TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Viral penyakit cacar monyet masuk Indonesia, Kemenkes: "Itu Hoax!"

Bacaan 5 menit
Viral penyakit cacar monyet masuk Indonesia, Kemenkes: "Itu Hoax!"

"Sekali lagi, hewannya adalah hewan yang saat ini diyakini masih berada di Afrika. Kita tidak menemukan hal-hal semacam ini," ungkap Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.

Beberapa waktu lalu, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kabar masuknya penyakit cacar monyet atau monkeypox ke wilayah Batam, Kepulauan Riau.

Kabar ini mulai beredar setelah salah satu akun media sosial Facebook mengunggah foto yang memperlihatkan seorang pria terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan kondisi sekujur tubuh yang penuh bintik-bintik merah. Pria itu diduga mengalami cacar monyet yang baru saja ditemukan di negara tetangga, Singapura. 

penyakit cacar monyet

Sumber: Kompas.com

Sebagai salah satu penyakit langka, penyebaran cacar monyet ini sebenarnya tergolong sangat jarang terjadi. Oleh karena itu, kabar masuknya penyakit cacar monyet ini ke Indonesia pun cukup membuat banyak masyaraat merasa khawatir. 

Artikel terkait: Cacar air dewasa, benarkah lebih berbahaya? Ini panduan pengobatannya!

Kabar penyakit cacar monyet masuk di Indonesia ternyata hoax

Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono membantah adanya kabar tersebut, baik pada manusia maupun pada hewan.

“Itu hoaks. Sampai saat ini belum ditemukan kasus monkeypox di Indonesia,” ujar Anung dilansir dari Kompas.com. 

Anung kemudian menjelaskan bahwa penyakit cacar monyet ditularkan melalui binatang. Adapun penularan dari manusia ke manusia sangat jarang. 

“Penularan pada manusia terjadi karena kontak dengan monyet, tikus gambia dan tupai, atau mengonsumsi daging binatang yang sudah terkontaminasi. Inang utama dari virus ini adalah rodent (tikus),” jelas Anung.

Artikel terkait: Yang Perlu Anda Ketahui tentang Cacar Air

penyakit cacar monyet 2

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa sebenarnya cacar monyet merupakan penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya bila tidak ada super infeksi sehingga masyarakat tidak perlu terlalu panik. 

“Sekali lagi, hewannya adalah hewan yang saat ini diyakini masih berada di Afrika. Kita tidak menemukan hal-hal semacam ini,” ungkap Anung.

Untuk mencegah masuknya penyakit ini di Indonesia, Anung menegaskan bahwa pemerintah telah meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan sejumlah hal pencegahan. Mulai dari perketat penjagaan di seluruh pintu masuk negara, pengamatan kunjungan orang, dan perpindahan orang melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan. 

Di samping itu, Anung menghimbau para masyarakat untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dengan rajin mencuci tangan terutama setelah memegang hewan inang seperti monyet, tikus, dan tupai. 

Ia juga menghimbau agar masyarakat yang baru saja pulang dari daerah dengan potensi cacar monyet agar segera berkunjung ke fasilitas kesehatan.

Adapun wilayah yang terjangkit penyakit cacar monyet secara global ialah Afrika Tengah dan Barat seperti Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Ivory Coast, Liberia, Sierra Leone, Gabon, dan Sudan Selatan. 

Mengenal penyakit cacar monyet atau monkeypox

penyakit cacar monyet lead

Dilansir dari laman SehatQ, penyakit cacar monyet adalah salah satu penyakit langka yang termasuk dalam kategori viral zoonosis. Yakni, virus baru dapat ditularkan dari hewan ke manusia. 

Adapun virus yang menyebabkan penyakit ini ialah virus monkeypox. Virus ini menyebar ketika seseorang melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Lalu virus masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit, saluran pernafasan, selaput lendir mata, hidung, hingga mulut. 

Meskipun umumnya virus ini ditularkan dari hewan ke manusia, tetapi tidak menutup kemungkinan bila virus ini menyebar dari manusia ke manusia. 

Caranya penyebarannya melalui:

  • Sentuhan dengan barang penderita (sprei, handuk, pakaian, dan lain sebagainya)
  • Kontak fisik dengan penderita
  • Terkena percikan air dari batuk atau bersin penderita

Penyakit ini umumnya ditemukan di Afrika Tengah dan Afrika Barat. Namun selain benua Afrika, cacar monyet juga pernah terjadi di beberapa negara lainnya seperti Amerika Serikat, Inggris, Israel, dan Singapura.

Artikel terkait: Bisakah terkena cacar air 2 kali? Ini penjelasannya

Gejala penyakit cacar monyet atau monkeypox

Cukup sulit untuk mendiagnosis seseorang mengalami cacar monyet karena gejalanya yang mirip dengan penyakit lain seperti cacar air. Untuk memastikan diagnosis, dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut secara fisik di laboratorium. 

Pemeriksaan ini dapat berupa uji spesimen dengan memeriksaan sampel dari ruam atau luka yang diduga akibat cacar monyet. 

Meskipun cukup sulit tetapi secara umum gejala yang dapat terjadi pada penderita cacar monyet ialah:

Cerita mitra kami
Perut Sehat, Anak Smart: Ini Manfaat Yogurt untuk Pencernaan dan Tumbuh Kembang Si Kecil!
Perut Sehat, Anak Smart: Ini Manfaat Yogurt untuk Pencernaan dan Tumbuh Kembang Si Kecil!
Anak Aktif, Orang Tua Tenang:  Era Baru Rawat Luka dengan Betadine Bening Antiseptik
Anak Aktif, Orang Tua Tenang: Era Baru Rawat Luka dengan Betadine Bening Antiseptik
“Kumara Holiday Program" Kembali Hadir di Akhir Tahun Ini Program di Alam Terbuka untuk Anak Usia 2-12 Tahun
“Kumara Holiday Program" Kembali Hadir di Akhir Tahun Ini Program di Alam Terbuka untuk Anak Usia 2-12 Tahun
Seminar Edukasi Tenaga Kesehatan dalam Memperingati Hari Prematur Sedunia 2025
Seminar Edukasi Tenaga Kesehatan dalam Memperingati Hari Prematur Sedunia 2025
  • Ruam dan luka disekujur tubuh
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Nyeri otot
  • Sakit punggung
  • Kelelahan

cacar monyet

Perlu diketahui, masa inkubasi untuk cacar monyet adalah 5 sampai 21 hari. Masa inkubasi adalah jangka waktu antara kontak dengan orang yang terinfeksi hingga kemunculan gejala.

Ruam yang terjadi pada penderita cacar monyet ini biasanya terbentuk pada satu sampai lima hari setelah gejala muncul. Ruam ini akan muncul dimulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain.

Setelah itu, ruam ini akan berubah menjadi benjolan-benjolan kecil berisi cairan. Lama kelamaan, benjolan tersebut dapat pecah, mengering, kemudian hilang dengan sendirinya.

Pencegahan penyakit cacar monyet atau monkeypox

Meskipun cacar monyet belum masuk di Indonesia dan kemungkinan penyebaran antar manusianya kecil, tetapi tidak ada salahnya bila Anda tetap waspada dan melakukan beberapa hal pencegahan berikut ini:

  • Hindari kontak langsung dengan hewan yang dapat menjadi tempat berdiamnya virus cacar monyet. Misalnya seperti hewan yang sakit atau mati di area yang terdapat virus ini.
  • Hindari kontak dengan barang-barang yang telah disentuh atau digunakan oleh penderita cacar monyet.
  • Penderita yang positif menderita cacar monyet perlu diisolasi dari orang lain yang berisiko tinggi tertular.
  • Bersihkan tangan atau anggota tubuh lain setelah melakukan kontak langsung dengan hewan ataupun penderita cacar monyet. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Bila tidak tersedia, Anda juga dapat menggunakan cairan pembersih tangan yang mengandung alkohol.
  • Bagi para pekerja kesehatan, harus selalu memakai alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan ketika berhadapan dengan pasien cacar monyet.
  • Hindari berpergian ke negara endemis cacar monyet.

*** 

Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda. 

Referensi: Kompas.com, Antara News, SehatQ

Baca juga

Cacar monyet, penyakit langka mematikan mengintai keluarga, waspada!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Fadhila Auliya Widia Putri

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Viral penyakit cacar monyet masuk Indonesia, Kemenkes: "Itu Hoax!"
Bagikan:
  • Gerakan Ayah Ambil Rapor Anak, Ini Manfaatnya Kata BKKBN!

    Gerakan Ayah Ambil Rapor Anak, Ini Manfaatnya Kata BKKBN!

  • Perut Sehat, Anak Smart: Ini Manfaat Yogurt untuk Pencernaan dan Tumbuh Kembang Si Kecil!
    Cerita mitra kami

    Perut Sehat, Anak Smart: Ini Manfaat Yogurt untuk Pencernaan dan Tumbuh Kembang Si Kecil!

  • Anak Aktif, Orang Tua Tenang:  Era Baru Rawat Luka dengan Betadine Bening Antiseptik
    Cerita mitra kami

    Anak Aktif, Orang Tua Tenang: Era Baru Rawat Luka dengan Betadine Bening Antiseptik

  • Gerakan Ayah Ambil Rapor Anak, Ini Manfaatnya Kata BKKBN!

    Gerakan Ayah Ambil Rapor Anak, Ini Manfaatnya Kata BKKBN!

  • Perut Sehat, Anak Smart: Ini Manfaat Yogurt untuk Pencernaan dan Tumbuh Kembang Si Kecil!
    Cerita mitra kami

    Perut Sehat, Anak Smart: Ini Manfaat Yogurt untuk Pencernaan dan Tumbuh Kembang Si Kecil!

  • Anak Aktif, Orang Tua Tenang:  Era Baru Rawat Luka dengan Betadine Bening Antiseptik
    Cerita mitra kami

    Anak Aktif, Orang Tua Tenang: Era Baru Rawat Luka dengan Betadine Bening Antiseptik

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti