Tahukah Parents bahwa mulai dari tanggal 6 Sptember hingga 21 Oktober 2021, akan terjadi sebuah fenomena langka? Ya, fenomena hari tanpa bayangan akan terjadi di sejumlah wilayah yang ada di Indonesia.
Fenomena ini bisa disaksikan dalam jadwal waktu tertentu untuk beberapa daerah di Indonesia. Berikut adalah fakta-fakta menariknya!
Artikel Terkait: 5 Fakta Mencengangkan Matahari Buatan Tiongkok, Suhunya 10 Kali Lebih Panas
4 Fakta Menarik Fenomena Hari Tanpa Bayangan
1. Disebabkan Posisi Matahari
Sumber: Deherba
Dilansir dari laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa fenomena hari tanpa bayangan atau kulminasi disebabkan ketika posisi matahari berada paling tinggi di langit.
“Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut Kulminasi Utama. Pada saat itu matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat ‘menghilang’,” papar BMKG lewat akun instagram resimnya @infobmkg.
Fenomena ini juga terjadi karena sumbu rotasi bumi yang miring 66,6 derajat terhadap ekliptika.
2. Intensitas Radiasi Maksimum Matahari
Sumber: Tokopedia
Posisi matahari yang paling tinggi ini mengakibatkan terjadinya intensitas radiasi maksimum dari matahari. Hal ini terjadi pada tengah hari ketika sinar Matahari datang tegak lurus ke permukaan bumi.
Seperti dikutip dari Kompas, tutupan awan akan sangat minim sehingga suhu permukaan bumi akan mencapai maksimum. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk melakukan beberapa tindakan pencegahan risiko pengaruh radiasi maksimum matahari yaitu menjaga hidrasi tubuh dengan baik.
Parents dan keluarga juga bisa menggunakan alat pelindung seperti tabir surya atau payung jika harus beraktivitas di luar ruangan.
Artikel Terkait: Seri Belajar Bersama si Kecil: Mengenal Meteoroid, Apa Bedanya dengan Meteor?
3. Berlangsung Dua Kali Dalam Setahun
Sumber: Banten Tribun
Fenomena ini berlangsung sebanyak dua kali dalam setahun. Yang pertama sudah terjadi pada akhir Februari hingga awal April 2021. Fenomena yang terjadi pada bulan September-Oktober ini disebut dengan nama Kulminasi Utama 2.
4. Cara Melihat Bayangan yang Hilang
Sumber: Merdeka
Fenomena alam yang sangat menarik ini bisa menjadi wawasan baru bagi Parents dan si kecil. Untuk dapat melihat benda tanpa bayangan, berikut adalah cara-caranya.
- Siapkan benda tegak yang bisa diposisikan berdiri seperti tongkat atau spidol
- Letakkan di permukaan yang rata
- Amati bayangan pada jadwal yang sudah ditentukan
- Abadikan dengan kamera
Jadwal Hari dan Daerah Tempat Terjadinya Hari Tanpa Bayangan
Sumber: Askara
Berikut adalah detail jadwal dan lokasi terjadinya fenomena hari tanpa bayangan di beberapa bagian Indonesia.
Indonesia Barat
- Banda Aceh: 8 September 2021 pada pukul 12.36 WIB
- Medan: 13 September 2021 pada pukul 12.12 WIB
- Pekan Baru: 21 September 2021 pada pukul 12.07 WIB
- Tanjung Pinang: 20 September 2021 pada pukul 11.55 WIB
- Padang: 25 September 2021 pada pukul 12.10 WIB
- Jambi: 27 September 2021 pada pukul 11.56 WIB
- Pangkal Pinang: 28 September pada pukul 11.46 WIB
- Bengkulu: 2 Oktober 2021 pada pukul 12.00 WIB
- Palembang: 30 September 2021 pada pukul 11.50 WIB
- Bandar Lampung: 7 Oktober 2021 pada pukul 11.48 WIB
- Serang: 8 Oktober, pukul 11.42 WIB
- Jakarta: 9 Oktober, pukul 11.39 WIB
- Bogor: 10 Oktober, pukul 11.39 WIB
- Bandung: 11 Oktober, pukul 11.36 WIB
- Semarang: 11 Oktober, pukul 11.25 WIB
- Surabaya: 11 Oktober, pukul 11.15 WIB
- Sumenep: 11 Oktober, pukul 11.11 WIB
- Surakarta: 12 Oktober, pukul 11.23 WIB
- Pangandaran: 13 Oktober, pukul 11.31 WIB
- Yogyakarta: 13 Oktober, pukul 11.24 WIB
- Banyuwangi: 14 Oktober, pukul 11.08 WIB
- Nunukan: 12 September, pukul 12.07 WIB
Indonesia Tengah
- Tarakan: 14 September, pukul 12.05 WITA
- Tanjung Selor: 15 September, pukul 12.05 WITA
- Pontianak: 23 September, pukul 11.35 WITA
- Samarinda: 24 September, pukul 12.03 WITA
- Balikpapan: 26 September, pukul 12.03 WITA
- Palangkaraya: 28 September, pukul 11.14 WITA
- Banjarmasin: 1 Oktober, pukul 12.11 WITA
- Buleleng: 14 Oktober, pukul 12.05 WITA
- Denpasar: 15 Oktober, pukul 12.04 WITA
- Mataram: 15 Oktober, pukul 12.01 WITA
- Sumbawa Besar: 15 Oktober, pukul 11.56 WITA
- Labuan Bajo: 15 Oktober, pukul 11.46 WITA
- Waingapu: 18 Oktober, pukul 11.46 WITA
- Kupang: 19 Oktober, pukul 11.30 WITA
- Rote Dao: 21 Oktober, pukul 11.31 WITA
- Manado: 19 September, pukul 11.34 WITA
- Majene: 2 Oktober, pukul 11.53 WITA
- Kendari: 3 Oktober,pukul 11.38 WITA
- Wakatobi: 6 Oktober, pukul 11.33 WITA
- Makassar: 6 Oktober, pukul 11.50 WITA
Artikel Terkait: Belajar Bersama Anak, Ini Proses Terjadinya Gerhana Matahari Berdasarkan Jenisnya
Indonesia Timur
- Sofifi: 21 September, pukul 12.22 WIT
- Sorong 25 September, pukul 12.06 WIT
- Manokwari: 25 September, pukul 11.55 WIT
- Biak: 26 September, pukul 11.46 WIT
- Jayapura: 29 September, pukul 11.27 WIT
- Ambon: 2 Oktober, pukul 12.16 WIT
- Merauke: 14 Oktober, pukul 11.24 WIT
***
itulah informasi mengenai fakta menarik dan jadwal masing-masing daerah dimana Parents dan si kecil bisa menyaksikan fenomena hari tanpa bayangan. Semoga bermanfaat!
Baca Juga:
Peristiwa langka! Gerhana bulan total dan Supermoon sekaligus dalam saat yang sama, ini panduan untuk melihatnya
7 Tips Aman Melihat Gerhana Matahari Bersama Anak
6 Fakta Menarik Pink Moon, Bulan Purnama Terbesar Hingga Bulan Paskah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.