Alzheimer, demensia dan pikun merupakan istilah dalam gangguan yang menyerang otak dan sering kali dianggap sama. Berbeda dengan demensia, Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia. Gejala alzheimer juga cukup mudah dideteksi.
Demensia sendiri bukan sebuah penyakit, tapi merupakan kumpulan dari berbagai gejala gangguan otak, dan Alzheimer menjadi salah satu penyakitnya.
Alzheimer juga tidak dapat disamakan dengan pikun. Pasalnya, pikun merupakan kondisi psikis mudah lupa akibat bertambahnya usia seseorang.
Seperti diketahui, Alzheimer adalah gangguan pada otak yang berakibat pada menurunnya daya ingat, kemampuan berpikir dan perubahan perilaku dalam aktivitas sehari-hari.
Lantas, apa itu penyakit Alzheimer? Dan bagaimana gejalanya yang harus diwaspadai? Buat mengetahuinya, mari simak dalam pemaparan berikut.
Mengenal Alzheimer dan Gejalanya
Penyakit Alzheimer
Alzheimer memiliki arti penyakit progresif yang ditandai penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, dan perubahan perilaku ketika menjalani aktivitas sehari-hari.
Penyakit Alzheimer menjadi salah satu penyebab demensia yang paling umum, yaitu sebanyak 60-80 persen dari seluruh kasus demensia.
Seperti diketahui, demensia merupakan gangguan otak yang menyebabkan terganggunya kemampuan intelektual dan sosial penderita.
dr Alois Alzheimer pada tahun 1906 menemukan penyakit ini saat memeriksa seorang perempuan dengan kondisi jaringan otaknya rusak secara tidak biasa.
Meski perkembangannya lambat, seiring berjalannya waktu Alzheimer akan merusak jaringan otak, bahkan menyebabkan kematian imbas komplikasi yang ditimbulkan.
Umumnya, Alzheimer menyerang orang berusia di atas 60 tahun. Biasanya, gejala awal Alzheimer muncul pada pertengahan usia 60-an tahun, meski pada kasus tertentu bisa juga muncul di usia 30-an tahun.
Artikel terkait: Penelitian: Mengasuh cucu dapat menurunkan risiko Alzheimer
Gejala Alzheimer
Gejala Alzheimer
Penyakit ini ditandai dengan kondisi pikun di mana penderita sulit mengingat kejadian maupun aktivitas yang baru saja dilakukan. Lama-kelamaan, kondisi penderita semakin buruk, sehingga tidak bisa beraktivitas dengan baik.
Tak hanya pikun saja, berikut ini adalah gejala dari penyakit Alzheimer yang perlu diketahui:
- Sering mengucapkan kata atau kalimat secara berulang
- Lupa dengan janji yang telah dibuat
- Sering salah meletakkan barang, bahkan barang tersebut kerap diletakkan di tempat yang tak wajar
- Tersesat di tempat yang telah dikenali
- Lupa dengan benda-benda sekitar, bahkan tidak ingat dengan nama anggota keluarga
- Sulit menemukan kata yang tepat untuk mengidentifikasi suatu objek serta susah mengekspresikan isi pikiran
- Sulit konsentrasi dan membuat keputusan.
Artikel terkait: Kiat Hindari Alzheimer Jangan Tidur Siang Terlalu Lama, Apa Hubungannya?
Penyebab Penyakit Alzheimer
Penyebab Penyakit Alzheimer
Alzheimer menurut beberapa ilmuwan disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari genetik, gaya hidup hingga lingkungan.
Penderita Alzheimer pada mulanya mengalami gangguan kerja sel-sel otak alias neuron karena masalah pada protein otak yang tidak bisa berfungsi normal. Neuron tersebut akan rusak, hilang koneksi satu sama lain hingga akhirnya mati.
Penderita juga mengalami kerusakan di wilayah otak yang mengontrol memori. Hanya saja, hal itu berlangsung selama bertahun-tahun sebelum gejala awal muncul. Ukuran otak lambat laun akan menyusut seiring hilangnya neuron.
Artikel terkait: 7 Manfaat Daun Sage, Obati Diare hingga Mencegah Penyakit Alzheimer
Faktor Risiko Alzheimer
Faktor Risiko Alzheimer
Ada beberapa faktor risiko penyakit Alzheimer, seperti gaya hidup tidak sehat, kurang aktivitas fisik, kebiasaan merokok, serta kurang makan buah dan sayur.
Tak hanya gaya hidup kurang sehat saja, pekerjaan yang dirasa membosankan dan kurangnya sosialisasi juga menjadi faktor risiko.
Buat mengetahui apa saja faktor risiko penyakit Alzheimer yang sering terjadi, berikut ini adalah daftarnya:
1. Genetik
Genetik menjadi faktor risiko Alzheimer. Sebuah keluarga biasanya memiliki penyakit bawaan yang dirasakan dari generasi ke generasi.
Namun, pada sebagian besar kasus, pengaruh gen penyakit Alzheimer dari orangtua tampak kecil. Misalnya, apabila orangtua atau anggota keluarga lain terserang Alzheimer, kamu ada kemungkinan terserang Alzheimer juga, namun risiko tersebut hanya sedikit lebih tinggi daripada orang dengan keluarga tanpa kasus Alzheimer sama sekali.
2. Usia
Usia menjadi faktor risiko lainnya untuk penyakit alzheimer. Bahkan, penyakit tersebut mempengaruhi 1 dari 14 orang di atas usia 65 tahun dan 1 dari 6 orang di atas usia 80 tahun.
3. Menurunnya kadar estrogen
Baik laki-laki maupun perempuan yang berusia di atas 65 tahun berisiko terkena Alzheimer. Namun, perempuan rupanya lebih berisiko mengalami Alzheimer.
Ada dua kemungkinan penyebab Alzheimer lebih banyak menyerang perempuan. Yaitu, perempuan yang mencapai usia lanjut lebih banyak di bandingkan laki-laki. Kemudian, perempuan yang mengalami menopause sehingga menyebabkan penurunan kadar estrogen.
Seperti diketahui, estrogen berfungsi untuk melindungi pembuluh darah. Apabila kadar estrogen turun, perlindungan terhadap pembuluh darah juga akan menurun. Sementara itu, kadar estrogen pada laki-laki umumnya selalu stabil.
Cara Mencegah Gejala Alzheimer
Cara Mencegah Alzheimer
Berikut ini adalah cara mencegah Alzheimer yang bisa Parents terapkan:
- Rutin olahraga, minimal 30 menit setiap hari.
- Rajin mengonsumsi makanan pencegah Alzheimer seperti sayur, buah, kacang-kacangan, biji-bijian, serta makanan yang mengandung lemak sehat seperti ikan, alpukat, dan kacang walnut.
- Berhenti merokok dan menghindari asap rokok.
- Berpartisipasi dalam kegiatan sosial, misalnya mengikuti kelas memasak, kelas merajut, atau aktivitas lainnya yang melibatkan interaksi dengan orang lain.
Itulah pembahasan mengenai gejala Alzheimer, faktor risiko dan pencegahannya. Jaga selalu kesehatan ya Parents!
Baca juga:
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.