waktu untuk memproduksi ASI dan akan butuh waktu lama hingga suplai ASI terisi kembali.
Jika Anda memberi makan bayi ketika mereka menunjukkan tanda-tanda lapar, tubuh secara alamiah akan mengenali peningkatan permintaan dan mulai memproduksi lebih banyak lagi ASI.
Faktor Risiko Hipogalaktia
Mengutip Mayo Clinic, faktor lain yang juga dapat memengaruhi penurunan produksi ASI antara lain:
- Ada riwayat keluarga
- Kelahiran prematur
- Obesitas atau terlalu mempertahankan berat badan selama kehamilan
- Tekanan darah tinggi yang dipicu dari induksi kehamilan
- Diabetes tipe 2, tergantung apakah insulin terkontrol dengan baik/tidak
- Kanker ovarium
- Kanker payudara pramenopause
- Penggunaan obat-obatan tertentu
- Operasi payudara yang sebelumnya dilakukan dan kemudian memengaruhi produksi ASI
- Sindrom metabolik
Artikel terkait: Produksi ASI Seret, Lakukan Ini untuk Mencegahnya
Apakah Hipogalaktia Bisa Dicegah dan Diobati?
Ada beberapa tindakan perawatan diri yang bisa Bunda lakukan untuk membantu mencegah hipogalaktia. Dan cara ini ternyata bisa juga dilakukan sebagai tindakan pengobatan atau pengelolaan hipogalaktia, nih, Bunda.
- Latihan stimulasi puting susu untuk meningkatkan insufisiensi laktasi
- Membelai puting
- Memijat payudara
- Memutar puting di antara ibu jari dan jari
Meskipun banyak wanita khawatir tentang suplai ASI yang rendah, produksi ASI yang tidak mencukupi jarang terjadi. Faktanya, kebanyakan ibu menghasilkan sepertiga lebih banyak ASI daripada yang biasanya diminum bayi mereka.
Pengobatan dan terapi alternatif lainnya untuk membantu pengobatan atau pengelolaan hipogalaktia adalah:
- Memijat payudara
- Asupan galactagogues herbal untuk membantu meningkatkan produksi ASI
Komplikasi Hipogalaktia jika Tidak Diobati
Hipogalaktia bisa menyebabkan komplikasi jika tidak segera diobati. Salah satu yang paling dihindari terjadi pada ibu menyusui adalah jika hipogalaktia menyebabkan mastitis laktasi.
Mastitis Laktasi
Mastitis, menurut Mayo Clinic, adalah peradangan jaringan payudara yang terkadang melibatkan infeksi. Peradangan menyebabkan nyeri payudara, pembengkakan, kehangatan, kemerahan, dan mungkin juga demam dan kedinginan.
Mastitis laktasi bisa menyebabkan ibu merasa lelah dan stres hingga sulit untuk merawat bayinya. Kadang juga kondisi ini ‘memaksa’ ibu buru-buru menyapih bayinya.
Artikel terkait: Benarkah produksi ASI akan menurun jika Busui memakai bra kawat?
10 Cara Mengatasi Hipogalaktia Sesuai dengan Penyebabnya
Hindari mengonsumsi obat-obatan secara sembarangan selama Anda masih menyusui si kecil, Bunda. (Foto: Shutterstock)
Hipogalaktia sebenarnya bisa dengan mudah diatasi, yakni dengan mencari solusi sesuai dengan penyebab masalahnya. Begini caranya:
1. Berikan ASI Sesegera Mungkin
Menunggu terlalu lama untuk mulai menyusui dapat menyebabkan hipogalaktia. Jika bayi tertidur, bangunkan, lalu gelitik ujung bibirnya dengan lembut. Secara otomatis mulut mungil itu akan mencari payudara Anda.
2. Lebih Sering Menyusui
Selama beberapa minggu pertama, menyusuilah 8-12 kali sehari atau kira-kira setiap 2–3 tiga jam.
3. Kompres Payudara
Bunda juga bisa mencoba melakukan kompresi payudara saat menyusui, yaitu dengan memegang payudara di antara ibu jari dan jari, lalu meremasnya dengan lembut saat bayi akan menyusu.
4. Periksa Pelekatan Bayi
Pastikan mulutnya melekat dan berada di posisi yang benar. Lalu cari tanda-tanda bayi menelan.
5. Waspada Masalah Makan
Tawarkan kedua payudara setiap kali menyusui (kosongkan kedua payudara). Tidak apa-apa jika bayi sudah kenyang menyusu hanya dengan satu payudara, tetapi segeralah pompa ASI dari payudara sebelahnya yang masih penuh.
Ini untuk mengurangi tekanan, karena ketika payudara memproduksi ASI, itu berlaku untuk kedua payudara –tidak hanya pada payudara yang kosong. Jika Bunda mengeluarkan semua ASI, tubuh Anda akan dirangsang untuk membuat jumlah yang lebih besar untuk menyusui berikutnya.
6. Jangan Lewatkan Sesi Menyusui
Pompa payudara Bunda setiap kali melewatkan sesi menyusui untuk membantu melindungi suplai ASI.
7. Hindari Pemakaian Dot
Dot bisa menyebabkan bingung puting. Cobalah untuk menggunakan soft cup feeder, sendok takar, pipet, syringe ataupun gelas sloki untuk pemberian ASI perah.
8. Konsumsi Obat dengan Hati-Hati dan Bijak
Obat-obatan tertentu dapat mengurangi suplai ASI, nih, Bunda. Di antaranya obat yang mengandung pseudoefedrin (rhinos, tremenza). selain obat, berhati-hati juga terhadap jenis kontrasepsi hormonal tertentu, setidaknya sampai meng-ASI-hi benar-benar optimal.
9. Hindari Alkohol dan Nikotin
Minum alkohol dan merokok dalam jumlah sedang hingga berat dapat menurunkan produksi ASI.
10. Merawat Diri dengan Baik
Penting juga untuk merawat diri sendiri saat Bunda sedang menyusui. Pastikan Bunda makan makanan yang seimbang dan bergizi, minum banyak air, dan tidur sebanyak yang Anda bisa. Beberapa orang juga melengkapi diet mereka dengan kue laktasi, suplemen herbal, dan obat-obatan (anjuran dokter).
Kapan Harus ke Dokter Saat Mengalami Hipogalaktia?
Menjaga suplai ASI Anda selama menyusui penting untuk kesehatan dan pertumbuhan bayi. Jika Bunda khawatir tentang suplai ASI atau apakah bayi Anda makan dengan cukup atau ada masalah pada payudara (mastitis, misalnya), segera konsultasi dan periksakan ke konsultan laktasi, dokter anak, atau dokter Anda.
Dalam kebanyakan kasus, produksi ASI pada ibu biasanya akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Di mana artinya, jika ibu menyusui secara teratur maka tubuhnya secara otomatis akan terus memproduksi ASI.
Baca juga:
5 Rekomendasi ASI Booster Alami di 2024, Suplemen hingga Essential Oil
Bisa membantu melancarkan ASI, ini 5 resep jus segar untuk ibu menyusui
Bisa turunkan berat badan, 7 makanan ini juga meningkatkan produksi ASI
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.