Bila Anda menggemari budaya Jepang, Anda pasti tahu ada sebuah festival yang dirayakan di musim panas.
Festival ini bernama Tanabata yang selalu dirayakan setiap tanggal 7 Juli, lo! Apa saja keseruan Festival Tanabata ini?
Festival Tanabata, Merayakan Legenda Sepasang Kekasih
Sumber: The Gate 12
Festival Tanabata sendiri sering dikenal sebagai Festival Bintang, lo! Hal ini dikarenakan legenda sepasang kekasih yakni Orihime dan Hikobosi yang bertemu setahun sekali melalui jembatan galaksi Bimasakti.
Orihime merupakan anak perempuan Raja Langit dan jatuh cinta dengan seorang pengembala sapi bernama Hikoboshi. Raja Langit yang marah memisahkan mereka dengan meletakkan Ama no Gawa atau yang dikenal dengan galaksi Bimasakti.
Keduanya hanya diizinkan untuk bertemu setiap tanggal 7 Juli, atau malam ke-7 pada bulan ke-7. Masyarakat Jepang mengharapkan cuaca cerah agar sungai Ama no Gawa tidak meluap dan keduanya bisa saling bertemu.
Faktanya, pada tanggal tersebut, bintang Vega dan bintang Altair dapat tampak di antara galaksi Bimasakti, lo! Jika Anda beruntung berada di bagian Jepang yang sepi dan jauh dari langit perkotaan, maka ribuan bintang bisa tampil begitu menakjubkan!
Artikel Terkait: 15 Kota Paling Indah di Jepang yang Wajib Dikunjungi Saat Berlibur
Sejarah dan Arti Tanabata
Sumber: Instagram/@beniyacho_underground
Sesuai tanggal perayaannya, Tanabata memiliki arti “Malam Ke-7”. Pertama kali dikenalkan oleh permaisuri Koken pada tahun 755 dan diadopsi istana kekaisaran Kyoto.
Tanabata sendiri awalnya dikenal sebagai Kikkoden atau festival memohon keterampilan. Festival ini didasari oleh festival Qixi di China. Para gadis akan membuat harapan dan memohon peningkatan keterampilan kerajinan tangan dan menjahit.
Di saat yang sama, Kikkoden juga bersamaan dengan upacara penyucian tradisional Shinto. Para miko atau gadis kuil akan menenun pakaian rumit dengan alat bernama “Tanabata”.
Kedua upacara yang bersamaan ini lambat laun menyatu menjadi Festival Tanabata yang memiliki makna baru!
Ternyata Festival Tanabata Tidak Melulu Tanggal 7 Juli, Lo
Sumber: Voyapon
Walaupun namanya berarti malam ke-7, namun ternyata perbedaan 2 kalender yang digunakan di Jepang berbeda sehingga ada yang merayakan pada Juli dan Agustus.
Esensinya tetap tanggal ke-7 dalam bulan ke-7. Namun menurut kalender lunar berdasarkan bulan, tanggal ini bisa jatuh pada tanggal yang berbeda di kalender Gregorian atau kalender yang biasa kita pakai.
Sebagai contohnya, tanggal 7 bulan 7 tahun 2022 justru jatuh pada tanggal 4 Agustus 2022, lo!
Artikel Terkait: 7 Budaya Kencan di Jepang, Adakah Kemiripan dengan Indonesia?
Cara Masyarakat Jepang Merayakan Festival Tanabata
Jika Anda tinggal atau kebetulan berada di Jepang, maka Anda tidak boleh ketinggalan cara masyarakat Jepang merayakan festival ini!
1. Menuliskan Harapan di Kertas Warna-warni
Sumber: Instagram/@tabiness
Salah satu budaya perayaan Tanabata yang paling dikenal adalah menuliskan harapan di kertas warna-warni bernama Tanzaku. Dengan menuliskan doa, masyarakat berharap dewa mendengarnya.
Beberapa harapan seperti kelulusan, kesuksesan, dan masih banyak lagi digantung dengan cantik di pohon bambu. Mengapa pohon bambu? Alasannya ada pada cara pohon bambu tumbuh.
Ada kepercayaan bahwa pohon bambu bisa tumbuh menjulang tinggi tembus ke langit. Mereka percaya hal tersebut disebabkan oleh kekuatan misterius. Ada pula orang Jepang yang menganggap pohon bambu itu sakral, ada dewa bersemayam di pohon tersebut.
Menariknya, bentuknya tidak sekadar hanya kertas biasa, lo! Parents bisa menemukan jalanan di kota-kota Jepang penuh dengan ornamen warna-warni yang cantik, tumpukan bangau origami yang unik, hingga amplop raksasa yang khas!
Jika Anda tidak memiliki pohon bambu, jangan khawatir. Umumnya, shopping street di Jepang akan menawarkan berbagai kertas untuk diisi dan digantungkan di depan pertokoan. Semuanya gratis, lo!
Dekorasi ini akan dipasang selama kurang lebih 1 hingga 2 minggu, asik kan?
Artikel Terkait: 12 Etika Makan Orang Jepang, Jangan Sembarangan Taruh Sumpit!
2. Festival Makanan dengan Mengenakan Yukata
Sumber: Voyapon
Festival ini menjadi salah satu kesempatan untuk cemal-cemil street food Jepang, lo!
Umumnya jalanan di kota akan dipenuhi oleh booth makanan ringan yang biasanya jarang Anda temui. Mulai dari bebakaran hingga makanan tradisional yakni Soumen.
Makanan tradisional ini dipilih karena melambangkan rajutan benang yang mewakili Orihime sebagai Dewi Penenun.
Tentunya agar lebih terasa keseruannya, Anda bisa menyewa pakaian tradisional Jepang yakni yukata. Hampir seluruh warga Jepang mengenakan pakaian ini saat menikmati jalanan Tanabata!
3. Tarian Tradisional di Jalanan
Sumber: Voyapon
Selain itu ada pula tarian tradisional Jepang bernama Bon Odori yang ditampilkan di jalanan! Bon Odori merupakan tarian yang membutuhkan koordinasi antar penari dalam mengibarkan bendera. Cantik sekali!
***
Baca Juga:
10 Larangan di Jepang yang Wajib Diketahui Wisatawan
Tradisi Kyushoku ala Jepang, Makan Siang Sehat di Sekolah
Mengenal Hikikomori, Budaya Isolasi Diri Ekstrim Generasi Muda Jepang
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.