Siapa saja bisa mengalami gejala gangguan makan, termasuk Anoreksia Nervosa. Gangguan makanan adalah perubahan atau masalah yang terjadi pada perilaku atau kebiasaan makan seseorang. Hal ini dapat berdampak buruk, khususnya bagi kesehatan fisik dan mental.
Standar kecantikan yang berlaku di tengah masyarakat, sebut saja tubuh langsing, secara tak langsung berpengaruh terhadap berbagai gangguan makan yang terjadi. Banyak orang yang terobsesi ingin memiliki tubuh yang langsing sehingga tak jarang terkena gangguan makan.
Kelebihan berat badan sering kali membuat orang menjadi tidak percaya diri. Sayangnya, banyak orang menempuh cara yang kurang baik dalam obsesinya memiliki tubuh yang ideal sehingga akhirnya mengalami gangguan makan.
Mengenal Gejala Anoreksia Nervosa dan Penyebabnya
Anoreksia Nervosa adalah salah satu gangguan makan yang mengakibatkan penderitanya mengalami kecemasan atau ketakutan berlebih jika berat badannya naik. Penderita Anoreksia Nervosa juga cenderung terobsesi memiliki tubuh yang kurus sehingga memiliki kebiasaan makan yang sangat tidak baik.
Kekhawatiran jika berat badan terlalu berlebih memang wajar dialami setiap orang, tetapi perlu diwaspadai jika sudah menjadi sebuah obsesi.
Menurut penelitian, Anoreksia Nervosa paling sering terjadi kasusnya pada remaja perempuan. Namun, tak menutup pula kemungkinan penyakit ini dapat diderita oleh perempuan dewasa dan juga laki-laki.
Ada dua jenis Anoreksia Nervosa, yakni tipe restriktif dan tipe purging.
Penderita anoreksia restriktif umumnya mengontrol berat badan dengan membatasi asupan kalori harian mereka serendah mungkin. Sedangkan anoreksia tipe purging, umumnya mengeluarkan apa yang telah mereka makan dengan cara memuntahkannya atau menggunakan obat-obatan pencahar atau diuretik.
Penyebab dari Anoreksia Nervosa sendiri masih belum diketahui secara pasti. Namun beberapa faktor seperti biologis, lingkungan, dan psikologis yang dinilai mungkin saja berpengaruh.
Beberapa penelitian menunjukkan bukti adanya hubungan antara anoreksia dan serotonin yang diproduksi di otak, sehingga dinilai genetika dan hormon dapat menjadi penyebab dari penyakit ini. Selain itu, seseorang dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) juga cenderung mempertahankan diet ketat dan olahraga berlebihan sehingga menyebabkan Anoreksia Nervosa.
9 Gejala Anoreksia Nervosa yang Perlu Diwaspadai
Anoreksia biasanya sulit untuk didiagnosis karena penderita gangguan makan pada umumnya tak menyadari bahwa mereka mengalami hal tersebut sehingga jarang mendiskusikan keadaan mereka kepada orang lain. Pengidap anoreksia biasanya menjadi pendiam sehingga orang lain sulit untuk menyadari gejalanya.
Berikut adalah beberapa gejala umum Anoreksia Nervosa yang perlu Parents ketahui. Deteksi sedini mungkin agar bisa dilakukan intervensi sebelum kesehatan penderita Anoreksia Nervosa memburuk.
1. Perasaan Negatif terhadap Bentuk Tubuh
Salah satu tanda Anoreksia Nervosa yang paling umum adalah perasaan negatif terhadap penampilan fisik yang berlebihan. Penderita penyakit ini juga cenderung mengira ukuran tubuhnya lebih besar daripada yang sebenarnya.
Perilaku seperti sering melihat diri sendiri di cermin, memeriksa ukuran tubuh, dan mencubit lemak di bagian tubuh tertentu secara berulang-ulang juga bisa menjadi salah satu gejalanya.
2. Memuntahkan atau Mengeluarkan Makanan yang Dimakan
Purging atau memuntahkan kembali makanan yang baru dimakan bisa menjadi salah satu ciri anoreksia. Tak hanya memuntahkan makanan dengan cara dipaksa secara sengaja, penderita anoreksia juga umumnya menggunakan obat-obatan pencahar atau diuretic.
Obat-obatan ini mengurangi penyerapan makanan dan mempercepat pengosongan lambung dan usus. Penggunaannya secara berlebihan dapat menyebabkan banyak komplikasi kesehatan yang serius.
3. Perubahan Kondisi Emosional yang Buruk
Mengurangi asupan makanan menyebabkan kekurangan nutrisi yang berpengaruh pada pengaturan suasana hati. Penderita anoreksia pada umumnya akan mengalami ketidakseimbangan dalam beberapa hormon di tubuhnya seperti serotonin, dopamine, oksitosin, kortisol, dan leptin.
Hormon-hormon ini berfungsi untuk mengatur suasana hati dan nafsu makan. Oleh karena itu, ciri-ciri anoreksia yang umum ditemukan adalah depresi, kecemasan berlebih, hiperaktif, perfeksionisme, dan juga impulsif. Gejala ini timbul karena penderita anoreksia tidak menemukan kesenangan dalam aktivitas yang biasanya menyenangkan bagi orang lain.
4. Melakukan Diet Ketat
Karakteristik umum Anoreksia Nervosa adalah memantau secara ketat asupan kalori harian. Penderita Anoreksia bisa saja mencatat kalori setiap makanan yang mereka konsumsi bahkan menghafal kandungan kalorinya.
Rasa khawatir berat badan akan naik ini berkontribusi pada obsesi dengan makanan tertentu. Bisa saja mereka mempraktikkan diet ekstrem dengan menurunkan asupan kalori secara dramatis dan menghilangkan jenis makanan tertentu seperti karbohidrat atau lemak.
Hal ini dapat menyebabkan malnutrisi parah dan memengaruhi hormon alami pengatur nafsu makan seperti insulin atau leptin. Akibatnya timbul beragam masalah kesehatan seperti gangguan reproduksi, pertumbuhan, dan mental.
5. Menolak Makan
Sebagian dari penderita Anoreksia Nervosa juga melakukan penolakan terhadap rasa lapar dan menolak untuk makan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, yaitu rendahnya estrogen dan oksitosin dalam tubuh penderita anoreksia. Akibatnya, mereka sulit untuk mengatasi rasa takut berlebihan terhadap makanan dan lemak.
6. Penyalahgunaan Alkohol dan Obat-obatan
Dalam beberapa kasus tertentu Anoreksia Nervosa dapat menyebabkan penggunaan alkohol kronis dan penyalahgunaan obat diet. Alkohol berfungsi untuk menekan nafsu makan sembari mengatasi stres dan kecemasan.
Pembatasan makan dan penurunan berat badan yang drastis dapat memengaruhi otak sehingga menimbulkan adiksi atau kecanduan akan obat-obatan dan alkohol. Perlu dicatat bahwa penyalahgunaan obat-obatan dalam jangka panjang seperti zat amfetamin, kafein, atau efedrin dapat berdampak buruk pada kesehatan.
7. Melakukan Olahraga Berlebihan
Penderita anoreksia terutama tipe restriktif sering kali berolahraga berlebihan untuk menurunkan berat badan. Sebuah penelitian membuktikan bahwa 45% dari penderita gangguan makan juga berolahraga secara berlebihan.
Mereka juga bisa saja mengalami perasaan sangat bersalah jika melewatkan satu sesi olahraga rutin. Tak hanya itu, olahraga berlebihan ini juga diikuti dengan tingkat kecemasan yang tinggi, depresi, dan perilaku obsesif yang tidak wajar.
8. Obsesi pada Kebiasaan Makan Tertentu bisa jadi gejala anoreksia nervosa
Obsesi pada makanan dan berat badan ini sering kali memicu kebiasaan makanan tertentu yang berorientasi pada kontrol. Berikut adalah beberapa kebiasaan makan yang umum dialami penderita anoreksia:
- Makan di waktu yang sama, secara tepat setiap harinya
- Makan makanan dengan urutan tertentu
- Menata makanan di piring dengan cara tertentu
- Memotong makanan menjadi kecil-kecil
- Makan sangat pelan dan mengunyah secara berlebihan
- Menimbang, mengukur, dan memeriksa porsi makanan
- Menghitung kalori
- Hanya makan di tempat tertentu
Kebiasaan-kebiasaan ini dianggap dapat meredakan kecemasan, membawa rasa nyaman, dan menghasilkan rasa kendali.
9. Penurunan Berat Badan yang Drastis
Tingkat keparahan anoreksia tergantung pada sejauh mana seseorang berhasil menurunkan berat badan secara drastis. Seseorang dapat divonis anoreksia jika menganggap penurunan berat badan sebesar 15% di bawah berat badan ideal dan Indeks Massa Tubuh (IMT) sama atau kurang dari 17,5 adalah relevan.
Akan tetapi, perubahan berat badan saja tidak cukup menjadi tolak ukur seseorang mengalami anoreksia.
Mencegah dan Mengobati Anoreksia Nervosa
Menurut penelitian, hingga kini belum ada metode yang terbukti efektif untuk mencegah Anoreksia Nervosa. Namun, dengan menyadari gejala yang berlangsung akan sangat membantu dalam diagnosis, pengobatan, dan penelitian.
Obsesi yang terlalu berlebihan mengenai berat badan atau bentuk tubuh tertentu adalah salah satu tanda bahwa penderita diharapkan mencari bantuan dari tenaga kesehatan. Sayangnya, kendala terbesar bagi mereka adalah sulit menyadari atau percaya mereka mengidap gangguan makan.
Tujuan dari pengobatan Anoreksia Nervosa adalah mengembalikan berat badan ke berat normal dan membentuk kebiasaan makan yang benar. Kondisi Anoreksia Nervosa sendiri tak jarang dapat berlangsung selama seumur hidup dibarengi dengan terapi yang berkelanjutan.
Dalam sebagian kasus dokter mungkin meresepkan antidepresan untuk mengatasi kecemasan berlebih dan depresi yang umum dialami penderita. Pemberian nutrisi melalui selang makanan atau infus mungkin diperlukan jika berat badan terlalu rendah atau mengalami malnutrisi.
Itulah beberapa hal yang harus diketahui mengenai kondisi dan gejala Anoreksia Nervosa. Semoga informasi ini dapat bermanfaat.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
id.theasianparent.com/gangguan-makan-pica
Awas, Anak Bisa Kena Gangguan Pola Makan! Cegah Sedini Mungkin
4 Jenis Gangguan Makan pada Anak yang Jarang Disadari dan Tips Mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.