Parents, gejala cacar monyet atau Mpox perlu diwaspadai.
Pasalnya, menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), hingga Sabtu (17/8/2024), sudah ada 88 kasus Mpox terkonfirmasi di Indonesia.
Melansir Detik Health, kasus yang paling banyak ada di DKI Jakarta, yaitu sebanyak 59 kasus. Daftar di daerah lainnya meliputi: Jawa Barat 13 kasus, Banten 9 kasus, Jawa Timur 3 kasus, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 kasus, dan Kepulauan Riau 1 kasus terkonfirmasi.
Dari jumlah itu, sebanyak 87 kasus terkonfirmasi sudah dinyatakan sembuh.
Cacar monyet merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus langka. Penyakit ini menular saat kontak dekat melalui cairan tubuh, termasuk saat berhubungan intim dan tetesan pernapasan atau droplet.
Penyakit ini pertama kali ditemukan di Republik Demokratik Kongo pada 1970 lalu. Dari sana, penyakit menyebar ke berbagai negara di sekitar menjadi penyakit endemik.
Artikel Terkait: Waspada Cacar Monyet pada Anak, Gejala hingga Cara Mencegah
Ciri-Ciri dan Gejala Cacar Monyet
Mengetahui ciri-ciri cacar monyet akan membantu mendapatkan penanganan yang tepat. Seperti halnya jenis cacar lain, gejala cacar monyet memiliki kemiripan.
Hanya saja, gejala umumnya muncul dengan tingkat yang lebih ringan. Selain itu, perbedaan lainnya adalah penderita mengalami pembengkakan kelenjar getah bening.
“Ciri yang membedakan infeksi cacar monyet dari cacar lainnya adalah pembengkakan kelenjar getah bening,” jelas Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat.
Artikel terkait: Terkonfirmasi, Ini Kronologi Kasus Pertama Cacar Monyet di Indonesia
Gejala Cacar Monyet
Setelah terpapar virus, umumnya penderita akan mengalami tanda-tanda cacar monyet yang muncul 7-14 hari.
Berikut ini beberapa gejalanya:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Sakit punggung
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Kelelahan
- Ruam yang biasanya muncul 1-3 hari setelah demam.
Ruam awalnya muncul di bagian wajah, kemudian menyebar ke area tubuh lain seperti tangan, kaki, atau area genitalia.
Setelah itu, ruam berubah menjadi benjolan yang pecah seiring berjalannya waktu.
Gejala cacar monyet juga umumnya berlangsung selama 2-4 minggu dan bisa hilang tanpa pengobatan.
Artikel terkait: Cacar monyet, penyakit langka mematikan mengintai keluarga, waspada!
Penanganan Cacar Monyet
Ketua Satgas Monkeypox PB IDI yang juga menjabat sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin, Hanny Nilasarim seperti dilansir dari CNN Indonesia mengungkapkan, pertolongan pertama untuk pasien cacar monyet di antaranya:
1. Jangan mendiagnosis sendiri
Saat muncul gejala seperti demam, manifestasi di kulit seperti ruam dan lenting, jangan lakukan diagnosa sendiri.
Namun, segera datangi fasilitas kesehatan terdekat, terutama jika muncul benjolan di leher.
2. Segera lakukan tracing kontak
Saat terpapar cacar monyet, segera lakukan tracing kontak erat. Hubungi semua kolega atau keluarga yang telah bertemu dan melakukan kontak fisik, minimal dalam satu pekan terakhir.
3. Jaga imunitas tubuh
Hal lainnya yang bisa dilakukan adalah memperketat imunitas tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, banyak minum air mineral. Sebab, penyakit ini bisa sembuh sendiri selama daya tahan tubuh terjaga baik.
4. Jangan takut dengan pandangan orang
Cacar monyet umumnya banyak menyerang kelompok LGBT, sehingga membuat penderitanya kerap dihubungkan dengan komunitas tersebut.
Padahal, penyakit ini bisa menyerang siapa saja yang memang melakukan kontak erat dengan pasien lain.
Karena itu, jangan takut dengan pandangan orang lain ketika terpapar cacar monyet. Pasalnya, bisa jadi bukan dari diri sendiri, melainkan terpapar orang lain.
Artikel terkait: Viral penyakit cacar monyet masuk Indonesia, Kemenkes: “Itu Hoax!”
Itulah gejala, ciri-ciri dan tindakan yang harus dilakukan jika terkena cacar monyet. Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan ya, Parents!
***
Baca juga:
Suka Menimbun Barang? Waspada Gangguan Mental Hoarding Disorder