Apa Itu Growth Spurt pada Bayi? Ketahui Gejala dan Cara Menanganinya
Growth Spurt pada bayi pastinya membuat Bunda kelelahan dalam menghadapinya. Berikut cara-cara yang membantu Bunda melewati fase ini.
Growth spurt pada bayi adalah lonjakan pertumbuhan, tahapan tumbuh kembang yang berjalan maksimal dalam waktu cepat.
Hal ini biasanya terjadi di bulan-bulan awal setelah kelahiran. Biasanya terjadi selama beberapa hari, hingga satu minggu lamanya.
Apa yang terjadi jika bayi mengalami growth spurt dan apa tanda-tandanya? Berikut penjelasannya.
Daftar isi
Apa Itu Growth Spurt?
Growth spurt pada bayi ini adalah hal yang normal dialami setiap bayi. Baik yang diberikan ASI eksklusif, maupun bayi yang diberi susu formula.
Kondisi ini terjadi saat bayi berusia 1 minggu, 3 minggu, 6 minggu, bahkan 3 bulan. Dan masih berlangsung sampai si Kecil menginjak usia remaja.
Namun, growth spurt pada bayi ini juga bisa terjadi di luar waktu-waktu tersebut.
Menurut laman Cleveland Clinic, growth spurt adalah periode pertumbuhan yang sangat cepat dan signifikan pada manusia.
Sepanjang perkembangannya, anak-anak akan mengalami percepatan pertumbuhan.
Percepatan pertumbuhan terjadi ketika anak Anda mencapai tonggak pertumbuhan fisik baru (tinggi dan berat badan) dalam waktu singkat.
Proses ini dipicu oleh pelepasan hormon pertumbuhan dari kelenjar pituitari di otak, yang merangsang pertumbuhan tulang dan otot.
Tanda-Tanda Growth Spurt pada Bayi
Berikut beberapa ciri ciri growth spurt pada bayi, di antaranya:
1. Frekuensi Menyusui Meningkat
Salah satu tanda bayi mengalami growth spurt adalah frekuensi menyusui yang menjadi lebih sering.
Jika biasanya Bunda menyusui setiap 2-3 jam sekali, saat growth spurt pada bayi terjadi, Bunda harus menyusuinya 1 jam sekali. Jadi, perhatikan jika bayi menyusu sepanjang malam.
Dr. Joshua May, seorang pediatrik bidang endokrinologi di Los Angeles Medical Center mengatakan, “Dalam setahun pertama kehidupan bayi, semuanya meningkat secara cepat. Metabolisme bayi berjalan dengan cepat, sehingga dia perlu menyusui dengan frekuensi yang lumayan sering.”
“Semua asupan kalori dari ASI/susu formula itu akan mengisi fase tumbuh kembang bayi, seperti membentuk otot, jaringan lemak, atau mengubah struktur tulang dengan bantuan hormon,” tambahnya.
2. Pola Tidur yang Berubah
Beberapa orang tua melaporkan bahwa pola tidur bayi mereka menjadi berubah saat kondisi ini terjadi.
Ada yang tidurnya lebih sering, atau malah sebaliknya, malah lebih sering bangun.
Hal ini dikarenakan tidur merupakan salah satu proses yang penting dalam masa tumbuh kembang bayi.
Karena saat tidur, tubuh bayi memproduksi hormon pertumbuhan penting untuk tumbuh kembangnya.
Artikel terkait: Manfaat Tidur Untuk Bayi Ternyata Lebih Dari Yang Anda Kira
3. Lebih Rewel dan Suka Menangis
Akibat lonjakan pertumbuhan, bayi lebih cepat merasa lapar dan kelelahan.
Alhasil, dia menjadi lebih rewel dan sering menangis.
Kadang, tangisannya juga disebabkan oleh kesakitan karena otot dan tendon yang meregang dalam proses pertumbuhan fisiknya.
Cara Menghadapi Growth Spurt pada Bayi
1. Menyimpan Stok ASI Perah
Saat bayi mengalami growth spurt dan frekuensi menyusuinya meningkat, tentu Bunda akan kerepotan melayani kebutuhan ASI-nya.
Oleh sebab itulah, Bunda perlu menyiapkan ASI perah yang banyak untuk mengakomodasi kebutuhan bayi.
Tidak perlu takut kekurangan, semakin sering menyusui dan memompa ASI, produksi ASI Bunda juga akan meningkat.
Sesuai dengan prinsip supply and demand.
Dengan begini, saat kelelahan untuk menyusui, Bunda bisa memberi si Kecil ASI di soft cup feeder atau pipet, atau bergantian memberi ASI dengan suami.
2. Minta Bantuan untuk Menghadapi Kerewelan Bayi
Anak yang rewel melebihi biasanya tentu membuat Bunda kesulitan mengurusnya sendirian, selain menguras energi, pastinya emosi Bunda juga terkuras.
Agar Bunda tidak tumbang, mintalah suami atau anggota keluarga lain untuk bergantian dengan Bunda mengurus si Kecil.
Dukungan keluarga sangat penting untuk menjaga Bunda tetap waras dan fit selama fase ini terjadi.
3. Menjaga Pola Makan
Asupan makanan yang bergizi tidak hanya penting untuk menjaga produksi ASI tetap berlimpah.
Namun, juga menjaga stamina Bunda agar tetap tangguh mengurus bayi yang sedang mengalami lonjakan pertumbuhan.
Cegah stres dengan mengonsumsi makanan kesukaan Bunda yang sehat, agar suplai ASI tidak berkurang.
Artikel terkait: Pusing menghadapi Growth Spurt pada bayi? Ini 3 tipsnya buat Parents!
Apa yang Menyebabkan Growth Spurt pada Bayi?
Growth spurt pada bayi atau percepatan pertumbuhan pada dasarnya merupakan proses alami yang terjadi pada perkembangan anak, di mana tulang dan otot mereka terbentuk dan nutrisi yang masuk menghasilkan lemak di tubuh mereka.
Penyebab growth spurt pada bayi adalah bakat genetik anak yang diwarisi dari orang tua mereka.
Gen anak menentukan seberapa tinggi mereka akan tumbuh dan seberapa cepat mereka akan mencapai tinggi maksimumnya.
Selain susunan genetik, faktor lingkungan juga dapat memengaruhi pertumbuhan anak Anda, termasuk:
- Pola makan dan nutrisi
- Paparan zat negatif di air atau atmosfer
- Kesehatan janin yang tidak normal atau komplikasi kehamilan
Selama proses growth spurt pada bayi, penambahan berat badan, panjang, dan lingkar kepala anak akan lebih cepat dari biasanya.
Si Kecil juga mungkin akan mencapai tonggak perkembangan atau memiliki beberapa kemampuan baru.
Banyak orang tua yang melihat salah satu tanda growth spurt pada bayi yang paling terlihat adalah si Kecil jadi menyusu lebih banyak dari sebelumnya.
Jadi, perhatikan apabila si Kecil selalu ingin menyusu tanpa henti.
Saat menyusu, bayi dalam proses growth spurt mungkin ingin menyusu lebih lama atau lebih sering dari biasanya.
Bayi yang menyusu dengan susu formula juga akan tampak masih lapar meski dia telah menghabiskan sebotol susu.
Beberapa bayi juga mengalami growth spurt tanpa menunjukkan tanda-tanda yang jelas.
Anda dapat membawa bayi untuk ditimbang di layanan kesehatan untuk memeriksa apakah berat badan si Kecil bertambah, atau Anda dapat memperhatikan apakah alas tidur barunya sudah terlalu kecil untuknya.
Growth spurt pada bayi akan membuatnya membutuhkan lebih banyak atau lebih sedikit waktu tidur dari biasanya.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa bayi yang mengalami growth spurt akan menjadi lebih manja, rewel, dan gelisah.
Hal ini tentunya dapat mengganggu waktu tidur siang dan waktu tidur malamnya.
Artikel Terkait: Tips Menghadapi Cluster Feeding (Bayi Sering Menyusu dengan Jeda Waktu yang Singkat)
Kapan Growth Spurt pada Bayi Terjadi?
Meskipun setiap bayi memiliki keunikannya masing-masing, ada kemungkinan bahwa bayi Anda akan mengalami growth spurt di usia tahun pertama masa tumbuh kembangnya.
Melansir Healthline, inilah masa-masa tertentu saat bayi Anda mengalami growth spurt:
- Usia 1 sampai 3 minggu
- Usia 6 sampai 8 minggu
- Usia 12 minggu (3 bulan)
- Usia 24 minggu (6 bulan)
- Usia 39 minggu (9 bulan)
Masa lonjakan pertumbuhan ini tentunya memiliki jarak. Beberapa bayi mungkin juga memiliki lonjakan yang tak begitu signifikan atau terlihat.
Selama si Kecil memiliki nafsu makan yang baik, pencernaan yang lancar, dan dia memenuhi standar pertumbuhan yang sesuai dengan grafik, Anda tak perlu khawatir akan tumbuh kembangnya.
Menurut Clare Bush, M.D., asisten profesor pediatri di Columbia University Medical Center, growth spurt dengan lonjakan kecil sudah terjadi saat bayi baru lahir berusia 7 hingga 10 hari.
Kebanyakan ibu menyusui pun melihat saat bayi mereka tampak selalu lapar, peningkatan berat dan panjang tubuh bayi akan terjadi.
Dikutip dari situs Parents, pada usia satu tahun, bayi pada umumnya akan memiliki berat tiga kali lipat dari berat badan saat lahir dan tumbuh lebih panjang sekitar 25 cm.
Dokter spesialis anak sebenarnya tidak terlalu memusingkan waktu tertentu dari masa growth spurt pada bayi.
Sebaliknya, mereka cenderung fokus pada tolok ukur lainnya: Apakah berat badan bayi telah bertambah dua kali lipat pada usia 4 bulan?
Tiga kali lipat dalam usia setahun? Apakah anak berkembang sesuai dengan kurva pertumbuhan mereka sendiri?
Perlukah Bayi Diperiksakan ke Dokter?
Lalu, kapan sebaiknya Anda membawa si Kecil ke dokter?
Pada dasarnya, kondisi ini normal dan tak perlu dirisaukan oleh Parents.
Kondisi ini biasanya tak berlangsung lama dan memiliki jangka waktu yang lebih pendek dibandingkan dengan growth spurt pada remaja yang sedikit lebih lama.
Si Kecil akan kembali seperti sedia kala.
Tapi, Parents perlu memperhatikan apabila si Kecil tiba-tiba menjadi rewel, tidak ceria, atau menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan yang sulit untuk diredakan selama lebih dari seminggu.
Terlebih jika bayi Anda menunjukkan tanda-tanda sakit seperti demam, bisa jadi kondisi ketidaknyamanan tersebut merupakan gejala penyakit lainnya.
Segera periksakan bayi Anda ke dokter spesialis anak Anda.
Anda juga dapat menyiapkan beberapa pertanyaan untuk dokter ahli untuk menyiapkan diri sebelum berkonsultasi:
- Apakah anak saya memenuhi standar pertumbuhan untuk usia mereka?
- Jika anak saya memiliki keluhan sakit di lengan dan kakinya, apakah itu ada hubungannya dengan lonjakan pertumbuhannya?
- Jika anak saya tidak mencapai tonggak pertumbuhan pada waktu yang sama dengan teman sebayanya, apakah itu pertanda adanya keterlambatan perkembangan?
Itu dia rangkaian informasi seputar growth spurt pada bayi yang perlu Parents ketahui. Semoga bermanfaat.
***
Understanding Baby Growth Spurts
www.healthline.com/health/baby/baby-growth-spurts
Growth Spurts & Baby Growth Spurts
my.clevelandclinic.org/health/diseases/22070-growth-spurts
When Do Babies Have Growth Spurts?
www.parents.com/baby/development/what-are-the-signs-of-a-growth-spurt/
Baca juga:
8 Cara Merangsang Pertumbuhan Gigi Bayi dan Merawatnya, Bunda Patut Simak!
5 Mitos Menyusui yang ternyata salah, Bunda wajib mengetahuinya!
Perkembangan Bayi 3 Bulan, Sudah Bisa Tengkurap dan Menendang Nih!
Dukung tumbuh kembang si Kecil lewat nutrisi dari ASI Deras Mama bersama Kado Lahiran Mama