Hiperemesis Gravidarum (HG) sering disalahpahami sebagai gejala mual muntah yang biasa terjadi pada ibu hamil. Padahal, gejalanya jauh lebih parah dan lebih intens daripada morning sickness.
Hanya sekitar 3% dari semua ibu hamil yang pernah mengalaminya. Kate Middleton, istri Pangeran William termasuk salah satu wanita yang pernah mengalaminya.
Kebanyakan, ibu hamil mengalami gejala morning sickness yang bervariasi (70-80%). Studi terbaru menyatakan, kurang lebih ada 60 ribu kasus morning sickness ekstrim yang disebut hiperemesis gravidarum. Jumlah ini berasal dari laporan mereka yang menjalani perawatan di rumah sakit.
Peneliti memperkirakan jumlahnya lebih besar, karena belum termasuk ibu hamil dengan gejala HG yang dirawat di rumah. Sayangnya, tidak ada obat untuk HG, namun gejala ini hanya bersifat sementara dan bisa ditangani agar tidak terlalu sulit bagi si ibu yang mengalaminya.
Artikel Terkait: Hyperemesis Gravidarum Pada Awal Kehamilan Kate Middleton
Daftar isi
Apa itu Hiperemesis Gravidarum?
Hiperemesis gravidarum adalah sebuah kondisi yang ditandai dengan gejala mual yang parah, muntah-muntah, kehilangan berat badan dan gangguan elektrolit di dalam tubuh.
Gejala yang sedang bisa ditangani dengan perubahan pola makan, namun bila sudah parah si ibu harus menjalani perawatan di rumah sakit, untuk mendapatkan cairan dan nutrisi melalui infus.
Saat ibu hamil mengalami HG, dia akan muntah dengan frekuensi yang sangat sering, bahkan terus menerus. Hal inilah yang memicu terjadinya dehidrasi dan penurunan berat badan. Kondisi ini bisa berlangsung sepanjang kehamilan, bahkan hingga bayi lahir.
Penyebab Hiperemesis Gravidarum
Dokter dan ahli kesehatan belum tahu penyebab pasti dari hiperemesis gravidarum. Namun, beberapa pakar menyebut bahwa tingkat hormon yang meningkat saat hamil menjadi salah satu penyebab terjadinya HG.
HG biasa menyerang ibu hamil pada minggu keempat dan keenam masa kehamilan. Gejalanya akan memburuk pada minggu ke-9 dan minggu ke-13, ditandai dengan muntah yang parah, hingga membuat ibu tidak mampu melakukan aktifitas apapun.
Pada kasus yang sering terjadi, gejala HG akan menghilang pada minggu ke-14-20, meskipun ada lebih dari 20% kasus ibu hamil dengan HG mengalami gejala mual dan muntah parah sepanjang kehamilan.
Karena penyebab pastinya belum diketahui, maka dokter pun belum bisa memastikan tindakan pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya HG. Namun ibu hamil dengan HG bisa tenang, sebab ada cara untuk membuat gejalanya bisa ditangani.
Gejala Hiperemesis Gravidarum
- Mual dan muntah yang parah
- Penurunan nafsu makan
- Berat badan turun hingga 5% dari berat badan sebelum hamil, atau malah lebih
- Frekuensi buang air kecil berkurang
- Dehidrasi
- Sakit kepala
- Perasaan bingung
- Pingsan
- Penyakit kuning
- Kelelahan esktrim
- Tekanan darah rendah
- Detak jantung yang cepat
- Elastisitas kulit berkurang
- Depresi
- Gelisah
- Berkurangnya daya konsentrasi
- Dysgeusia (perubahan pada indera perasa/lidah) yang membuat ibu kehilangan nafsu makan karena semua makanan terasa tidak enak di mulutnya
- Sensitif pada bau
- Mudah marah
- Perubahan mood
Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum
Apa saja faktor risiko hiperemesis gravidarum?
Faktor risiko adalah sesuatu yang meningkatkan peluang Anda terkena penyakit atau kondisi. Faktor risiko tidak selalu berarti bahwa Anda akan mengembangkan suatu kondisi.
Laman Cleveland Clinic menulis, pada kasus hiperemesis gravidarum, berikut adalah faktor risikonya:
- Hiperemesis gravidarum terjadi selama kehamilan sebelumnya
- Kelebihan berat badan
- Mengalami kehamilan ganda/kembar
- Menjadi seorang ibu untuk pertama kalinya
- Adanya penyakit trofoblas, yang melibatkan pertumbuhan abnormal sel-sel di dalam rahim
Penanganan Hiperemesis Gravidarum
Penanganan HG tergantung dari gejala yang dialami oleh penderita, dan seberapa parah HG memengaruhi kesehatan si ibu hamil. Lebih dari 5% ibu hamil yang mengalami HG harus masuk rumah sakit.
Beberapa hal berikut ini mungkin disarankan oleh dokter:
- Merubah gaya hidup. Bila Anda masih bisa makan, makanlah secara perlahan dengan porsi kecil namun lebih sering. Begitupun dengan minum, dianjurkan untuk banyak minum air putih lebih sering dengan jumlah sedikit dalam satu waktu, minumlah menggunakan sedotan. Bila makanan hangat menimbulkan mual, makanlah makanan dingin, begitu juga sebaliknya. Dokter mungkin akan memberi Anda suplemen nutrisi dan vitamin sebagai pengganti elektrolit. Berusahalah untuk tidur dengan cukup dan mengendalikan stres.
- Jahe. Jahe diyakini bisa mengurangi gejala mual dan muntah, konsumsi dalam dosis kecil sebanyak 1 gram hingga 1,5 gram, Anda bisa mencampurkan ke dalam minuman, atau dikonsumsi sebagai jamu.
- Vitamin B1. Suplemen ini bisa membantu mengurangi perasaan mual.
- Obat-obatan. Dokter akan memberikan Anda obat untuk mengurangi frekunesi muntah, bisa berupa pil, suntikan, atau infus. Tentunya obat-obatan ini aman untuk bayi.
- Membersihkan mulut dengan pasta gigi yang aman. Artinya tidak mengandung zat berbahaya dan bisa memicu rasa mual semakin parah.
Bila sudah menjalani perawatan di atas dan gejala masih berlanjut hingga mengalami komplikasi, dokter akan menyarankan Anda untuk rawat inap. Anda akan menerima perawatan untuk memastikan tubuh tetap terhidrasi. Bila Anda tidak bisa menelan apapun, dokter akan memberikan anda nutrisi melalui selang yang dihubungkan dengan perut anda.
Saat Anda sudah bisa makan dengan baik, dan tidak lagi sering muntah, Anda bisa menghentikan perawatan. HG pada akhirnya akan berhenti setelah bayi lahir. Bersabar dan tetap kuat dalam menjalani HG adalah salah satu pengorbanan yang harus dilakukan ibu selama hamil, ingatlah bahwa pengorbanan Anda tidak akan sia-sia. Karena setelah Anda berhasil melewatinya, Anda akan memiliki bayi yang lucu yang siap menerima limpahan kasih sayang dari orangtuanya.
Apa Bedanya Hiperemesis Gravidarum dengan Morning Sickness
Berikut adalah perbedaan Hiperemesis gravidarum dengan morning sickness sebagaimana dikutip laman American Pregnancy.
Morning Sickness: |
Hyperemesis Gravidarum: |
Mual kadang disertai muntah |
Mual disertai muntah hebat |
Mual yang mereda pada 12 minggu atau segera setelahnya |
Mual yang tidak mereda |
Muntah yang tidak menyebabkan dehidrasi parah |
Muntah yang menyebabkan dehidrasi parah |
Muntah yang membuat Anda tidak bisa menahan makanan |
Muntah yang membuat Anda tidak bisa menyimpan makanan apa pun |
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum
Bagaimana hiperemesis gravidarum didiagnosis?
Dalam mendiagnosa apakah Anda hiperemesis gravidarum atau tidak, dokter biasanya akan bertanya tentang gejala, mengambil riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik. Selain itu, dokter mungkin memesan tes laboratorium tertentu untuk membantu dalam membuat diagnosis.
Risiko Komplikasi
Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan masalah bagi Anda dan bayi Anda. Web MD menjelaskan, penyakit ini dapat memengaruhi:
- Berat badan akan mengalami penurunan. Biasanya Anda akan kehilangan 5% berat badan.
- Mempengaruhi ginjal Anda. Ginjal mungkin berhenti bekerja dengan baik, yang menyebabkan Anda buang air kecil lebih sedikit dari yang seharusnya.
- Keseimbangan mineral Anda. Anda mungkin memiliki kadar mineral yang rendah, yang disebut elektrolit, yang dibutuhkan tubuh Anda. Unsur ini termasuk natrium dan kalium. Ketika Anda tidak memiliki cukup unsur-unsur ini, hal ini dapat menyebabkan pusing, kelemahan, dan perubahan tekanan darah.
- Berpengaruh pada otot Anda. Malnutrisi, ketidakseimbangan elektrolit, dan kebutuhan istirahat di tempat tidur dapat melemahkan otot Anda.
- Penyakit ini juga berpengaruh pada produksi air liur Anda. Anda mungkin menghasilkan terlalu banyak air liur, sementara itu menelannya bisa membuat mual semakin parah.
Dokter Anda perlu membantu Anda mengelola ini. Tanpa perawatan, ada kemungkinan lebih tinggi bayi Anda akan lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah. Salah satu dari ini dapat menempatkan mereka pada risiko masalah kesehatan.
Pencegahan Hiperemesis Gravidarum
Meskipun tidak ada cara yang diketahui untuk sepenuhnya mencegah hiperemesis gravidarum, langkah-langkah berikut dapat membantu mencegah mual di pagi hari menjadi parah:
- Makan dalam porsi kecil, dan sering.
- Makan makanan yang hambar.
- Menunggu sampai mual membaik sebelum mengonsumsi suplemen zat besi.
- Menggunakan gelang titik tekanan, minum/makanan makanan yang kaya vitamin B6 dan/atau jahe, seperti yang direkomendasikan oleh penyedia layanan kesehatan.
Tingkatan Keparahan Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum memiliki beberapa tingkatan keparahan dan setiap perempuan mengalami tingkatan yang berbeda. Dengan memahami tingkatan Hiperemesis Gravidarum maka akan membantu penderita untuk segera melakukan perawatan atau tindakan agar penyakit yang diderita tak semakin parah. Terlebih kondisi ibu hamil yang tentunya berbeda dengan orang biasa sehingga perlu mengetahui lebih dalam tentang tingkatan Hiperemesis Gravidarum.
Berikut ini tiga tingkatan Hiperemesis Gravidarum!
1. Ringan
Biasanya, ibu hamil yang mengalami tingkatan Hiperemesis Gravidarum ringan, masih bisa beraktivitas dengan baik meskipun merasakan sakit.
Berikut beberapa hal yang dirasakan ketika ibu hamil menderita Hiperemesis Gravidarum ringan:
- Biasanya rasa sakit atau gejala akan hilang pada pertengahan kehamilan.
- Mengalami penurunan berat badan hingga 5%.
- Membutuhkan konsumsi obat-obatan tertentu atau cairan.
- Ibu hamil dapat beraktivitas sehari-hari.
- Pemulihan akan memakan waktu hingga beberapa bulan atau lebih.
Penting diketahui bahwa Hiperemesis Gravidarum ringan bukanlah hanya sekadar mual di pagi hari, sehingga penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala HG ringan. Sebab, jika tak segera mendapatkan perawatan, maka ibu hamil yang mengidap HG ringan berisiko membahayakan diri dan janin dalam kandungan.
2. Sedang
Ibu hamil yang menderita Hiperemesis Gravidarum tingkat sedang cenderung merasakan sakit dan anggota tubuhnya berjuang lebih keras untuk bisa berfungsi dengan baik saat merasakan sakit. Beberapa tanda seseorang mengalami Hiperemesis Gravidarum sedang ialah:
- Biasanya belum bisa mereda bahkan berlanjut hingga pertengahan kehamilan tetapi rasa sakitnya berkurang.
- Penurunan berat badan 5-10%
- Membutuhkan obat-obatan, dan terkadang cairan dan/atau terapi nutrisi
- Merasa sangat kelelahan dan hanya mampu melakukan beberapa aktivitas saja.
- Pemulihan membutuhkan waktu beberapa bulan.
- Risiko trauma dan perubahan gaya hidup dalam keluarga mungkin terjadi.
3. Berat
Ibu yang mengalami Hiperemesis Gravidarum tingkat berat umumnya akan kesulitan beraktivitas dan merasa kesakitan. Berikut beberapa ciri perempuan mengalami Hiperemesis Gravidarum tingkat berat:
- Gejala yang timbul sulit dikendalikan dengan obat-obatan.
- Penurunan berat badan 10% atau lebih.
- Membutuhkan cairan, obat-obatan, dan terkadang dukungan nutrisi selama berbulan-bulan.
- Ibu kelelahan, kurang gizi, dan tidak mampu merawat dirinya sendiri.
- Pemulihan bisa memakan waktu 1-2 bulan.
- Tanda-tanda trauma dan perubahan perilaku dalam berumah tangga sering terjadi
- Jika tak segera mendapat perawatan dan pengobatan maka nyawa ibu dan janin dalam kandungan bisa berbahaya.
Kapan Harus ke Dokter?
Sebaiknya Bunda yang sedang hamil sebaiknya menjalani pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan sedari awal kehamilan. Hal ini penting dilakukan agar kondisi kesehatan ibu dan janin terpantau dengan baik. Lantas, berapa kali ibu hamil harus ke dokter untuk memeriksakan kandungannya>
- Usia kehamilan 4-28 minggu dianjurkan untuk ke dokter sebanyak sebulan 1 kali.
- Usia kehamilan 28-36 minggu dianjurkan untuk ke dokter sebanyak sebulan 2 kali.
- Usia kehamilan 36-40 minggu dianjurkan untuk ke dokter sebanyak sebulan 4 kali.
Selain itu, Bunda juga harus segera memeriksa diri apabila selama hamil mengalami mual dan muntah yang parah disertai dengan:
- Pusing
- Tidak mau dan tidak bisa menelan makanan selama 12 jam
- Sakit perut
- Gejala dehidrasi seperti lemas, jarang buang air kecil, kulit kering, hingga jantung berdebar.
- Muntah darah
- Berat badan turun drastis
Perawatan
Seseorang yang didiagnosis mengidap hiperemesis gravidarum haruslah segera mendapatkan perawatan rawat inap untuk mengembalikan cairan dan mengganti elektrolit dengan memasukkan obat dan cairan melalui vena (intravena).
Makanan tidak boleh diberikan melalui mulut sampai mual dan muntah berhenti dan ibu hamil tidak dehidrasi. Sebaliknya, makanan dapat diberikan melalui usus (makanan enteral) atau melalui suntikan melalui rute lain (makanan parenteral).
Suplementasi vitamin (terutama vitamin B6, C dan tiamin) juga bisa dikonsumsi untuk mencegah terjadinya ensefalopati Wernicke. Umumnya, gejala mual dan muntah berat bisa dihentikan dengan perawatan ini. Namun, jika masih merasa mual dan muntah, terapi obat antiemetik mungkin dianjurkan.
Apabila mual dan muntah sudah berhenti, langkah berikutnya ialah memasukan suplemen nutrisi enteral yang diperlukan untuk meredakan mual. Dokter harus secara hati-hati dan perlahan memasukkan cairan dan makanan berukuran lebih kecil dan sesering mungkin kepada penderita. Makanan yang disantap pun harus tinggi karbo dan rendah lemak.
Konseling bisa dianjurkan bagi wanita untuk membantu mengatasi komplikasi. Selain itu, konsumsi obat-obatan pereda muntah untuk gejala ringan juga bisa mengurangi rasa mual dan muntah tersebut. Lebih penting, ibu hamil juga harus banyak istirahat di tempat tidur, hindari makanan yang dapat memicu mual dan muntah.
Dalam beberapa kasus hiperemesis gravidarum, obat pereda mual dan muntah biasanya diresepkan oleh dokter seperti terapi obat antiemetik termasuk doxylamine/pyridoxine, diphenhydramine, metoclopramide, ondansetron dan kortikosteroid.
Sebuah penelitian yang melibatkan 254 perempuan hamil yang mengidap hiperemesis gravidarum di Amerika Serikat, diberikan 36 obat atau perawatan yang berbeda-beda seperti (antasida, antihistamin, cairan intravena, promethazine, metoclopramide, sea-band, diet khusus, vitamin, dan ondansetron. Hasilnya, ondansetron dan/atau cairan intravena adalah yang paling efektif (sekitar 50%) dalam mengobati hiperemesis gravidarum.
Sebuah uji klinis ondansetron baru-baru ini juga menemukan ondansetron lebih unggul dalam pengobatan mual dan muntah selama kehamilan. Namun, studi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui risiko atau efek samping pada janin dalam kandungan.
Pertanyaan Populer Terkait Hiperemesis Gravidarum
Berikut ini beberapa pertanyaan populer terkait hiperemesis gravidarum yang kerap ditanyakan oleh banyak orang.
1. Berapa lama hiperemesis pada ibu hamil?
Biasanya, hiperemesis gravidarum dimulai dari usia kehamilan 4 minggu hingga 8 minggu. Namun, sebagian orang mengalami hiperemesis gravidarum hingga usia kandungan 16 minggu atau lebih. Tapi, hiperemesis gravidarum akan memuncak ketika usia kehamilan mencapai 20 minggu.
2. Apakah Hiperemesis Gravidarum membahayakan ibu dan janin?
Ya, hiperemesis gravidarum bisa membahayakan kondisi ibu hamil dan janin dalam kandungan apabila mengalami mual dan muntah yang berlebihan hingga mengakibatkan tubuh kekurangan atau kehilangan banyak cairan.
Hal ini dapat memicu risiko dehidrasi dan gangguan elektrolit. Apabila tidak ditangani dengan baik, maka hal ini dapat memperburuk kondisi ibu dan janin bahkan mengalami deep vein thrombosis (trombosis vena dalam).
3. Apakah Hiperemesis Gravidarum dapat menyebabkan keguguran?
Ya, hiperemesis gravidarum berisiko menyebabkan keguguran. Umumnya, hiperemesis gravidarum memang akan hilang saat memasuki usia kehamilan di trimester kedua atau 20 minggu. Tapi, dalam beberapa kasus, tingkatan penderita berat serta tanpa pengobatan dan perawatan bisa menyebabkan ibu hamil mengalami preeklamsia bahkan sampai keguguran.
4. Berapa kali muntah pada Hiperemesis Gravidarum?
Hiperemesis gravidarum ditandai dengan gejala mual dan muntah yang bisa dialami lebih dari 3-4 kali dalam sehari. Tapi, Bunda tak perlu khawatir, karena biasanya gejala mual dan muntah ini hanya akan berlangsung hingga maksimal 20 minggu usia kehamilan.
Namun, jika lebih dari 20 minggu masih merasakan gejala mual dan muntah hingga menyebabkan dehidrasi bahkan kekurangan cairan, maka segera hubungi dokter untuk memperoleh penanganan dan perawatan yang tepat.
Demikian hal-hal penting terkait hiperemesis gravidarum, mulai dari gejala, penyebab hingga langkah perawatannya. Semoga bermanfaat.
***
Artikel telah diupdate oleh: Lolita Valda Claudia
Hyperemesis gravidarum
medlineplus.gov/ency/article/001499.htm#
Hyperemesis Gravidarum
americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-complications/hyperemesis-gravidarum/
Hyperemesis Gravidarum (Severe Nausea & Vomiting During Pregnancy)
Hyperemesis Gravidarum
emedicine.medscape.com/article/254751-overview
What Is Hyperemesis Gravidarum?
Baca juga:
Bumil Sering Alami Rasa Logam di Mulut? Ini Cara Mengatasinya