Selain membuat hati nenek kakek bahagia, sebenarnya mengasuh cucu bisa membantu mengurangi risiko Alzheimer. Sebuah studi yang diterbitkan oleh North American Menopause Society menunjukkan bahwa orang tua yang merawat cucu memiliki kemungkinan mengidap Alzheimer yang rendah.
Studi melibatkan 120 lansia di Australia ini menemukan bahwa nenek yang mengasuh cucu mereka satu hari dalam seminggu memiliki skor lebih tinggi dalam ujian kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa dengan mengasuh cucu akan meningkatkan fungsi kognitif.
Mengapa mengasuh cucu dapat menurunkan risiko Alzheimer?
Risiko Alzheimer berkurang ketika nenek kakek ikut bermain bersama cucu.
Kegiatan mengasuh cucu membantu para lansia lebih sehat secara mental. Selain itu, warga lanjut usia yang merawat cucu dikatakan medapat kepuasan karena merasa dirinya masih dibutuhkan.
Saat para lansia memberikan cinta kepada cucu dan sekaligus merasa dicintai cucunya, mereka jadi memiliki semangat hidup.
Anak-anak adalah tipe yang cepat bosan dan membutuhkan beragam aktivitas. Saat mengasuh cucu, nenek kakek harus memikirkan kegiatan apa yang cocok untuk anak sekaligus turut serta bermain bersama.
Kebanyakan permainan untuk anak adalah yang bertujuan melatih sensori mereka. Selain itu, biasanya saat mengasuh cucu, kakek nenek akan mengajari anak untuk mulai mengenal huruf dan benda.
Kegiatan-kegiatan ini secara tak langsung juga bermanfaat bagi para lansia yang mengasuh cucu. Sama seperti tubuh, otak juga membutuhkan latihan.
Semakin sering otak dirangsang dengan latihan sensori maka akan semakin baik. Jadi, inilah mengapa mengasuh cucu dapat membantu mengurangi risiko penyakit Alzheimer.
Artikel terkait: [Video] Lihat! Lucunya Pak Jokowi bermain dengan cucu kesayangan
Apa itu Alzheimer?
Secara singkat, Alzheimer adalah sejenis demensia yang memengaruhi ingatan, pemikiran, dan perilaku. Bagi penderita Alzheimer, gejala ini bisa semakin parah dan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Misalnya lupa jalan pulang.
Alzheimer memburuk seiring berjalannya waktu dan merupakan penyakit progresif. Pada tahap awal, penderita Alzheimer akan kehilangan ingatan ringan tetapi pada Alzheimer stadium akhir penderita akan kehilangan kemampuan untuk bercakap-cakap maupun merespon lingkungan sekitar.
Kehilangan ingatan adalah gejala utama penyakit Alzheimer. Tanda awal penyakit ini biasanya sulit mengingat peristiwa atau percakapan baru-baru ini. Ketika penyakit ini berkembang, gangguan ingatan memburuk dan gejala lainnya berkembang.
Pada awalnya, seseorang dengan penyakit Alzheimer mungkin menyadari kesulitan untuk mengingat hal-hal dan mengatur pikiran. Biasanya mereka akan menunjukan gejala-gejala seperti:
- Mengulangi pernyataan dan pertanyaan berulang-ulang
- Lupa dengan percakapan, janji temu atau acara. Tidak mengingatnya nanti
- Secara rutin salah menaruhkan barang, sering menempatkannya di lokasi yang tidak masuk akal
- Tersesat di tempat yang akrab
- Melupakan nama anggota keluarga dan benda sehari-hari
- Kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk mengidentifikasi objek, mengekspresikan pikiran atau mengambil bagian dalam percakapan
- Kesulitan berpikir dan bernalar, terutama tentang konsep abstrak seperti angka
Pengobatan dan pencegahan Alzheimer
Sampai saat ini belum ada pengobatan untuk penyakit Alzheimer, tetapi tersedia perawatan untuk gejalanya. Perawatan Alzheimer memang tidak dapat menghentikan penyakit ini secara langsung. tetapi dapat memperlambat memburuknya gejala demensia.
Seseorang yang menderita Alzheimer dapat hidup rata-rata hingga delapan tahun setelah gejalanya muncul. Namun penderita Alzheimer dapat bertahan mulai dari 4 – 20 tahun tergantung usia dan kondisi kesehatan.
Penyakit Alzheimer bukanlah bagian normal dari penuaan. Meski demikian, risiko Alzheimer terbesar dialami oleh mereka yang lanjut usia terutama 65 tahun ke atas.
Penyakit Alzheimer bukanlah kondisi yang bisa dicegah. Namun, sejumlah faktor risiko gaya hidup untuk Alzheimer dapat dimodifikasi. Salah satunya dengan membiarkan orangtua kita bermain dengan cucunya.
Selain itu, ada pula beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah Alzheimer, yaitu dengan berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, mengelola tekanan darah tinggi, obesitas, atau kolesterol, dan tidak merokok.
Sejumlah penelitian juga menemukan bahkan keterampilan berpikir yang terus diasah dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer. Untuk itu, tidak ada salahnya bila mulai saat ini kita lebih sering mengajak orangtua kita untuk berpartisipasi dalam acara sosial, membaca, menari, bermain permainan papan, menciptakan seni, memainkan instrumen, atau kegiatan lain yang membutuhkan keterlibatan mental dan sosial.
Baca juga:
8 Hal yang sebaiknya tidak diucapkan pada orangtua yang sudah lanjut usia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.