X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Penelitian: Mengasuh Cucu dapat Menurunkan Risiko Alzheimer

Bacaan 4 menit
Penelitian: Mengasuh Cucu dapat Menurunkan Risiko Alzheimer

Ini alasannya mengapa nenek kakek perlu sering bermain dengan cucunya....

Selain membuat hati nenek kakek bahagia, sebenarnya mengasuh cucu bisa membantu mengurangi risiko Alzheimer. Sebuah studi yang diterbitkan oleh North American Menopause Society menunjukkan bahwa orang tua yang merawat cucu memiliki kemungkinan mengidap Alzheimer yang rendah.

Studi melibatkan 120 lansia di Australia ini menemukan bahwa nenek yang mengasuh cucu mereka satu hari dalam seminggu memiliki skor lebih tinggi dalam ujian kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa dengan mengasuh cucu akan meningkatkan fungsi kognitif.

Mengapa mengasuh cucu dapat menurunkan risiko Alzheimer?

risiko alzheimer berkurang saat bermain dengan cucu

Risiko Alzheimer berkurang ketika nenek kakek ikut bermain bersama cucu.

Kegiatan mengasuh cucu membantu para lansia lebih sehat secara mental. Selain itu, warga lanjut usia yang merawat cucu dikatakan medapat kepuasan karena merasa dirinya masih dibutuhkan.

Saat para lansia memberikan cinta kepada cucu dan sekaligus merasa dicintai cucunya, mereka jadi memiliki semangat hidup.

Anak-anak adalah tipe yang cepat bosan dan membutuhkan beragam aktivitas. Saat mengasuh cucu, nenek kakek harus memikirkan kegiatan apa yang cocok untuk anak sekaligus turut serta bermain bersama.

Kebanyakan permainan untuk anak adalah yang bertujuan melatih sensori mereka. Selain itu, biasanya saat mengasuh cucu, kakek nenek akan mengajari anak untuk mulai mengenal huruf dan benda.

Kegiatan-kegiatan ini secara tak langsung juga bermanfaat bagi para lansia yang mengasuh cucu. Sama seperti tubuh, otak juga membutuhkan latihan.

Semakin sering otak dirangsang dengan latihan sensori maka akan semakin baik. Jadi, inilah mengapa mengasuh cucu dapat membantu mengurangi risiko penyakit Alzheimer.

Artikel terkait: [Video] Lihat! Lucunya Pak Jokowi bermain dengan cucu kesayangan

Apa itu Alzheimer?

risiko alzheimer 1

Secara singkat, Alzheimer adalah sejenis demensia yang memengaruhi ingatan, pemikiran, dan perilaku. Bagi penderita Alzheimer, gejala ini bisa semakin parah dan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Misalnya lupa jalan pulang.

Alzheimer memburuk seiring berjalannya waktu dan merupakan penyakit progresif. Pada tahap awal, penderita Alzheimer akan kehilangan ingatan ringan tetapi pada Alzheimer stadium akhir penderita akan kehilangan kemampuan untuk bercakap-cakap maupun merespon lingkungan sekitar.

Kehilangan ingatan adalah gejala utama penyakit Alzheimer. Tanda awal penyakit ini biasanya sulit mengingat peristiwa atau percakapan baru-baru ini. Ketika penyakit ini berkembang, gangguan ingatan memburuk dan gejala lainnya berkembang.

Pada awalnya, seseorang dengan penyakit Alzheimer mungkin menyadari kesulitan untuk mengingat hal-hal dan mengatur pikiran. Biasanya mereka akan menunjukan gejala-gejala seperti:

  • Mengulangi pernyataan dan pertanyaan berulang-ulang
  • Lupa dengan percakapan, janji temu atau acara. Tidak mengingatnya nanti
  • Secara rutin salah menaruhkan barang, sering menempatkannya di lokasi yang tidak masuk akal
  • Tersesat di tempat yang akrab
  • Melupakan nama anggota keluarga dan benda sehari-hari
  • Kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk mengidentifikasi objek, mengekspresikan pikiran atau mengambil bagian dalam percakapan
  • Kesulitan berpikir dan bernalar, terutama tentang konsep abstrak seperti angka

Pengobatan dan pencegahan Alzheimer

risiko alzheimer 2

Sampai saat ini belum ada pengobatan untuk penyakit Alzheimer, tetapi tersedia perawatan untuk gejalanya. Perawatan Alzheimer memang tidak dapat menghentikan penyakit ini secara langsung. tetapi dapat memperlambat memburuknya gejala demensia.

Seseorang yang menderita Alzheimer dapat hidup rata-rata hingga delapan tahun setelah gejalanya muncul. Namun penderita Alzheimer dapat bertahan mulai dari 4 – 20 tahun tergantung usia dan kondisi kesehatan.

Penyakit Alzheimer bukanlah bagian normal dari penuaan. Meski demikian, risiko Alzheimer terbesar dialami oleh mereka yang lanjut usia terutama 65 tahun ke atas.

Penyakit Alzheimer bukanlah kondisi yang bisa dicegah. Namun, sejumlah faktor risiko gaya hidup untuk Alzheimer dapat dimodifikasi. Salah satunya dengan membiarkan orangtua kita bermain dengan cucunya.

Selain itu, ada pula beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah Alzheimer, yaitu dengan berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, mengelola tekanan darah tinggi, obesitas, atau kolesterol, dan tidak merokok.

Sejumlah penelitian juga menemukan bahkan keterampilan berpikir yang terus diasah dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer. Untuk itu, tidak ada salahnya bila mulai saat ini kita lebih sering mengajak orangtua kita untuk berpartisipasi dalam acara sosial, membaca, menari, bermain permainan papan, menciptakan seni, memainkan instrumen, atau kegiatan lain yang membutuhkan keterlibatan mental dan sosial.

Referensi: tiphero, Alzheimer’s Association, Mayo Clinic

Baca juga:

8 Hal yang sebaiknya tidak diucapkan pada orangtua yang sudah lanjut usia

Cerita mitra kami
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
5 Manfaat Minum Susu Setiap Hari, Tak Sekadar Memenuhi Kebutuhan Kalsium 
5 Manfaat Minum Susu Setiap Hari, Tak Sekadar Memenuhi Kebutuhan Kalsium 
Bebas Stress, Ini Cara Agar Si Kecil Mau Minum Obat Batuk Tanpa Dipaksa
Bebas Stress, Ini Cara Agar Si Kecil Mau Minum Obat Batuk Tanpa Dipaksa

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Giasinta Angguni

  • Halaman Depan
  • /
  • Penyakit
  • /
  • Penelitian: Mengasuh Cucu dapat Menurunkan Risiko Alzheimer
Bagikan:
  • Penelitian: percaya mitos kesehatan, Kakek Nenek bisa membahayakan cucu

    Penelitian: percaya mitos kesehatan, Kakek Nenek bisa membahayakan cucu

  • 7 Cara Menjaga Kesehatan Bayi Sejak Usia 1 Hari

    7 Cara Menjaga Kesehatan Bayi Sejak Usia 1 Hari

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

  • Penelitian: percaya mitos kesehatan, Kakek Nenek bisa membahayakan cucu

    Penelitian: percaya mitos kesehatan, Kakek Nenek bisa membahayakan cucu

  • 7 Cara Menjaga Kesehatan Bayi Sejak Usia 1 Hari

    7 Cara Menjaga Kesehatan Bayi Sejak Usia 1 Hari

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.