Alan Yip, pendiri Mind Edge dan pengarang buku best seller FUNtastic Parenting, menghimbau agar orangtua yang memiliki anak hiperaktif untuk tidak menyebut mereka dengan istilah “anak hiperaktif”. Terutama di hadapan anaknya.
Hiperaktif adalah kata label negatif dan tidak baik bila didengar oleh si anak hiperaktif tersebut. Ia tidak boleh merasa dirinya negatif.
Sebaiknya, gantilah istilah hiperaktif menjadi kata yang lebih positif, misalnya ‘energik’. Ketika berbicara dengan orang lain, Anda dapat mengatakan, “Anak saya energik, ia memiliki banyak energi.”
Salurkan energi anak hiperaktif jadi kegiatan fisik yang positif
Selain itu, salurkan energi anak hiperaktif menjadi kegiatan yang positif. Misalnya, bila ia tidak dapat duduk diam membaca buku, mintalah ia membaca buku sambil berdiri atau berjalan perlahan.
Memang terdengar agak aneh, tetapi tidak ada yang salah dengan mereka. Mereka hanya memiliki gaya belajar yang berbeda dari anak-anak lainnya.
Contoh lainnya, bila ia tidak dapat belajar mengeja sambil duduk diam seperti anak lainnya, mintalah ia melakukannya sambil berdiri. Minta ia menulis kata “APEL” di udara dengan tangannya.
Dengan menggunakan gerakan badan seperti itu, energinya terpakai untuk kegiatan yang bermanfaat. Ia pun tetap dapat belajar seperti anak-anak lainnya.
Artikel terkait: 6 Permainan yang dianjurkan untuk anak ADHD, Parents harus tahu!
Yang perlu Anda pelajari adalah gaya belajarnya, apa yang ia suka, yang tidak ia sukai, aspirasinya, cita-cita, impian, harapan, ketakutannya, serta problem-problem yang ia hadapi. Selalu jalinlah komunikasi yang lancar dengan mereka.
Berfokuslah pada kelebihan dan keunikan anak hiperaktif tersebut. Bantu anak Anda tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, mandiri, penuh motivasi dan bahagia. Semuanya berawal dari kekuatan dan kelebihan diri mereka, bukan dari kekurangan yang mereka miliki.
Parents, demikianlah ungkapan Alan Yap, seperti yang direkam oleh theAsianParent pada video berikut:
Hiperaktif belum tentu ADHD
Dilansir dari SehatQ, anak yang hiperaktif belum tentu mengalami ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Di mana ADHD adalah gangguan mental yang membuat seorang anak sulit untuk memusatkan perhatian mereka. Mereka juga cenderung memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif, sehingga memiliki masalah dalam prestasi dan aktivitas sehari-hari.
Jadi, bila sang anak tidak memiliki masalah dalam prestasi dan aktivitas sehari-hari Bisa jadi, sang anak tidak mengalami ADHD tetapi hanya memiliki kebiasaan yang lebih aktif secara fisik maupun verbal.
Perlu diketahui bahwa, diagnosis ADHD tidalah semudah itu karena membutuhkan observasi dan penilaian dari dokter serta ahli kesehatan mental.
Menurut psikolog anak, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan mendiagnosis ADHD pada seorang anak.
“Kita, psikolog anak punya kriteria untuk menentukan, misalnya ada 12 kriteria, nah ini kita harus menunjukan 6 ciri. Orangtua juga biasanya akan diminta untuk mengamati anak dalam jangka waktu beberapa bulan ke depan, setidaknya 6 bulan terus diamati. Biasanya, saya akan memberikan list yang untuk di check list para orangtua.”
Oleh karena itu Vera menyarankan bila orangtua sudah melihat beberapa ciri anak ADHD, maka sebaiknya segera konsultasikan hal tersebut pada psikolog atau datang ke klinik tumbuh kembang. Dengan begitu, diagnosis dan penanganan yang bisa diberikan dengan tepat.
“Mulai dari terapi, mencari tahu juga bagaimana penanganan di sekolah untuk mengetahui apakah memang anak tersebut perlu penanganan diberikan program khusus, atau bahkan memang memerlukan pendampingan khusus di sekolah.”
Hingga sampai saat ini, ADHD sendiri belum diketahui secara pasti apa penyebabnya.
Namun, Vera mengatakan anak ADHD bisa terjadi karena multi faktor, mulai dari genetik, bisa juga karena lingkungan, misalnya masalah yang didapatkan ketika anak masih ada di dalam kandungan sehingga memengaruhi dengan sensori anak dan cara kerja otaknya.
“Anak ADHD memang tidak bisa disembuhkan secara total, namun dengan penanganan yang tepat, kondisinya bisa diminimalisir. Sehingga anak pun punya kontrol perilaku yang jauh lebih baik,” tegas Vera.
***
Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.
Baca juga
Cara Menenangkan Anak Hiperaktif Melalui Makanan
Para orang tua yang ada di dunia dihimbau untuk tidak menyebut anak mereka dengan istilah hiperaktif di depan si kecil secara langsung. Hal ini disebabkan karena sebutan hiperaktif yang tersemat di dalam diri mereka dapat membuat si kecil merasa dirinya negatif. Untuk mengatasi hal tersebut, Anda dapat menyebut anak hiperaktif dengan istilah lainnya seperti anak yang energik dan juga aktif. Simak ulasan secara lebih lengkap disini.
Salurkan Energi Anak yang Hiperaktif Menjadi Aktivitas yang Positif
Himbauan terhadap orang tua terkait anak yang hiperaktif tersebut juga disampaikan oleh Alan Yap. Tokoh tersebut juga merupakan pendiri dari Mind Edge dan juga pengarang buku berjudul FUNtastic Parenting. Dengan tidak menyebut si kecil dengan istilah hiperaktif tersebut diharapkan mampu memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan diri mereka.
Anak yang hiperaktif memang cenderung memiliki energi yang lebih banyak daripada anak anak lainnya. Oleh karena itu, Anda sebagai orang tua dapat memanfaatkan energi tersebut menjadi sebuah kegiatan lain yang positif untuk dilakukan. Anak yang hiperaktif sendiri biasanya tidak dapat duduk diam dalam kurun waktu tertentu. Hal ini tentu saja harus membuat para orang tua pintar pintar dalam mendidik mereka.
Jika anak hiperaktif tidak dapat membaca buku dengan posisi duduk yang diam, Anda dapat mengalihkannya dengan membaca buku sambil berjalan secara perlahan. Tak hanya itu, Anda juga dapat mengajak mereka untuk melakukan aktivitas lainnya untuk menyalurkan energi yang ada. Misalnya adalah mengeja sebuah kata dengan cara menggerakkan tangan di udara kosong.
Cara Memahami Seorang Anak yang Hiperaktif
Sebagai orang tua, Anda juga harus memahami kebutuhan mereka sebagai anak yang hiperaktif. Anda pun juga harus memahami si kecil terkait gaya belajar, cita cita, harapan, ketakutan, serta masalah yang sedang ia hadapi. Salah satu cara untuk memahami hal tersebut adalah dengan berkomunikasi bersama mereka. Anda juga dapat memahami hal hal yang ia sukai maupun dibenci dengan cara itu.
Untuk membuat mereka dapat tumbuh secara optimal, Anda juga dapat lebih fokus pada kelebihan yang mereka miliki. Salurkan potensi yang dimiliki oleh anak dengan keunikan yang tersemat di dalam dirinya. Dengan cara tersebut diharapkan mampu membuat mereka dapat hidup dengan lebih baik di masa yang mendatang. Anda pun juga harus pintar pintar dalam menghadapi kekurangan yang dimiliki oleh si kecil.
Anak yang hiperaktif tentu memerlukan penanganan khusus dalam mendidik dan membesarkan mereka. Sebagai orang tua, selayaknya Anda juga tidak menutup mata akan kondisi yang ada. Beragam cara dapat dilakukan untuk membuat anak yang hiperaktif dapat tumbuh dengan baik. Misalnya dengan cara tidak menyebut mereka dengan istilah hiperaktif secara langsung. Serta dengan mengubah energi yang mereka miliki ke aktivitas yang positif.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.