Kata Ahli Gizi Soal Gula Bisa Membuat Anak Hiperaktif, Parents Perlu Tahu!

Ada banyak asumsi berkembang bahwa gula membuat anak hiperaktif. Namun, apakah asumsi demikian benar adanya? Begini kata ahli.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada banyak asumsi berkembang bahwa gula membuat anak hiperaktif. Seperti diketahui, kehidupan anak-anak tidak pernah lepas dari gula. Permen, cokelat, gulali, dan makanan manis lain merupakan beberapa contoh makanan yang menjadi favorit anak-anak karena rasa manis di dalamnya. Namun, ada banyak asumsi berkembang bahwa gula membuat anak hiperaktif. Apakah hal ini benar adanya?

Artikel terkait: 6 Cara mengatasi anak hiperaktif, Parents wajib tahu!

Penjelasan Pakar Tentang Gula yang Disebut Membuat Anak Hiperaktif

Dalam peluncuran Milo Less Sugar, Kamis (11/11), spesialis gizi klinis dr. Putri Sakti, M.Gizi, Sp.GK, AIFOK mengatakan bahwa asumsi tersebut tidak benar.

Putri menjelaskan, bahwa gula tidak ada hubungannya dengan anak hiperaktif. Ia menekankan bahwa hiperaktif merupakan masalah hormonal, sedangkan anak yang aktif setelah mengonsumsi gula, itu disebut sebagai fenomena sugar rush atau peningkatan gula yang drastis. Namun, sugar rush tidak ada perngaruhnya dengan anak hiperaktif.

“Agak beda, ya, karena hiperaktif itu lebih ke masalah hormonal. Sementara kalau jadi aktif karena gula itu namanya sugar rush, peningkatan gula drastis. Tapi nggak ngaruh ke hiperaktif,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan, sugar rush merupakan kondisi ketika anak menjadi aktif dan tidak bisa diam setelah mengonsumsi gula.

Kondisi ini memang sangat umum terjadi dan dialami oleh banyak orang. Putri pun menekankan, efek aktif yang dialami seseorang ini tidak akan bertahan lama. Hanya dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, perlu diingat bahwa aktif yang dimaksud masih dalam batas wajar, tidak menunjukkan gejala hiperaktif.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Jangan Dipandang Sebelah Mata, Ini 6 Kelebihan Anak Hiperaktif atau ADHD

"Sugar rush ini hanya terjadi beberapa saat," ujarnya dalam acara webinar Milo tersebut. 

Putri pun menjelaskan, bahwa hal ini disebabkan oleh asupan gula yang dikonsumsi menjadikan anak memiliki energi yang banyak. Hal inilah yang menyebabkan seorang anak tampak lebih aktif dan tidak bisa diam.

“Mungkin sugesti orang tua saja, ya, karena melihat anaknya jadi bergerak lebih aktif. Tapi kalau ada hubungannya dengan hiperaktif, nggak ada,” jelasnya.

Gula Tidak Memberi Efek Apa Pun Terhadap Anak

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, dalam beberapa penelitian juga mengungkapkan bahwa gula tidak berpengaruh apa-apa terhadap anak-anak. Melansir dari The Conversation, gula adalah sesuatu yang digunakan tubuh Anda untuk menghasilkan energi.

Gula adalah salah satu jenis karbohidrat. Karbohidrat ditemukan dalam banyak makanan, seperti buah-buahan, sayuran, dan sereal. Nah, karbohidrat yang ditemukan dalam makanan olahan, seperti permen dan minuman ringan dapat memberi energi ekstra. 

Para ilmuwan dulu berpikir bahwa mengonsumsi makanan manis dapat memberikan banyak bahan bakar untuk dipecah menjadi energi. Hal ini disebabkan, gula akan diserap ke dalam darah secara cepat setelah mengonsumsinya. Tubuh pun akan membawa gula melalui aliran darah ke otot dan organ, seperti jantung dan otak. Otot dan organ menggunakan gula untuk menghasilkan energi. Semua energi ekstra itu dapat menyebabkan seseorang melakukan banyak aktivitas seperti berlari dan melompat.

Namun, perlu diketahui bahwa tubuh tidak menggunakan semua gula yang Anda makan sekaligus. Sangat baik menyimpan gula untuk digunakan nanti. Faktanya, tubuh Anda suka menjaga jumlah gula dalam darah Anda tetap stabil, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Ini berarti otot dan organ dapat menggunakan gula dalam jumlah yang tepat untuk menghasilkan energi saat dibutuhkan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Apakah Konsumsi Gula Juga Berpengaruh pada Kognitif Anak?

Masih mengutip laman The Conversation, para ilmuwan pun mencoba melakukan eksperimen untuk mengetahui apakah gula berpengaruh terhadap kognitif anak atau tidak. Pertama, para ilmuwan memberi beberapa anak makanan ringan, tetapi mereka tidak memberi tahu orang tua mereka apa yang diberikan. Kemudian, orang tua harus menebak apakah anak mereka diberi sesuatu yang manis, atau tidak manis.

Setelah melihat anak mereka bermain, kebanyakan orang tua tidak bisa membedakan camilan mana yang dikonsumsi oleh anak. Kebanyakan orang tua bahkan mengira anak mereka memiliki camilan manis. Padahal, tidak sama sekali.

Lantas, eksperimen ini membantu para ilmuwan menemukan bahwa gula tidak menyebabkan efek apa pun terhadap anak. Termasuk pada kemampuan kognitifnya. Sebaliknya, mereka berpikir orang-orang hanya menjadi bahagia dan energik dari menikmati camilan, baik itu rasanya manis atau tidak (gurih). 

Artikel terkait: Peringatan untuk Parents, jangan menyebut anak hiperaktif

Jadi, jika Parents dan keluarga berada di sebuah pesta dan merasa energik setelah makan kue, permen, dan minuman ringan, itu mungkin karena kalian tengah bersenang-senang dan menikmati suasana tersebut. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Nah, demikianlah ulasan seputar gula yang diasumsikan bisa membuat anak hiperaktif menurut pakar. Meski pada dasarnya gula tidak memberikan efek signifikan pada anak, tetapi tetap batasi konsumsi gula padanya, ya. Pasalnya, segala yang berlebihan tentunya tidak baik untuk tubuh. Termasuk konsumsi gula. Apabila berlebihan, maka hal itu juga bisa menimbulkan risiko kesehatan, misalnya obesitas. 

Semoga informasi ini bermanfaat!

Baca juga:

id.theasianparent.com/ciri-anak-adhd

id.theasianparent.com/adhd-dan-mitos-menyesatkan-yang-perlu-ortu-tahu

id.theasianparent.com/permainan-untuk-anak-adhd

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan