Vaksin Johnson and Johnson sampai di Indonesia pada Sabtu (11/9) lalu. Adapun jumlah vaksin yang masuk ke Indonesia sebanyak 500 ribu dosis.
Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuono, seperti dilansir dari laman Kemenkes RI. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun telah mengeluarkan izin edar penggunaan darurat untuk vaksin sejak 7 September 2021 lalu.
Kali ini, kami akan mengulik beberapa fakta terkait yang berjenis adenovirus ini, seperti dilansir dari berbagi sumber.
Artikel terkait: Vaksin COVID-19 Memengaruhi Kesuburan? Berikut Faktanya
Fakta tentang Vaksin Johnson And Johnson
Hasil Kerjasama Bilateral Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda
Vaksin Johnson and Johnson ini merupakan hasil kerja sama bilateral Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda. Hal ini pun diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Beliau mengatakan bahwa vaksin tersebut merupakan kali ketiga kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda dalam menangani pandemi Covid-19. Sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah menerima 657.000 dosis vaksin AstraZeneca dari Belanda sebagai bagian dari komitmen dose sharing dari Belanda. Atas kerja sama ini, Retno pun berterima kasih.
“Atas nama Pemerintah Indonesia saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Pemerintah Belanda atas solidaritas dan persahabatannya,” kata Retno, seperti dikutip dari laman Kemenkes RI.
Kehadiran vaksin ini pun turut diapresiasi oleh duta besar Belanda untuk Indonesia, LAmbert Grijns. Ia mengatakan hal senada dengan Retno. Grijns mengungkapkan bahwa vaksin ini merupakan vaksin ketiga dari sumbangan Pemerintah Belanda untuk Indonesia.
“Akan ada lebih banyak pengiriman vaksin dalam minggu-minggu mendatang sehingga total vaksin yang disumbangkan menjadi setidaknya 3 juta dosis. Vaksin Johnson hanya membutuhkan satu kali suntikan,” kata Grijns.
Artikel terkait: Lebih Cepat Menular, Seberapa Ampuh Vaksin Lawan Virus Corona Delta?
Vaksin Adenovirus, Cukup Satu Kali Suntik
Vaksin Johnson and Johnson merupakan vaksin yang berasal dari Amerika Serikat. Melansir dari CNN Indonesia, vaksin ini termasuk dalam vaksin adenovirus, yakni tipe vaksin viral yang memanfaatkan adenovirus nonaktif untuk mengantarkan protein spike dari Covid-19 ke dalam sel tubuh.
Cara ini dapat memicu pembentukan antibodi. Merangkum dari bioRxiv, vaksin ini dapat menghasilkan aktivitas penetralisir antibodi terhadap varian Delta. Selain itu, vaksin ini juga dapat menghasilkan antibodi penetral pada virus corona varian lainnya.
Uniknya, vaksin ini tidak memerlukan dua kali dosis seperti vaksin pada umumnya. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), satu suntikan vaksin ini dapat memberikan perlindungan kuat terhadap gejala serius, bahkan kematian, karena virus corona.
Dalam uji klinis yang telah dilakukan, satu kali suntikan vaksin ini sudah bisa memberi perlindungan sebesar 85 persen dari penyakit Covid-19 parah.
Artikel terkait: 5 Fakta Vaksin Pfizer untuk COVID-19 yang Kini Masuk Indonesia
Efek Samping Vaksin Johnson And Johnson
Seperti vaksin yang lainnya, vaksin ini juga dapat menimbulkan beberapa efek samping. Adapun beberapa efek samping yang ditimbulkan menurut FDA adalah sebagai berikut.
- Sakit kepala
- Demam
- Kelelahan
- Nyeri otot
- Mual
- Rasa sakit, iritasi, kemerahan, dan bengkak di tempat suntikan
Kondisi ini merupakan gejala yang cukup normal dan bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang membangun perlindungan terhadap virus corona.
Biasanya, gejala tersebut akan hilang dalam beberapa hari ke depan. Di samping itu, memang ada beberapa laporan mengenai efek samping vaksin adenovirus ini.
Ada yang melaporkan mengalami pingsan dan hampir pingsan setelah mendapat vaksin ini. Namun, belum jelas apa penyebab kejadian ini. Ada yang berspekulasi bahwa orang yang pingsan setelah divaksin karena adanya kecemasan dan jumlah kasus ini biasanya cukup kecil.
Baca juga:
id.theasianparent.com/corona-lambda
Vaksin COVID-19 untuk Anak Terus Diuji Coba, Bagaimana Hasilnya?
Penelitian: Antibodi Vaksin Sinovac Menurun Setelah 6 Bulan Sejak Dosis Kedua
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.