Malaria merupakan salah satu penyakit yang wajib diwaspadai, termasuk ketika menyerang anak-anak. Parents pun patut mewaspadai gejala malaria pada anak, karena kondisi ini sering kali tidak tampak, sehingga cukup sulit terdeteksi.
Hampir setengah dari jumlah penduduk di dunia hidup di daerah endemis malaria. Daerah endemis malaria adalah negara-negara dengan angka kasus penderita malaria yang cukup tinggi. Salah satunya adalah Indonesia.
Hingga saat ini, kasus penyakit malaria masih sering ditemui dan menjadi ancaman bagi manusia. Parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles adalah penyebab malaria.
Penyebaran penyakit malaria dapat berlangsung dengan cepat dari satu orang ke orang lainnya karena ditularkan oleh nyamuk tersebut. Siapa pun dapat tertular malaria, tak terkecuali anak-anak.
Gejala Malaria pada Anak
Nyamuk Anopheles adalah penyebab malaria. | Gambar: Freepik
Pada umumnya, gejala khusus malaria adalah demam yang bersifat periodik, menggigil, dan keringat dingin. Gejala ini biasanya akan muncul sejak 10-14 hari setelah gigitan nyamuk.
Sayangnya, pada anak-anak gejala tersebut sering tidak tampak secara spesifik. Untuk lebih memudahkan Parents, berikut ini theAsianparent Indonesia rangkum beberapa gejala malaria pada anak:
1. Demam
Orang dewasa yang terkena malaria akan mengalami demam yang muncul bersifat periodik. Pada orang dewasa, demam tersebut naik turun dengan pola tertentu, misalnya suhu tubuh akan naik setiap 48 jam lalu turun kembali.
Akan tetapi, pada anak-anak, gejalanya tidak demikian. Demam pada anak yang terkena malaria tidak bersifat periodik. Anak justru akan mengalami demam hingga 40 derajat celcius yang terjadi terus-menerus sepanjang hari.
2. Badan Menggigil, tapi Berkeringat
Child in home quarantine at the bed, sleeping, with medical mask on his sick teddy bear, for protection against viruses during coronavirus COVID-19 and flu outbreak. Children and illness disease concept
Gejala malaria pada anak berikutnya adalah badan menggigil, tetapi terus mengeluarkan keringat. Jika anak mengalami gejala ini yang disertai dengan gejala malaria lainnya, maka Parents patut waspada.
3. Mirip Flu
Selain demam, anak yang terkena malaria juga dapat mengalami berbagai gejala menyerupai flu, seperti batuk, pilek, serta hidung berair selama satu hingga dua hari.
4. Muntah dan Diare
Anak yang mengalami malaria akan sangat sering muntah. Gejala ini juga disertai diare ringan hingga sedang dengan warna hijau gelap dan berlendir. Apabila terjadi secara terus-menerus, muntah yang disertai diare ini ini dapat berujung pada dehidrasi.
5. Kulit Kuning (Ikterus)
Malaria disebabkan oleh parasit yang dapat bersarang pada hati, sehingga menyebabkan kerusakan sel hati. Akibatnya, penderitanya pun tidak jarang akan mengalami kulit dan mata yang berwarna kuning. Tidak hanya itu, perut juga akan tampak membesar akibat pembengkakan hati.
6. Kejang
Gejala malaria pada anak yang berikutnya adalah kejang, bahkan bisa muncul tanpa didahului demam. Hal ini biasanya terjadi apabila infeksi parasit penyebab malaria telah mencapai sistem saraf anak.
Selain kejang, anak juga dapat mengalami gangguan kesadaran. Misalnya mengigau, bicara yang melantur, hingga tak sadarkan diri.
7. Jumlah Urine Berkurang
Gejala malaria yang terakhir pada anak adalah berkurangnya jumlah urine, meskipun asupan air yang diminum cukup banyak. Ini terjadi karena plasmodium penyebab malaria dapat menyerang organ ginjal. Oleh karena itu, gejala malaria pada anak yang satu ini juga harus diwaspadai.
Cara Mudah Mencegah Malaria pada Anak
Gambar: Freepik
Setelah mengetahui gejala-gejala malaria pada anak, ada baiknya Parents mencegah datangnya penyakit tersebut. Ya, penyakit malaria dapat dicegah dengan mudah.
Beberapa langkah sederhana yang dapat Parents lakukan untuk mencegah anak terkena malaria adalah sebagai berikut:
- Memakaikan pakaian lengan panjang kepada anak agar terhindar dari gigitan nyamuk
- Mengajak anak menggunakan losion anti-nyamuk
- Tidur dengan tempat tidur berkelambu
- Membersihkan tempat-tempat yang sering menjadi sarang nyamuk, misalnya genangan air, pakaian yang tergantung, dan sebagainya
- Hindari bepergian ke daerah endemis malaria
- Jika berencana untuk pergi ke daerah endemis malaria, berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu agar dapat diberikan obat antimalaria
Itulah gejala malaria pada anak serta tips mencegah anak terkena penyakit tersebut. Jika anak sudah mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan tadi, segera temui dokter untuk memastikannya. Dokter akan melakukan pemeriksaan darah dan menemukan parasit penyebab penyakit di dalam sel darah merah, serta memberikan obat yang tepat.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Referensi: klikdokter
Baca Juga:
Sepasang suami istri di Aceh terserang malaria monyet mematikan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.