Parents, pernah mendengar apa itu penyakit empty sella syndrome? Ini merupakan penyakit langka yang juga dialami oleh presenter sekaligus pebisnis Indonesia, Ruben Onsu.
Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang penyakit empty sella syndrome di bawah ini.
Apa Itu Empty Sella Syndrome?
Empty sella syndrome atau ESS merupakan sindrom atau penyakit pembesaran pada sella tursika, yakni struktur tulang di tengkorak belakang.
Saat Parents meraba bagian bawah kepala belakang, Anda pasti akan merasakan ada sedikit ‘ceruk’ di bagian sana.
Nah, bagian ceruk ini disebut sebagai sella turcica. Struktur tulang tengkorak belakang ini berfungsi melindungi sumsum tulang belakang serta kelenjar pituitari.
ESS tergolong penyakit langka yang menyebabkan permasalahan pada kelenjar pituitari dan sumsum tulang belakang.
Artikel Terkait: Sulitnya Masa Kecil Ruben Onsu, Rasakan Makan Nasi Pakai Garam
Penyebab Empty Sella Syndrome
Penyakit ini disebabkan oleh 2 faktor utama, yakni secara genetik atau faktor eksternal lain.
Apabila disebabkan oleh faktor genetik, maka ini disebut empty sella syndrome primer.
Menurut data National Organization for Rare Disorders, secara genetik, ESS lebih rentan menyerang perempuan daripada laki-laki.
Umumnya, perempuan yang berisiko mengalami penyakit ini adalah mereka yang sudah berusia dewasa, serta memiliki obesitas dan tekanan darah tinggi.
Sementara, apabila disebabkan karena faktor eksternal, maka disebut empty sella syndrome sekunder.
Beberapa faktor risiko yang rentan menyebabkan kondisi ESS sekunder di antaranya:
- Trauma kepala akibat benturan
- Infeksi
- Tumor pituitari
- Terapi radiasi atau sebelumnya pernah melakukan operasi di bagian pituitari
Gejala yang Dirasakan
Biasanya, penyakit ini tidak memiliki gejala. Namun, untuk yang mengalami ESS sekunder, pasien mungkin akan mengalami gejala tergantung dengan penyebabnya.
Salah satu gejala yang mungkin dirasakan adalah:
- Sakit kepala berkepanjangan atau kronis
- Mudah lelah
- Pembengkakan saraf optik mata, yang membuat mata sering kering
- Gangguan penglihatan, seperti mata sering buram
- Hidung seperti meler, keluar cairan tulang belakang (serebrospinal) dari hidung
- Gairah seksual menurun
- Disfungsi ereksi bagi laki-laki
- Menstruasi tidak teratur atau bahkan berhenti (amenore) bagi perempuan
- Keluarnya cairan seperti ASI dari puting payudara meskipun tidak sedang dalam keadaan hamil atau menyusui.
Diagnosis
Diagnosis ESS perlu dipastikan dengan beberapa cara, yakni:
- Magnetic Resonance Imaging (MRI): Alat ini mendeteksi dengan mengambil gambar dari otak
- Computerized Tomography (CT) Scan: Dokter menggunakan X-Ray dari berbagai sudut otak agar tercipta gambaran utuh
Cara Mengatasi
Umumnya, empty sella syndrome tidak akan menyebabkan masalah berarti.
Namun, pada kasus tertentu, empty sella syndrome akan menyebabkan ketidaknyamanan dan menambah risiko gejala penyakit lain.
Anda bisa memilih pengobatan medis untuk mengelola hormon akibat kelenjar pituitari yang kurang berfungsi optimal.
Selain itu, ada pula ospi penanganan operasi. Namun, opsi ini dipilih jika ada gejala tertentu seperti cairan serebrospinal yang keluar dari hidung.
Kapan Perlu ke Dokter?
Apabila Anda mengalami gejala penyakit ini, maka sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Pasalnya, kondisi ESS yang tidak ditangani dengan cepat akan menimbulkan banyak komplikasi kesehatan seperti:
- Terjadinya hipopituitarisme, penyakit yang timbul akibat kekurangan hormon yang dihasilkan kelenjar pituitari
- Sindrom cushing, beberapa gejala yang muncul akibat kadar hormon kortisol dalam tubuh terlalu tinggi.
Artikel Terkait: 11 Potret Ketiga Anak Ruben Onsu, Kompak, Hangat, dan Saling Sayang
Upaya Pencegahan
Beberapa faktor risiko penyakit ESS adalah obesitas dan tekanan darah tinggi.
Maka, untuk mencegahnya, Anda perlu menerapkan pola hidup sehat yang bisa mencegah kedua kondisi tersebut terjadi.
Beberapa upaya pencegahan ESS adalah:
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk menjaga berat badan tetap ideal
- Rutin olahraga setiap hari
- Cukupi kebutuhan istirahat
- Menerapkan pola hidup sehat seperti menjauhi rokok, minuman beralkohol, atau menggunakan obat-obatan terlarang
- Apabila memiliki riwayat hipertensi, maka cobalah melakukan pengobatan tekanan darah tinggi rutin.
Parents, itulah penjelasan seputar empty sella syndrome. Jika mengalami salah satu gejala dari penyakit ini, seperti sakit kepala kronis, jangan ragu untuk segera konsultasi ke dokter, ya!
***
Baca Juga:
Penyakit Asam Lambung atau GERD, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya
Si Kecil Terlihat Kurus, Parents? Awas, Mungkin Terkena Wasting!