X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Mengapa Malam Lebih Dingin, Padahal Sudah Masuk Musim Kemarau? Yuk Pahami Fenomena Bediding

Bacaan 3 menit

Beberapa daerah di Indonesia saat ini tengah mengalami perubahan cuaca yang cukup ekstrim. Perubahan cuaca ini meliputi udara malam hari terasa lebih dingin dari biasanya, meski di siang hari terasa panas.

Perubahan ini ternyata merupakan suatu hal ilmiah yang disebut fenomena bediding. Sebelum dijelaskan oleh BMKG, masyarakat sudah merasakan keanehan. Keanehan ini berupa musim kemarau yang seharusnya identik dengan suhu panas baik pada siang dan malam hari.

Namun masyarakat justru merasakan suhu dingin yang menusuk di malam hari walaupun sedang berada di musim kemarau.

Fenomena Bediding

Fenomena bediding

unsplash

Keanehan masyarakat ini kemudian dijawab oleh BMKG yang menyebut bahwa fenomena yang terjadi ini merupakan hal ilmiah yang disebut fenomena bediding.

Dr. Emilya Nurjani, M. Si yang menrupakan pakar iklim Universitas Gadjah Mada, menjelaskan bahwa istilah bediding berasal dari bahasa jawa yang berarti fenomena suhu dingin setelah tengah malam hingga pagi hari ketika memasuki musim kemarau.

Perubahan cuaca yang disebut fenomena bediding ini terjadi di musim kemarau saat kondisi langit cerah tanpa awan atau tanpa sedikit awan.

Akibatnya, suhu di siang hari meningkat dan menjadi lebih panas. Sebaliknya pada malam hari suhu berkurang disebabkan adanya pelepasan panas atau hilangnya panas akibat pelepasan radiasi bumi sehingga pada malam hingga pagi suhu menjadi lebih dingin.

fenomena bediding

Pexels

Udara menjadi lebih dingin disebabkan fenomena embun upas Bediding. Ini akan terjadi dan mencapai puncaknya pada saat musim kemarau.

“Fenomena ini memang sepertinya menandai masuknya musim kemarau di suatu wilayah,” ujarnya, dilansir dari laman UGM,” ujar pakar UGM Emilya Nurjani pada laman UGM.

Salah satu contohnya yaitu perubahan ekstrem yang terjadi di dataran tinggi Dieng. Disana, saat suhu udara mencapai minus, maka akan ada fenomena embun upas (embun es/tropical frost) pada dini hari hingga pagi harinya.

Sedangkan di daerah lain, perubahan suhu ini juga akan terasa sangat mencolok berupa perubahan suhu siang yang panas namun segera berubah dingin menusuk saat memasuki malam hari terutama pada tengah malam menuju subuh.

Artikel Terkait: Jangan Diabaikan! Ini Fenomena Ekuiluks yang Akan Terjadi di Beberapa Wilayah Indonesia

Pertanda Masuknya Musim Kemarau

fenomena bediding

pexel

Fenomena ini juga merupakan pertanda masuknya musim kemarau di suatu wilayah terutama yang mempunyai hujan monsunal.

Wilayah-wilayah yang mempunyai pola hujan monsunal yaitu wilayah yang puncak hujannya sekitar Desember-Februari dan mengalami musim kemarau sekitar bulan Agustus-September.

Wilayah yang dihinggapi hujan monsunal ini meliputi Lampung, Sumatera, Selatan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Sementara itu, Mengutip dari laman Stasiun klimatologi Palembang yang turut membahas fenomena ini menjelaskan bahwa fenomena bediding dalam konteks klimatologi merupakan hal yang normal karena memang terkait dengan kondisi atmosfer saat musim kemarau.

Fenomena bediding ini biasanya akan cukup terasa pada bulan Juli di mana angin timuran atau monsun Australia yang kering mengalir melewati wilayah-wilayah tersebut.

Baca juga: 

4 Fakta Menarik Fenomena Hari Tanpa Bayangan, Terjadi di Beberapa Kota Indonesia

Cerita mitra kami
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Yesica Tria

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Mengapa Malam Lebih Dingin, Padahal Sudah Masuk Musim Kemarau? Yuk Pahami Fenomena Bediding
Bagikan:
  • Hati-hati! 7 Siswa SD Keracunan Jajanan Viral Chiki Ngebul Nitrogen

    Hati-hati! 7 Siswa SD Keracunan Jajanan Viral Chiki Ngebul Nitrogen

  • 8 Langkah Antisipasi Cerdas saat Badai Dahsyat Terjadi, Selamatkan Diri dan Keluarga

    8 Langkah Antisipasi Cerdas saat Badai Dahsyat Terjadi, Selamatkan Diri dan Keluarga

  • Kabar Duka, Mak Nyak 'Si Doel Anak Sekolahan' Meninggal Dunia

    Kabar Duka, Mak Nyak 'Si Doel Anak Sekolahan' Meninggal Dunia

  • Hati-hati! 7 Siswa SD Keracunan Jajanan Viral Chiki Ngebul Nitrogen

    Hati-hati! 7 Siswa SD Keracunan Jajanan Viral Chiki Ngebul Nitrogen

  • 8 Langkah Antisipasi Cerdas saat Badai Dahsyat Terjadi, Selamatkan Diri dan Keluarga

    8 Langkah Antisipasi Cerdas saat Badai Dahsyat Terjadi, Selamatkan Diri dan Keluarga

  • Kabar Duka, Mak Nyak 'Si Doel Anak Sekolahan' Meninggal Dunia

    Kabar Duka, Mak Nyak 'Si Doel Anak Sekolahan' Meninggal Dunia

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.