Saat hamil, kondisi kekurangan air ketuban harus diwaspadai, karena bisa membahayakan janin. Lantas, bagaimana dengan kondisi kelebihan air ketuban atau disebut hidramnion? Simak lebih jauh mengenai apa itu hidramnion dan cara mengatasinya berikut ini.
Mengenal Hidramnion pada Ibu Hamil, Penyebab Air Ketuban Terlalu Banyak
Air ketuban atau dalam dunia medis disebut amnion adalah cairan yang mengelilingi janin di dalam kandungan. Cairan ini berfungsi untuk melindungi janin serta menjaga keselamatan dan mendukung perkembangan janin selama berada di dalam rahim.
Normalnya, air ketuban memiliki volume yang berubah-ubah sesuai dengan usia kandungan. Ketika kandungan berusia 12 minggu, maka volume air ketuban yang normal adalah 60 ml. Di usia 16 minggu, volume air ketuban mencapai 175 ml. Jumlah ini semakin meningkat menjadi 400-1200 ml di usia kehamilan 34-38 minggu.
Namun demikian, ada kondisi khusus ketika ibu hamil justru mengalami kekurangan atau kelebihan air ketuban. Hidramnion adalah kondisi ketika ibu hamil mengalami kelebihan air ketuban yang dapat mengganggu perkembangan janin. Ibu hamil yang mengalami hidramnion perlu memantau kondisinya untuk mengetahui apakah janin dalam keadaan sehat.
Penyebabnya hingga kini belum diketahui secara pasti. Namun, berdasarkan laporan Mayo Clinic, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seorang ibu hamil mengalami hidramnion, yaitu sebagai berikut:
- Hamil kembar.
- Ibu menderita diabetes gestasional.
- Janin kesulitan menelan cairan ketuban.
- Infeksi pada janin.
- Janin kekurangan sel darah merah.
- Masalah pada plasenta.
- Masalah rhesus darah.
- Penumpukan cairan pada janin.
- Masalah genetik pada paru-paru janin atau sistem saraf pusatnya.
- Kelainan bawaan seperti penyumbatan saluran pencernaan atau saluran kemih janin.
Baca juga: 5 Masalah cairan ketuban yang sering terjadi, Bumil perlu waspada nih!
Ciri-ciri Hidramnion pada Ibu Hamil
Kelebihan air ketuban lebih banyak dialami oleh ibu hamil ketika memasuki trimester kedua. Gejalanya juga biasanya ringan bahkan relatif tidak signifikan. Namun, dalam kondisi yang parah maka ibu hamil bisa mengalami gejala sebagai berikut:
- Sesak napas.
- Pembengkakan di perut bagian bawah.
- Kontraksi.
- Kaki bengkak.
- Perut terlalu besar dan berat.
- Rasa tidak nyaman saat buang air kecil.
- Kondisi janin tidak normal.
Jika ibu hamil tidak merasakan gejala di atas, tetapi ukuran perut hamil lebih besar daripada seharusnya, maka alangkah lebih baik apabila memeriksakan kandungan ke dokter. Dokter nantinya akan melakukan pengecekan volume air ketuban lewat USG.
Baca juga: Kenapa ada air ketuban di perut ibu hamil? Ternyata ini fungsinya!
Risiko Hidramnion pada Ibu Hamil dan Janin
Pada umumnya, kelebihan cairan ketuban tidak mengindikasikan penyakit serius sehingga ibu hamil hanya perlu beristirahat. Namun, ada risiko komplikasi yang akan dialami oleh ibu hamil tergantung dengan kondisi kesehatan masing-masing. Berikut risikonya:
- Meningkatkan risiko persalinan prematur.
- Plasenta terlepas dari dinding uterus sebelum waktu persalinan.
- Prolaps tali pusar, yakni saat tali pusat jatuh ke vagina lebih dulu daripada bayi.
- Persalinan caesar.
- Proses persalinan lebih lama.
- Perdarahan usai melahirkan.
- Janin cacat bawaan lahir.
- Bayi sungsang sehingga menyulitkan proses persalinan.
- Tali pusar melilit bayi.
Baca juga: Awas! Air ketuban sedikit berbahaya bagi janin, makan buah ini untuk mengatasinya
Penanganan Hidramnion pada Ibu Hamil
Hidramnion yang cukup parah dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin. Oleh sebab itu, perlu ada tindakan medis untuk menangani kondisi tersebut. Ada beberapa opsi bagi ibu hamil yang mengalami kondisi ini, yaitu:
- Dokter akan melakukan prosedur amniocentesis. Jadi, dokter akan mengambil sampel air ketuban untuk dianalisis di laboratorium. Janin juga akan dipantau setelah usia kehamilan mencapai 32 minggu.
- Apabila kondisinya cukup parah, maka dokter akan melakukan amnioreduction. Dokter akan mengeluarkan air ketuban, namun prosedur ini masih menuai kontroversi terkait keamanannya.
- Dokter juga bisa memberikan obat khusus yang dapat menurunkan jumlah urine dari janin sehingga air ketuban tidak bertambah banyak.
- Bisa juga mengonsumsi obat-obatan yang bersifat antiradang bagi ibu hamil untuk mencegah risiko komplikasi akibat kelebihan cairan ketuban.
Selain penanganan seperti di atas, dokter biasanya juga akan melakukan tes darah untuk memastikan apakah ibu hamil mengalami diabetes gestasional. Jika iya, maka akan diberikan obat-obatan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Parents, demikian informasi mengenai hidramnion atau kelebihan cairan ketuban pada ibu hamil. Tidak perlu panik karena hampir sebagian besar kondisi ini tidak menunjukkan gejala yang signifikan. Namun, jika kondisi semakin parah maka segera hubungi dokter.
Baca juga:
Segera Lakukan 5 Hal Ini, Saat Air Ketuban Sedikit
Polihidramnion Kondisi Ketika Cairan Ketuban Terlalu Banyak, Ini Gejala, Penyebab, hingga Cara Mengatasi
Air ketuban merembes, waspadai bahayanya pada ibu hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.