Bersikap waspada dan mengupayakan diri agar tidak terpapar Covid-19 yang sedang merajarela memang tidak salah. Namun, merasa cemas berlebihan karena virus corona justru tidak baik bagi kesehatan. Terutama bagi kesehatan mental seseorang.
Bahaya cemas berlebihan karena virus corona menurut para pakar
Wabah virus corona yang menerpa dunia termasuk Indonesia memang menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Rasa cemas yang ditimbulkan oleh beberapa individu, lambat-laun memengaruhi individu lainnya. Bahkan bisa berakhir menjadi bentuk panik yang cenderung tidak bisa dikendalikan.
Saat rasa khawatir muncul berlebih, hal ini bisa terlihat dari tindakan membeli bahan pokok dalam jumlah besar, menimbun masker, atau pun persediaan medis lain. Kondisi itu disebut sebagai panic buying. Terjadi karena individu atau kelompok merasa terancam oleh suatu keadaan darurat. Dalam kasus ini, terpapar virus corona.
Hal tersebut juga dipaparkan oleh Nidal Moukaddam, MD, PhD, seorang dosen psikiatri dari Baylor College of Medicine. Dalam artikel yang ditulisnya, ia menjelaskan bahwa pandemi seperti Covid-19 ini bukan hanya fenomena terkait kesehatan atau medis. Melainkan juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan jiwa atau mental.
Pasalnya, rasa panik dan stres sangat berkaitan erat dengan momen wabah. Kekhawatiran ini akan muncul pada setiap individu, serta tidak menutup kemungkinan memengaruhi individu lain hingga sampai pada kepanikan di tingkat masyarakat secara keseluruhan.
“Biasanya, perilaku cemas berlebihan seperi panic buying ini juga akan diikuti oleh perilaku yang berhubungan dengan kecemasan dan gangguan tidur,” tulis Nidal dalam artikel ilmiah yang dipublikasikan di laman Psychiatric Times.
Ia pun melanjutkan, “Terlebih, jika seseorang memang sudah memiliki permasalahan mental seperti gangguan kecemasan atau depresi, ia pun akan rentan terhadap efek kepanikan yang meluas terkait virus Covid-19 ini.”
Hubungan rasa cemas dan kondisi fisik
Efek wabah virus corona atau Covid-19 ini memang belum diteliti secara lebih dalam atau pun sistematis. Namun, seperti yang dijelaskan Nidal, pandemi Covid-19 ini akan memiliki dampak yang besar pada kesehatan mental.
Pasalnya, pandemi Covid-19 ini menimbulkan banyak sekali reaksi yang berkaitan erat pada cemas berlebihan, baik itu pada individu masing-masing atau pada masyarakat secara keseluruhan.
Reaksi yang berkaitan erat dengan kecemasan berlebihan di antaranya:
- Rasa takut terkena infeksi yang berlebihan
- Khawatir orang terdekat atau dicintai terinfeksi
- Rasa khawatir berlebih saat gejala virus corona menyerupai kondisi yang sedang dialami
- Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan mengenai Covid-19 pun dapat menimbulkan kekhawatiran
- Belum adanya vaksin atau pengobatan jelas mengenai Covid-19 juga dapat menumbuhkan rasa cemas di kalangan masyarakat
“Karena Covid-19 terbilang hal baru, maka wabah yang timbul akibat virus ini dapat memicu ketakutan pada masyarakat. Secara individu, ini akan menimbulkan kecemasan berlebihan dan menimbulkan masalah mental yang tidak spesifik. Misalnya, perubahan suasana hati, masalah tidur, fobia, dan panik,” lanjut Nidal.
Informasi salah juga bisa picu kepanikan
Belum adanya data jelas mengenai Covid-19 memunculkan informasi salah mengenai wabah ini. Tidak jarang, pesan-pesan berisi informasi yang tidak jelas sumbernya tersebar di berbagai platform media sosial seperti WhatsApp group, Twitter, maupun Instagram.
Informasi salah dan tidak bertanggung jawab juga ikut andil dalam memunculkan kekhawatiran berlebih pada masyarakat. Sehingga tidak menutup kemungkinan hal ini juga dapat menimbulkan rasa cemas berlebih pada setiap individu yang menerimanya.
Hal ini selaras dengan penjelaskan dr. Andri, SpKJ, FACLP. Psikiater yang praktik di Rumah Sakit OMNI ini memaparkan, berita yang tidak jelas dan tidak benar pun bisa ikut andil dalam menambah ketakutan dan memicu kepanikan masyarakat.
Oleh karena itu, Andri menyarankan agar masyarakat tidak langsung percaya pada informasi yang tidak jelas dan tidak valid sumbernya. Informasi tersebut hanya akan memunculkan rasa khawatir yang tidak berdasar.
“Saat terjadi wabah, ada baiknya untuk memberikan kepercayaan kepada pihak terkait seperti tenaga medis. Biarkan mereka bekerja sesuai standar yang berlaku untuk mengurangi dampak dari infeksi virus corona,” tulis Andri dalam laman Klinik Psikomatik.
Di lain sisi, kita sebagai masyarakat bisa melakukan upaya pencegahan dengan cara menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh. Dan tentunya, jangan biarkan rasa panik atau cemas berlebih menjadikan sistem imun tubuh menurun dan malah rentan terkena virus atau pun penyakit lainnya.
“Jadi, pesan saya adalah, bacalah sumber berita yang terpecaya terkait Covid-19 ini. Jangan juga menyebarkan berita yang tidak didukung data yang valid. Tetap jaga imunitas tubuh dengan tidur yang cukup, gizi yang seimbang, olahraga teratur, dan tentunya kurangi stres,” tutup Andri.
***
Baca juga:
5 Artis ini punya cara hindari virus corona, seperti apa?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.