TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Cepat Sekali Kenyang, Awas Gastroparesis! Ini Golongan Orang yang Berisiko

Bacaan 5 menit
Cepat Sekali Kenyang, Awas Gastroparesis! Ini Golongan Orang yang Berisiko

Rentan menyerang pencernaan, apa itu gastroparesis dan seperti apa gejalanya?

Pernahkah dalam suatu kondisi, Parents merasa mudah sekali merasa kenyang? Jika iya, ada kemungkinan Anda mengalami gastroparesis.

Gastroparesis adalah gangguan pada otot lambung yang menyebabkan gerakan lambung untuk mendorong makanan ke usus menjadi lebih lambat. Gastroparesis ditandai dengan mual, muntah, dan mudah merasa kenyang.

Penyebab gastroparesis belum diketahui dengan pasti, tetapi diduga disebabkan adanya kerusakan saraf yang mengatur gerakan otot lambung, yaitu saraf vagus. Saraf ini dapat mengalami kerusakan akibat berbagai hal, misalnya komplikasi operasi pada lambung atau komplikasi diabetes.

Gejala Gastroparesis

Gastroparesis

Berbicara penyakit, gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi. Namun, penderita gastroparesis biasanya mengalami gejala berikut:

  • Cepat merasa kenyang saat makan
  • Masih merasa kenyang meskipun sudah lama dari jam makan sebelumnya
  • Perut kembung dan terasa begah
  • Mual dan muntah. Terkadang memuntahkan makanan yang belum tercerna
  • Nyeri ulu hati atau terasa panas di daerah dada
  • Nyeri perut
  • Nafsu makan berkurang
  • Penurunan berat badan

Kebanyakan penderita gangguan lambung jenis ini memang tidak mengalami gejala mencolok. Jika Anda mengalami keluhan pencernaan yang mengkhawatirkan dan berkepanjangan, sebaiknya periksakan diri ke dokter.

  • Nyeri atau kram perut yang parah
  • Muntah dengan isi muntahan berwarna gelap atau mengandung darah
  • Muntah-muntah yang berlangsung lebih dari satu jam
  • Nyeri perut yang tidak kunjung reda
  • Demam
  • Sesak napas
  • Lemas dan merasa ingin pingsan

Artikel terkait: Sebabkan Risiko Kematian Tinggi Jika Terpapar COVID-19, Apa Itu Penyakit Komorbid?

Penyebab Gastroparesis

Gastroparesis

Seperti telah diinformasikan sebelumnya, belum diketahui secara pasti apa penyebab gastroparesis. Namun, deretan faktor risiko berikut ini dapat mengakibatkan seseorang lebih mudah terkena gastroparesis.

  • Diabetes tipe 1 atau tipe 2 yang tidak terkontrol
  • Komplikasi dari beberapa jenis operasi lambung
  • Amiloidosis
  • Scleroderma
  • Penyakit Parkinson
  • Penyakit infeksi, seperti cacar air dan infeksi virus Epstein-Barr
  • Anoreksia nervosa
  • Radang lambung
  • Penyakit distrofi otot
  • Hipotiroidisme
  • Efek samping obat-obatan, seperti pereda nyeri golongan opioid dan beberapa antidepresan
  • Efek samping radioterapi yang dilakukan pada bagian perut

Diagnosis Gastroparesis

Gastroparesis

Untuk mendiagnosis gastroparesis, dokter terlebih dahulu akan memeriksa kondisi fisik pasien. Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan gejala apa saja yang pasien rasakan.

Jika pasien diduga menderita gastroparesis, dokter akan melakukan pemindaian untuk melihat kondisi lambung, antara lain:

  • Gastroskopi. Langkah ini dilakukan menggunakan alat khusus berupa selang dengan kamera di ujungnya. Selang tersebut dimasukkan lewat mulut hingga mencapai lambung. Dokter gastroenterologi akan melihat kondisi lambung melalui kamera.
  • USG perut. Pemeriksaan USG perut (USG abdomen) dilakukan untuk melihat kondisi organ-organ di dalam rongga perut menggunakan gelombang suara.
  • Rontgen perut. Pemeriksaan Rontgen dilakukan dengan radiasi sinar-X. Untuk mendapatkan hasil yang lebih jelas, penderita akan diminta meminum bahan kontras barium sebelum pemeriksaan.
  • Tes pengosongan lambung. Tes ini dilakukan untuk mengukur kecepatan lambung mengosongkan makanan. Caranya adalah dengan memberikan pasien makanan yang sudah dibubuhi bahan radioaktif. Setelah ditelan, makanan akan dipindai menggunakan alat khusus untuk mengetahui berapa lama makanan tersebut berada di dalam lambung.

Khusus pasien gastroparesis yang menderita diabetes atau berisiko terkena diabetes juga perlu menjalani pemeriksaan kadar gula darah. Pemeriksaan darah juga dapat dilakukan untuk mengetahui adanya kondisi lain yang bisa memicu gastroparesis.

Artikel terkait: Hati-hati! Kelainan Kulit Ini Bisa Jadi Gejala Diabetes dan Tumor Ganas

Pengobatan Gastroparesis

Cepat Sekali Kenyang, Awas Gastroparesis! Ini Golongan Orang yang Berisiko

Langkah pengobatan gastroparesis diawali dengan mengidentifikasi dan mengatasi penyebab utamanya. Setelah itu disertai beberapa tindakan antara lain:

  • Mengubah menu makanan. Pasien disarankan untuk mengonsumsi makanan yang lebih mudah dicerna.
  • Penyuntikan. Botulinum toxin akan disuntikkan pada katup yang menghubungkan lambung dengan usus kecil (pyloric sphincter) untuk melemahkan otot katup, sehingga dapat membuka lebih lama sekaligus mengosongkan lambung.
  • Obat-obatan. Ada dua jenis obat yang digunakan pada gastroparesis, yaitu obat-obatan untuk merangsang pergerakan otot lambung dan obat untuk menekan mual dan muntah.
  • Stimulasi listrik. Mengalirkan listrik melalui elektroda yang ditempelkan ke dinding lambung dengan tujuan merangsang gerakan otot lambung. Kendati begitu, manfaat dari terapi ini masih perlu diteliti lebih jauh.
  • Pembedahan. Pada kasus yang parah di mana pengidap sampai tidak bisa makan atau minum, maka akan dipasang selang ke usus kecil untuk memasukkan makanan dari luar. Dokter juga bisa memasang selang ventilasi lambung untuk mengurangi tekanan dari isi lambung.

Lantas, apakah penyakit ini dapat dicegah? Bisa yaitu dengan memerhatikan pola makan. Berikut panduan makan bagi seseorang yang menderita gastroparesis:

  1. Makan dalam porsi kecil. Dengan sedikitnya makanan yang masuk akan membantu meringankan kerja perut untuk mengosongkan lambung. Porsi kecil juga dapat membantu mencegah terjadinya perut kembung. 
  2. Kunyah makanan dengan baik. Orang dengan gastroparesis perlu mengunyah makanannya sampai benar-benar halus. Mereka tidak bisa sembarangan mengunyah seperti orang pada umumnya yang hanya beberapa kali mengunyah makanan lalu langsung telan. Hal ini agar lambung dapat mencerna makanan dengan optimal. 
  3. Hindari berbaring setelah makan. Normalnya, berbaring setelah makan dapat menyebabkan asam lambung cepat naik. Penderita gastroparesis dianjurkan untuk tidak berbaring setelah makan. Tunggulah hingga 3 jam setelah makan sampai makanan tercerna sempurna.
  4. Konsumsilah suplemen. Kebanyakan orang dengan gastroparesis memiliki risiko besar mengalami kekurangan zat gizi. Siasati hal ini dengan rutin mengonsumsi suplemen multivitamin agar risiko kurang gizi dapat dicegah.
  5. Batasi makanan yang mengandung lemak tinggi. Makanan berlemak sebaiknya dihindari pasien gastroparesis karena dapat menunda pengosongan makanan di lambung. Untuk itu, pilihlah makanan dengan kandungan lemak sehat seperti smoothie atau milkshake. 
  6. Diet rendah serat. Tubuh sejatinya membutuhkan serat, namun patut diingat gastroparesis adalah gangguan pencernaan. Sementara serat berpotensi menunda pengosongan lambung dan mengikat zat membentuk formasi bernama benzoar yang dapat menimbulkan penyumbatan di lambung. Oleh karena itu, jauhi dahulu makanan berserat tinggi seperti kacang-kacangan, sereal gandum utuh, buah yang asam (blackberry, jeruk, strawberry, kiwi, apel), buah kering (aprikot, kurma, buah ara, plum, kismis), brokoli, dan berondong jagung.

Parents, semoga informasi perihal gastroparesis ini bermanfaat ya untuk Anda semua.

Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

 

Baca juga:

Diare Berdarah? Hat-hati Amebiasis, Infeksi Parasit Usus yang Sebabkan Disenteri

Rentan Dialami Perempuan dan Berisiko Sebabkan Sulit Hamil, Ini Gejala Polip Rahim

Sindrom Nefrotik: Kelainan Ginjal Ini Bisa Dialami Anak, Ketahui Gejalanya!

Cerita mitra kami
Butuh Penanganan Cepat Saat Anak Terus Muntah dan Lemas? Dokter Spesialis Anak Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Jakarta Selatan
Butuh Penanganan Cepat Saat Anak Terus Muntah dan Lemas? Dokter Spesialis Anak Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Jakarta Selatan
Si Kecil Mual Muntah Berulang? Tak Perlu Cemas, Dokter Spesialis Anak Selalu Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Kuningan
Si Kecil Mual Muntah Berulang? Tak Perlu Cemas, Dokter Spesialis Anak Selalu Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Kuningan
Bukan Hanya Gigitan - Biaya Tersembunyi Demam Berdarah untuk Keluarga di Indonesia
Bukan Hanya Gigitan - Biaya Tersembunyi Demam Berdarah untuk Keluarga di Indonesia
Kaum Sweet Tooth, Jangan Sampai Diabetes! Kenali Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya
Kaum Sweet Tooth, Jangan Sampai Diabetes! Kenali Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Erinintyani Shabrina Ramadhini

Diedit oleh:

dr.Gita Permatasari

  • Halaman Depan
  • /
  • Penyakit
  • /
  • Cepat Sekali Kenyang, Awas Gastroparesis! Ini Golongan Orang yang Berisiko
Bagikan:
  • 3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

    3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

  • Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

    Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

  • Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

    Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

  • 3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

    3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

  • Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

    Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

  • Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

    Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti