Sering Merasa Cemas dan Panik? Begini Cara Mengatasinya

Gangguan panik bisa dialami oleh siapa saja. Bagaimana cara mengatasinya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sering cemas berlebihan sampai menjadi panik tiba-tiba tanpa sebab merupakan hal yang perlu segera diatasi. Pasalnya, kondisi tersebut bisa menjadi tanda dari gangguan panik atau panic disorder. Terlebih, jika hal tersebut terjadi secara berulang dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Artikel terkait: Hati-hati! Cemas berlebihan karena virus corona bisa ganggu kesehatan mental

Gangguan Panik: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Rasa cemas yang muncul sebagai bentuk respons akan suatu hal tertentu merupakan hal yang normal terjadi. Namun, kecemasan yang disebabkan oleh gangguan panik biasanya terjadi secara tiba-tiba. Bahkan, rasa panik yang menyerang pun timbul di saat yang tak terduga dan tidak jarang dapat mengganggu aktivitas keseharian penderitanya.

Jenis gangguan ini bisa terjadi pada siapa saja. Meski demikian, melansir dari laman Alodokter, kondisi yang tergolong ke dalam gangguan kecemasan ini biasanya lebih sering dialami oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki.

Umumnya, panic disorder berkembang ketika seseorang beranjak dewasa atau mulai terjadi di akhir masa remaja karena dipicu oleh stres.

Perlu diketahui juga, panic disorder berbeda dengan serangan panik atau panic attack. Serangan panik merupakan rasa cemas, takut, dan gelisah berlebihan yang terjadi secara tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya. Namun, biasanya serangan panik hanya terjadi sekali seumur hidup dan akan menghilang sendirinya seiring faktor pemicu berakhir.

Sedangkan gangguan panik sendiri merupakan kondisi serangan panik yang terjadi secara berulang dan dalam jangka waktu lama. Hal ini pun selaras dengan penjelasan dokter Andri, Sp.KJ, FAPM dari Omni Hospital Alam Sutera.

“Seseorang dikatakan mengalami panic disorder jika serangan panik yang terjadi padanya sudah lebih dari satu bulan. Jadi, dokter tidak serta-merta mendiagnosis seseorang mengalami gangguan panik kalau hanya terjadi satu kali ” ungkapnya melalui sesi sharing yang dibagikan melalui Youtube Andri Psikosomatik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penyebab dan Faktor Pemicu

Beberapa ahli mencurigai bahwa panic disorder merupakan salah satu kondisi yang disebabkan oleh keturunan genetik. Namun sebenarnya, belum ada penelitian yang bisa membuktikan mengenai hal ini. Penyebab gangguan panik yang spesifik juga belum bisa dijelaskan lebih mendalam secara ilmiah.

Tapi yang pasti, beberapa studi menyebutkan bahwa penderita panic disorder biasanya memiliki kekeliruan dalam menginterpretasikan gerakan atau sensasi tubuh yang sebenarnya sama sekali tidak membahayakan. Hal ini disebabkan oleh adanya kelainan pada bagian otak tertentu yang berfungsi dalam mengatur perasaan takut dan kecemasan.

Selain itu, ada pula pemicu atau faktor risiko lain yang bisa menyebabkan seseorang mengalami panic disorder. Beberapa faktor pemicu tersebut di antaranya adalah:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Stres berat
  • Pernah mengalami kejadian traumatis
  • Riwayat kesehatan keluarga
  • Permasalahan kehidupan yang menimpa. Seperti kehilangan anak karena keguguran atau stillbirth, perceraian orangtua, dan sebagainya.
  • Merokok, menggunakan obat-obatan terlarang
  • Sering mengonsumsi kafein dalam jumlah berlebihan
  • Adanya riwayat kekerasan, seperti kekerasan dalam bentuk pisik maupun psikologis akibat pelecehan seksual

Artikel terkait: Jangan sedih berlarut! Ini 5 Cara atasi trauma setelah perselingkuhan

Gejala Umum yang Dirasakan

Gejala gangguan panik biasanya timbul di usia remaja akhir. Kondisi gejala yang dialami biasanya berbeda-beda dan dapat dirasakan oleh penderitanya selama 10 – 20 menit saat serangan panik datang.

Penjelasan tersebut disampaikan oleh dokter Andri, Sp.KJ, FAPM dari Omni Hospital Alam Sutera. Ia memaparkan, setidaknya ada tiga belas gejala umum dari gangguan panik. Beberapa gejala tersebut di antaranya adalah:

  • Jantung berdebar kencang
  • Tubuh berkeringat, biasanya pasien kerap mengira kondisi ini sebagai gejala dari penyakit atau serangan jantung
  • Badan gemetar, sesak napas seperti tercekik
  • Adanya perasaan tidak nyaman di dada
  • Gangguan perut seperti perasaan ingin muntah
  • Pusing, mengalami vertigo, atau perasaan ingin pingsan
  • Merasa bahwa lingkungan sekitar tidak nyata atau depersonalisasi dan derealisasi
  • Rasa takut berlebih dan kehilangan kendali atas pikirannya
  • Rasa takut mati secara berlebihan
  • Parestesi atau mati rasa. Ada beberapa orang yang bahkan tidak mampu merasakan bagian tubuhnya.
  • Rasa panas atau menggigil yang berlebihan

Sementara itu, dokter Andri juga menyebutkan bahwa seseorang bisa dikhawatirkan mengalami gangguan jantung apabila merasakan setidaknya 4 dari 13 gejala umum yang disebutkan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Seseorang bisa dikatakan memiliki gangguan panik apabila ia memiliki minimal empat dari ketiga belas gejala tersebut. Lebih tepatnya, ia mengalami minimal empat gejala secara bersamaan ketika serangan panik datang. Serta, kondisi serangan panik tersebut terjadi selama lebih dari tiga kali dalam sebulan terakhir,” pungkasnya.

Diagnosis Gangguan Panik

Beberapa gejala tersebut terbilang umum atau mirip dengan tanda dari penyakit lain. Oleh karena itu, dokter biasanya tidak langsung mendiagnosis pasien yang datang memeriksakan diri dengan gejala tersebut sebagai gangguan panik.

Umumnya, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan seperti tes tiroid atau penyakit jantung sebagai proses diagnosis awal. Melansir Alodokter, beberapa rangkaian pemeriksaan lain yang biasanya dilakukan berupa:

  • Pengisian kuisioner atau pemeriksaan secara fenomenologis. Apakah pasien ada riwayat penyakit tertentu, atau penyalahgunaan minuman alkohol dan obat-obatan.
  • Evaluasi status mental pasien.
  • Pemeriksaan fisik secara menyeluruh
  • Tes darah untuk mengecek fungsi tiroid dan pemeriksaan rekam jantung.

Artikel terkait: Sama-sama sesak napas, ini bedanya serangan panik dan sakit jantung

Cara Mengatasi dan Upaya Pencegahan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada dua metode utama dalam mengatasi gangguan panik. Biasanya, metode ini bertujuan untuk mengurangi frekuensi dan intensitas serangan panik pasien agar kualitas hidupnya membaik.

Beberapa langkah pengobatan yang dilakukan umumnya berupa:

  1. Psikoterapi, seperti terapi kognitif perilaku untuk membantu pasien menghadapi dan memahami serangan panik yang terjadi.
  2. Obat-obatan untuk mengurangi gejala yang berkaitan dengan gangguan panik seperti obat antidepresan fluoxetine atau straline, atau pun obat penenang seperti alprazolam atau clonazepam.

Gangguan panik bisa terjadi pada siapa saja. Namun, bukan berarti kondisi ini tidak bisa kita cegah. Beberapa upaya pencegahan dini yang bisa dilakukan di antaranya adalah:

  1. Tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang
  2. Menghentikan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol
  3. Hindari jenis makanan yang mengandung gula berlebihan
  4. Terapkan pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan bergizi, rajin olahraga, dan istirahat yang cukup
  5. Pelajari manajemen stres dengan yoga atau latihan pernapasan
  6. Jangan takut untuk berbagi atau sekadar bercerita dengan pasangan, keluarga, atau pun teman dekat untuk mengurangi beban pikiran.

Nah, itulah beberapa hal yang perlu Parents ketahui mengenai kondisi gangguan panik atau panic disorder. Apabila Anda mengalami gejala atau pun serangan panik berulang kali, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter, ya. Semoga bermanfaat!

***

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

Parents perlu tahu, ini perbedaan tantrum dan serangan panik pada anak