Fenomena Ekuiluks diperkirakan akan terjadi di beberapa wilayah Indonesia sepanjang awal tahun 2022 hingga 26 Februari mendatang. Hal ini sebagaimana diungkapkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada Instagram resmi mereka.
Disebutkan pula bahwa setidaknya tiga ibu kota dan 35 lokasi lainnya yang ada di lima provinsi Indonesia akan mengalami Ekuiluks. Secara singkat, Ekuiluks merupakan fenomena astronomis ketika panjang siang tepat sama dengan panjang malam yakni 12 jam.
Untuk mengetahui penjelasan lebih lengkap terkait fenomena alam Ekuiluks, berikut ini kami rangkumkan informasinya dari berbagai sumber. Yuk, kita simak bersama!
Apa Itu Fenomena Ekuiluks?
Sumber: Pexels
Pada situs BBC, dijelaskan bahwa istilah Equinox atau Ekuiluks memiliki arti “malam yang sama”, di mana saat waktu siang dan malam dianggap sama panjangnya yaitu masing-masing 12 jam. Untuk tanggal terjadinya Ekuliuks sendiri bergantung pada lintang geografis pengamat.
Saat terjadi Ekuiluks, pengukuran dilakukan mulai saat pusat matahari berada di ufuk dan 12 jam matahari terbit sampai terbenam, begitu pula sebaliknya. Namun itu adalah tepi atas matahari yang terlihat pertama kali saat matahari terbit dan terbenam.
Itu juga terjadi karena pembiasan cahaya, di mana masih ada cahaya untuk sementara waktu setelah matahari tidak lagi terlihat. Sehingga akan menambah waktu lebih panjang untuk siang hari dan disebut dengan istilah Ekuiluks.
Artikel terkait: Beda dan Elegan! 20 Nama Bayi yang Terinspirasi dari Astronomi
Tidak Berdampak pada Manusia
Sumber: Pexels
Menjadi fenomena alam yang terjadi sebanyak dua kali dalam setahun, tentu tak sedikit dari masyarakat yang merasa khawatir fenomena ini akan berdampak pada kehidupan manusia.
Andi Pangerang, peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN menyebutkan bahwa fenomena tersebut tidak berdampak apa pun pada kehidupan manusia. Sehingga tidak perlu mengkhawatirkannya.
“Ekuiluks hanya fenomena astronomis biasa, tidak berdampak apa pun ke kehidupan manusia,” ujar Andi Pangerang yang dikutip dalam unggahan Instagram LAPAN, Kamis (20/1/2022).
Meski tidak berdampak langsung pada kehidupan manusia. Namun nantinya langit akan lebih terang ketika terjadi aram (masa waktu ketika masih ada cahaya alami yang dipancarkan di langit yang langsung menerima sinar Matahari) selama beberapa menit sebelum matahari terbit maupun terbenam. Namun, langit akan mulai tampak lebih terang ketika terjadi aram beberapa menit sebelum matahari terbit maupun saat matahari terbenam.
Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena terjadi pembiasan sinar matahari ke atmosfer saat matahari terbenam, sehingga langit tidak langsung gelap. Begitu pula sebaliknya, langit juga tidak akan langsung terang saat matahari terbit.
Apa itu Aram?
Sumber: Pexels
Dari penjelasan sebelumnya, disebutkan bahwa langit akan tampak lebih terang ketika aram terjadi. Lalu, apa itu aram?
Berdasarkan Edukasi Sains Antariksa, dijelaskan bahwa aram adalah masa waktu ketika masih terdapat cahaya alami dari langit yang langsung menerima sinar matahari dan langsung dipantulkan ke sebagian permukaan bumi pada waktu terbit matahari, dan terbenamnya matahari.
Artikel terkait: 50 Nama Bayi Terinspirasi Bintang, Bermakna Terang dan Indah!
Fenomena Ekuiluks di Indonesia
Sumber: Pexels
Pada unggahan yang dibagikan LAPAN beberapa waktu lalu, dijelaskan pula bahwa fenomena Ekuiluks terjadi dua kali setahun, yakni pada periode Januari hingga Februari dan Oktober hingga November.
Secara teknis, dijelaskan bahwa selama periode satu tahun ini manusia harus mendapatkan lebih banyak cahaya daripada kegelapan. Tetapi, itu semua kembali pada faktor lain yakni cuaca langit yang bisa lebih cerah daripada awan.
Untuk mengetahui kapan dan wilayah mana saja di Indonesia yang akan mengalami Ekuiluks. Berikut kami rangkumkan sejumlah wilayah berdasarkan informasi yang dimuat LAPAN, di antaranya:
- Subulussalam (NAD): 20 Januari
- Sidikalang (Sumatera Utara): 24 Januari
- Pulau Subi (Kep. Riau): 28 Januari
- Pematangsiantar (Sumatera Utara): 29 Januari
- Kisaran (Sumatera Utara): 30 Januari
- Tanjungbalai (Sumatera Utara): 30 Januari
- Anambas (Kepulauan Riau): 31 Januari
- Kabanjahe (Sumatera Utara): 2 Februari
- Berastagi (Sumatera Utara): 4 Februari
- Tapaktuan (Sumatera Utara): 5 Februari
- Tebing Tinggi (Sumatera Utara): 6 Februari
- Tarakan (Kalimantan Utara): 6 Februari
- 13, Kutacane (NAD): 9 Februari
- Deli Serdang: 9 Februari
- Tanjung Morawa: 9 Februari
- Lubuk Pakam (Sumatera Utara): 9 Februari
- Binjai (Sumatera Utara): 10 Februari
- Tahuna (Sulawesi Utara): 10 Februari
- Blangpidie (NAD): 12 Februari
- Stabat (Sumatera Utara): 12 Februari
- Pulau Natuna (Kepulauan Riau): 13 Februari
- Pangkalan Brandan (Sumatera Utara): 14 Februari
- Blangkejeren (NAD): 14 Februari
- Melonguane (Sulawesi Utara): 14 Februari
- Meulaboh (NAD): 16 Februari
- Nunukan (Kalimantan Utara): 17 Februari
- Langsa (NAD): 18 Februari
- Takengon (NAD): 20 Februari
- Dampulis (Sulawesi Utara): 21 Februari
- Bener Meriah (NAD): 21 Februari
- Lhokseumawe (NAD): 23 Februari
- Bireuen (NAD): 23 Februari
- Sigli (NAD): 23 Februari
- Jantho (NAD): 24 Februari
- Miangas (Sulawesi Utara): 25 Februari
- Sabang (NAD): 26 Februari
Artikel terkait: 50 Inspirasi nama bayi dari nama benda langit, siapa tahu cocok untuk si kecil!
Itulah informasi terkait fenomena Ekuiluks yang bisa Parents ketahui dan ajarkan pada anak di rumah. Semoga bisa menambah wawasan baru pada anak terkait ilmu sains, ya!
Baca juga:
(EKSKLUSIF) Kisah Suami dari Pengidap Vaginismus, Kini Berjuang Rawat Bayi Seorang Diri
Foto Nissa Sabyan Diduduki Ririe Fairus, Apa Alasannya?
Gantengnya 6 Potret Bumi Pradipa, Anak Sulung Enno Lerian yang Sudah 18 Tahun
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.