13 Hal Tak Biasa yang Terjadi pada Vagina Setelah Melahirkan

Jangan heran kalau Bunda mengalami kondisi ini, ya.

Kondisi vagina setelah melahirkan tentunya tidak sama dengan sebelum melahirkan. Sering kali hal ini membuat beberapa Bunda merasa tidak nyaman saat melihat dan merasakan vaginanya sendiri.

Perubahan tubuh itu sebenarnya normal adanya, Bunda, dan bukannya tidak bisa diperbaiki atau dikembalikan seperti semula. Jadi Bunda harus menerima kondisi ini dengan lapang dada dahulu, lalu belajar beberapa cara merawatnya. 

Lantas, apa yang akan terjadi pada vagina usai melahirkan? Berikut ini daftarnya melansir laman theAsianparent Singapura serta sumber lainnya. 

13 Kondisi Vagina Setelah Melahirkan

vagina setelah melahirkan

Sumber: Pexels

1. Keputihan dan Keluarnya Cairan Lain

Keputihan bisa terjadi sangat berat hingga Bunda perlu mengenakan pembalut yang berlangsung sejak masa hamil. Warnanya mulai dari bening, kekuningan, atau berwarna putih susu. Aromanya pun berbeda-beda, kadang bisa ditoleransi, kadang tidak sampai Anda merasa tidak percaya diri di depan suami.

Selain itu, ada juga cairan yang dinamakan lochia, yaitu sisa darah, lendir, dan jaringan yang berasal dari vagina pascapersalinan. Lochia bisa berlangsung selama 4-6 minggu, dan itu dapat berubah warna seiring waktu. Biasanya berubah dari warna merah pekat menjadi semacam rona merah muda atau cokelat sebelum akhirnya menjadi kekuningan. 

Bila lochia yang keluar berupa gumpalan darah yang ukurannya lebih besar dari buah prem, Anda harus mengonsultasikannya ke dokter segera.

“Saat Anda masih melewati lochia, Anda mungkin merasakan sedikit bau. Bau basi dan apek seperti keputihan. Semua ini sangat alami,” kata Alyssa Dweck, MD, seorang ginekolog di Westchester, New York, yang juga asisten profesor klinis kebidanan dan kandungan di Mount Sinai School of Medicine juga dan rekan penulis dari The Complete A to Z For Your V

Artikel terkait: 6 Cara Mengatasi Kram Perut Setelah Melahirkan, Kenali Penyebabnya!

2. Inkontinensia

Melahirkan dapat merusak dasar panggul Anda, yang terdiri dari otot dan jaringan lain yang membantu menjaga organ seperti rahim, kandung kemih, dan usus pada posisi yang benar sehingga berfungsi dengan baik.

Melahirkan juga dapat memengaruhi otot dan saraf yang mengontrol kandung kemih dan uretra (saluran tempat buang air kecil keluar dari tubuh Anda). Semua ini dapat menyebabkan kencing keluar dari tubuh Anda pada waktu yang tidak tepat, seperti saat berjalan, melompat, dan tertawa.

“Kabar baiknya adalah [inkontinensia] akan membaik seiring waktu, tetapi ini jelas merupakan gejala yang tidak cukup dibicarakan saja,” kata Dr. Sherry. 

Sekitar 25 hingga 45 persen wanita memiliki semacam inkontinensia urin, entah itu disebabkan oleh persalinan atau tidak. Dan wanita dua kali lebih berisiko mengalami ini dibandingkan pria –disebabkan kehamilan dan persalinan.

Salah satu yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya adalah dengan latihan kegel.

3. Vulva Vagina Berubah

“Kita sering melihat perubahan pigmen pada vulva—tidak harus di dalam vagina—khususnya pada labia dan perineum (area antara lubang vagina dan anus),” kata Dr. Alyssa.

Seberapa banyak perubahan warna yang Bunda alami tergantung pada proses persalinan dan jaringan parut yang dihasilkan: “Jika Anda memiliki robekan besar, hal-hal tidak akan terlihat persis seperti sebelumnya,” ujar Alyssa. 

4. Vagina Membengkak

vagina setelah melahirkan

Sumber: Pexels

Saat melahirkan, aliran darah yang keluar lewat sana meningkat sampai lebih dari 50% dibandingkan saat haid. Apalagi kepala bayi harus lewat lubang yang sama.

Artinya, vagina akan berubah tampak lebih tebal dan bengkak. Ukurannya yang tidak simetris membuatnya tampak tidak ‘cantik’, apalagi jika Anda punya beberapa jahitan di sekitarnya. 

5. Vagina Lebih Lebar

“Kondisi vagina Anda mungkin terlihat lebih lebar dari sebelumnya. Vagina bisa terasa lebih longgar, lebih lembut, dan lebih ‘terbuka”,” kata Dr Suzy Elneil, konsultan uroginekologi di University College Hospital, London, melansir laman National Health Service.

Ya, perempuan juga mengalami vaginanya menjadi lebih lebar selama kehamilan –masuk trimester ketiga hingga melahirkan. Di akhir kehamilan, perineum yang terletak di antara vagina dan anus akan makin membesar menyesuaikan ukuran bayi yang akan dilahirkan nanti.

Ini normal, dan pembengkakan serta pelebaran akan mulai berkurang beberapa hari setelah bayi lahir. Mungkin tidak akan kembali sepenuhnya ke bentuk sebelum persalinan, tetapi itu tidak akan menimbulkan masalah sampai pada mengurangi fungsinya. 

Untuk membantu mengencangkan otot-otot vagina dan otot-otot dasar panggul Anda, Dr Suzy menyarankan latihan dasar panggul atau yang disebut latihan kegel. Latihan ini juga membantu mencegah kebocoran urine (inkontinensia) dan membuat vagina terasa lebih kencang.

6. Kekeringan di Vagina

Dijelaskan U.S. National Library of Medicine dari laman SELF, estrogen membantu menjaga jaringan vagina tetap lembap dengan cairan pelumas yang jernih. Tanpa estrogen yang cukup, tidak hanya kelembapan tubuh yang tidak seimbang, tetapi juga jaringan vagina menyusut dan menjadi lebih tipis. Hal ini menyebabkan vagina menjadi lebih kering dari biasanya, kata Dr. Jessica Shepherd, M.D., ginekolog invasif minimal di Baylor University Medical Center di Dallas.

Nah, vagina kering ini normal terjadi pada perempuan baru melahirkan karena tingkat estrogen mereka menjadi lebih rendah dibandingkan dengan saat selama hamil.

Pada ibu menyusui, kadar estrogen juga lebih rendah daripada mereka yang tidak menyusui dan kekeringan bisa lebih ditandai. “Begitu Anda berhenti menyusui dan kembali menstruasi, kadar estrogen akan kembali ke tingkat sebelum hamil,” kata Dr Suzy. 

Jika Bunda sudah mulai berhubungan seks lagi dan kekeringan menyebabkan masalah, Anda bisa menggunakan pelumas yang bisa Anda beli di apotek, supermarket, atau toko online. Pilihlah kondom lateks atau poliisoprena dan pelumas berbahan dasar air –karena produk berbahan dasar minyak dapat membuat kondom robek.

Artikel terkait: 8 Pemeriksaan Setelah Melahirkan yang Harus Bunda Perhatikan

7. Menstruasi Bermasalah

Menstruasi (bukan lochia) bisa jadi lebih berat atau lebih ringan –perlu beberapa waktu agar menstruasi Bunda kembali normal setelah melahirkan. Hamil membuat hormon berantakan, dan tubuh Anda perlu mengatur ulang setelah bayi keluar dari janin. Terutama jika Anda sedang menyusui, yang menyebabkan rendahnya kadar estrogen yang dapat menghambat menstruasi. 

Ketika estrogen lebih rendah daripada sebelum hamil, lapisan rahim bisa menjadi lebih tipis dan memberi Bunda periode yang lebih ringan. Namun sebaliknya, jika estrogen sedikit lebih tinggi, lapisan menumpuk lebih tebal, menciptakan periode yang lebih berat dari sebelumnya.

8. Varises Vagina

Beberapa wanita yang menderita varises, juga mengalami varises vagina. Untuk mewaspadainya Bunda bisa mengidentifikasi masalah ini dengan pemeriksaan TVS (transvaginal duplex scan).

Pemindaian ini bisa menunjukkan dari pembuluh darah yang mana masalah itu muncul. Dengan menggunakan pemindaian khusus ini, dokter dapat merawat pembuluh darah pelvis dengan anestesi lokal dan kateter digunakan untuk memasang kumparan bedah untuk menutupnya secara permanen.

9. Labia Melepuh

Labia adalah bagian vagina yang cukup rentan, labia luar (major) dan labia dalam (minor) yang melepuh bisa disebabkan oleh virus. Kelembapan area vagina karena darah yang keluar dari sana juga bisa membuatnya lecet. Rasanya sangat menyakitkan, terutama ketika bersentuhan dengan pembalut setelah melahirkan Anda.

Selain itu, ada rasa panas seperti terbakar yang akan menyiksa Anda ketika sedang bergerak. Apalagi jika ada infeksi, pertumbuhan bulu vagina yang terasa gatal sekaligus perih, serta banyak faktor lainnya.

10. Vagina Sobek

vagina setelah melahirkan

Sumber: Pexels

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, antara 53 hingga 79 persen persalinan pervaginam akan menyebabkan beberapa jenis robekan. Ada empat tingkat luka robekan, di antaranya:

Robekan tingkat pertama hanya melibatkan kulit di sekitar lubang vagina atau kulit perineum dan mungkin perlu dijahit atau tidak. Biasanya sembuh dalam waktu empat minggu.

Robekan tingkat dua melibatkan kerusakan pada otot-otot perineum yang membantu menopang rahim, kandung kemih, dan rektum, dan biasanya memerlukan jahitan. Dr. Jessica juga mengatakan, cenderung sembuh dalam waktu empat minggu.

Robekan tingkat tiga adalah laserasi otot perineum dan otot sekitar anus. Berbeda dengan robekan yang kurang serius, ini mungkin memerlukan perbaikan bedah di ruang operasi, bukan di ruang bersalin. Bisa memakan waktu hingga 12 minggu untuk sembuh.

Robekan tingkat empat yang memengaruhi otot-otot perineum, otot-otot di sekitar anus, dan jaringan yang melapisi rektum, merupakan yang paling serius. Seperti robekan tingkat tiga, ini biasanya perlu diperbaiki di ruang operasi, dan bisa memakan waktu lebih lama dari 12 minggu untuk sembuh.

Robekan ini akan membuat perineum menjadi lebih melar di mana besarnya tergantung seberapa besar bayi yang keluar dari vagina Anda.

11. Jaringan Parut

Jika Bunda mengalami robekan atau episiotomi setelah persalinan pervaginam, Anda mungkin akan memiliki beberapa jaringan parut di vagina dan di perineum setelahnya. Jadi, ya, itu adalah hal besar yang perlu diingat saat berhubungan dengan apa pun yang terjadi di dalam atau di sekitar vagina Anda setelah melahirkan.

“Tingkat kerusakan di area ini akan menentukan seberapa banyak Anda merasakan jaringan parut di area ini (selama) berhubungan seks,” kata Sherry Ross, M.D., obgyn dan kesehatan wanita serta penulis She-ology: The Definitive Guide to Women’s Intimate Health.

Jaringan parut biasanya sembuh dari waktu ke waktu, membuat seks lebih nyaman saat Anda melakukannya. Namun, jika Bunda merasa tidak membaik seiring berjalannya waktu, bicarakan dengan dokter. Beberapa wanita bahkan memerlukan pembedahan untuk mengangkat jaringan parut dan mengatasi rasa sakit.

12. Nyeri di Jahitan Perineum

Ada beberapa wanita yang beruntung tidak perlu dijahit vaginanya (perineum) usai melahirkan. Namun, beberapa yang lainnya terpaksa harus dijahit (episiotomi) akibat robekan untuk memudahkan jalan lahir si kecil.

Semakin banyak jumlah jahitan biasanya memengaruhi kenyamanan selama proses penyembuhan. Seperti susah jalan, sulit duduk, dan lainnya. Biasanya kondisi ini akan membaik dalam 6 sampai 12 minggu setelah kelahiran, tergantung pada ukuran luka –bekas robekan dan jumlah jahitan. 

Sangat penting bagi ibu untuk menjaga kebersihan area perineum, jadi selalu cuci tangan sebelum dan sesudah Anda mengganti pembalut. Mandilah –menggunakan shower jika memungkinkan- setiap hari untuk menjaga kebersihan perineum Anda.

Jika Bunda khawatir tentang bagaimana jahitan Anda sembuh atau mungkin keluar bau tak sedap dari area vagina, konsultasikan segera dengan dokter.

13. Sakit Saat Berhubungan Seks

Tidak ada waktu yang benar atau salah untuk mulai berhubungan seks lagi pascapersalinan. Intinya, jika masih terasa tidak nyaman, ada baiknya tidak terburu-buru daripada meninggalkan trauma bagi Anda.

Terkadang ada juga perempuan yang gairah seksnya menurun usai melahirkan. Hal ini mungkin disebabkan ia merasa terlalu sibuk atau lelah merawat bayi mungilnya.

Bicarakanlah hal ini baik-baik dengan pasangan Anda untuk mencari solusi bersama. Penting untuk membicarakan hal ini dengan pasangan Anda, daripada hanya menghindari seks. Jika Anda berdua tahu situasinya, Anda bisa mengatasinya bersama. Jangan memilih untuk menghindarinya. 

Jangan lupa juga untuk menggunakan kontrasepsi, karena besar kemungkinan ibu hamil kembali setelah 3 minggu pascapersalinan. 

Artikel terkait: Melahirkan Operasi Caesar Sekaligus Steril, Bagaimana Prosedurnya?

Cara Merapatkan Vagina Setelah Melahirkan

13 Hal Tak Biasa yang Terjadi pada Vagina Setelah Melahirkan

Sumber: Pexels

Latihan tertentu dapat membantu memperkuat otot dasar panggul yang melemah jadi lebih kuat. Di antaranya:

1. Latihan Kegel

Bunda bisa melakukan kegel di mana dan kapan saja, baik duduk atau berdiri. Caranya: 

  • Buka vagina seakan-akan Anda akan pipis kemudian tutup dengan menarik vagina (seperti menahan pipis) dan anus secara bersamaan. Lakukan gerakan ini dengan cepat.
  • Tahan kontraksi selama mungkin, tetapi tidak lebih dari 10 detik, sebelum kemudian Anda merilekskan vagina.
  • Ulangi garakan 10 kali, dengan repetisi 4 hingga 6 kali sehari.

Jika Anda merasa khawatir, bicarakan dengan dokter atau bidan.

2. Terapi Dasar Panggul

Studi telah menemukan bahwa program latihan dasar panggul postpartum sangat membantu dalam mengurangi inkontinensia urine postpartum dan kekuatan dasar panggul. Program ini akan menjadi sangat efektif jika dijalankan bersama dengan profesional kesehatan terlatih yang memiliki alat resistensi vagina.

3. Bedah Reparatif

Pada kasus yang parah, pembedahan mungkin diperlukan untuk memperbaiki dasar panggul dan menopang setiap struktur yang mungkin telah jatuh, seperti rahim atau kandung kemih.

9 Cara Merawat Vagina Setelah Melahirkan

13 Hal Tak Biasa yang Terjadi pada Vagina Setelah Melahirkan

Sumber: Pexels

Meskipun Bunda juga mungkin akan memiliki perawat atau bidan yang hebat untuk membantu Anda setelah melahirkan, Anda harus membaca panduan singkat ini untuk merawat vagina setelah melahirkan, melansir Romper.

1. Hindari Tampon, Pembalut Saja

Setelah melahirkan, wanita mengalami perdarahan vagina yang dikenal sebagai lochia. Ini mirip dengan periode menstruasi, tetapi itu terjadi ketika rahim melepaskan sel-sel dan jaringan yang tersisa setelah melahirkan.

Menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris, Bunda tidak dapat menggunakan tampon, terutama bagi yang biasa menggunakannya, sampai dokter mengizinkan.

Di dalam vagina Anda masih ada luka di mana plasenta bergabung dengan dinding rahim, dan memasukkan tampon (atau apa pun ke dalam vagina, termasuk berhubungan seks) dapat meningkatkan risiko luka ini berkembang menjadi infeksi. Jadi, pilih pembalut saja.

2. Kompres Es

Jika Bunda mengalami pembengkakan atau nyeri di sekitar lubang vagina, disarankan untuk meletakkan es atau kompres dingin di area tersebut selama 10 hingga 20 menit –lapisi dengan kain tipis di antara es dan kulit. Kompres es baik untuk membantu meringankan rasa sakit akibat wasir pascapersalinan. 

3. Bersihkan dengan Air

Alih-alih menyeka dengan kertas toilet, direkomendasikan untuk membersihkan area vagina menggunakan air hangat yang disemprotkan setelah buang air kecil. Bunda bisa menggunakan shower –jika memungkinkan- atau botol irigasi perineum. 

Setelah selesai mencuci, jangan menggosok, tetapi keringkan vagina dengan kain kasa atau tisu kertas.

4. Gunakan Sitz Bath

Jika Bunda mengalami robekan atau episiotomi saat melahirkan, University of Pittsburgh Medical Center menyarankan menggunakan sitz bath untuk membuat Anda lebih nyaman dan membantu proses penyembuhan. 

  • Pertama, isi bak sitz bath dengan air hangat. 
  • Kedua, angkat dudukan toilet, letakkan sitz bath di bawah dudukan, lalu letakkan dudukannya. 
  • Ketiga, duduk dengan pantat di dalam sitz bath selama 10 hingga 15 menit atau hingga airnya tidak lagi terasa hangat. Lakukan tiga kali sehari, selama minggu pertama setelah melahirkan. Ingatlah untuk selalu menggunakan air bersih dan keringkan diri Anda dengan lembut.

5. Gunakan Bantalan 

Di pasaran ada bantalan yang disebut witch hazel yang digunakan untuk meringankan area vagina yang sakit, tetapi juga membantu mengatasi wasir. 

6. Beli Semprotan untuk Meminimalisir Rasa Sakit

Salah satu penyelamat setelah melahirkan adalah semprotan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di rumah sakit. Anda bisa menyemprotkannya di area perineum usai buang air besar atau kecil.

7. Menyiram Toilet Setelah Berdiri Kembali

Lantaran air pembilasan (flush) dapat memercik ke perineum. Disarankan agar Anda menunggu sampai berdiri dan memakai celana, baru kemudian menyiram setelah menggunakan toilet. Ini akan membantu mencegah infeksi, terutama saat menggunakan toilet umum.

8. Konsumsi Vitamin Prenatal

Jangan lupa mengonsumsi vitamin prenatal dan mempertahankan diet seimbang yang tinggi protein. Selain itu, beristirahatlah sebanyak mungkin, hindari angkat berat atau olahraga sampai diberi izin oleh dokter.

9. Tahu Kapan Harus Mencari Bantuan

Adalah normal untuk merasa tidak nyaman setelah melahirkan, tetapi jika rasa sakit tidak membaik seiring waktu, periksakan diri Anda ke dokter terutama jika aroma dari vagina tidak sedap, sulit buang air kecil, dan mengalami demam tinggi.

Nah, bagaimana, Bunda, tidak sulit kan merawat vagina setelah melahirkan? Vagina pasti berubah pascapersalinan, dan itu normal terjadi. Semoga informasi ini bermanfaat ya!

Artikel diupdate oleh: Ester Sondang

9 Ways Your Vagina Might Change After You Give Birth
www.self.com/story/vagina-changes-after-birth

9 Gross Things That Will Happen to Your Vagina After You Give Birth

What Happens to Your Vagina After Pregnancy?
www.verywellfamily.com/what-happens-to-your-vagina-after-pregnancy-4156275

Baca juga:

Wajib Dilakukan, Sudah Kontrol Setelah Melahirkan Belum Bun?

16 Cara Mengatasi Susah atau Kesulitan Tidur Setelah Melahirkan

Berapa Lama Masa Nifas? Ciri dan Hal yang Perlu Diwaspadai

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.