Apakah Bunda mengalami telat datang bulan? Bila iya, sudah berapa lama terjadinya? Jika Bunda sudah melewatkan satu hingga tiga periode menstruasi, waspadai kondisi Amenorea. Kondisi ini bisa terjadi pada perempuan yang memang sudah pernah menstruasi sebelumnya maupun pada anak perempuan yang belum memulai menstruasi, khususnya bila usianya sudah 15 tahun.
Penyebab paling umum dari kondisi ini ialah karena seorang perempuan tengah hamil, namun tidak setiap kondisi Amenoria ini disebabkan karena kehamilan. Menurut ahli, kondisi ini pun tidak ada hubungannya dengan ketidaksuburan seorang perempuan.
Hanya saja, Amenoria ini memang sebaiknya tetap diperiksakan karena bisa menjadi salah satu tanda dari masalah kesehatan, Bun. Terlebih, ada juga gejala kondisi ini yang sebaiknya mendapat perhatian lebih.
Gejala Amenorea pada perempuan
Waspadai berbagai gejala amenorea pada perempuan
Gejala utama dari kondisi ini tentunya terlewat periode menstruasi. Namun, ada juga beberapa gejala Amenoria lainnya yang sebaiknya diketahui setiap perempuan, di antaranya:
- Nyari pada area panggul.
- Rambut tiba-tiba mengalami kerontokan.
- Terdapat kelebihan rambut pada wajah.
- Muncul banyak jerawat.
- Sering mengalami sakit kepala.
- Pandangan mata menjadi lebih kabut.
- Perubahan pada puting susu.
Gejala-gejala di atas bisa muncul secara bersamaan dengan tidak adanya periode menstruasi, maupun muncul secara perlahan. Selain beberapa gejala di atas, perempuan hendaknya secara intensif melakukan komsultasi dan perawatan bila mengalami beberapa gejala berikut ini :
- Sebelumnya mengalami periode menstruasi yang terlalu lama atau sama sekali tidak mengalaminya kurang lebih tiga periode berturut-turut.
- Kondisi sebelumnya tidak mengalami periode menstruasi teratur kemudian tidak mengalami menstruasi selama enam periode berturut-turut.
Amenorea bisa disebabkan karena berbagai hal
Faktor penyebabnya
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan seorang perempuan bisa mengalami kondisi ini, Bun. Beberapa penyebab tersebut antara lain :
1. Stres
Kondisi stres yang dialami seorang perempuan diketahui menjadi salah satu pemicunya. Stres bisa mengubah fungsi hipotalamus, yang salah satu fungsinya ialah mengontrol hormon menstruasi.
Selain pengobatan secara medis, biasanya konseling pun akan disarankan bagi perempuan yang mengalaminya karena faktor stres. Bila stres sudah berkurang, biasanya periode menstruasi pun akan kembali lancar.
2. Gaya hidup
Gaya hidup seperti olahraga berlebihan bisa menjadi faktor lain yang memicu. Kondisi amenorea juga biasa ditemui pada mereka yang memang menjadi atlet atau memiliki kegiatan yang melibatkan aktivitas fisik tinggi.
3. Berat badan yang terlalu rendah
Seorang perempuan yang terlalu kurus bisa lebih berisiko mengalami kondisi ini, Bun. Berat badan yang lebih rendah 10% dari kondisi normal diketahui bisa mengganggu fungsi hormonal.
Pada akhirnya hormon yang terganggu ini bisa berpotensi menghambat maupun menghentikan ovulasi.
4. Kelainan pola makan
Seorang perempuan yang mengalami kelainan pola makan seperti anoreksia maupun bulimia menjadi pemicu lainnya. Kondisi ini bisa menyebabkan adanya perubahan hormon abnormal yang juga akan memengaruhi proses ovulasi.
5. Mengalami Polycystic ovary syndrome (PCOS)
Sindrom pada ovarium bisa menjadi salah satu penyebab lain Amenoria. Rentan mengalami masalah kesuburan, seorang perempuan yang mengalaminya dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter secara teratur.
6. Kelainan pada Tiroid
Bila kelima hal di atas tidak terjadi, cobalah periksakan kondisi tiroid Bunda. Baik kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau Hipertiroid atau kelenjar tiroid yang kurang aktif, atau hipotiroid bisa menyebabkan adanya gangguan menstruasi.
7. Mengalami Menopause dini
Kemungkinan lain yang menyebabkan terjadinya kondisi ini adalah menopause dini atau prematur menopause. Kondisi ini bisa terjadi saat perempuan berusia 40-60 tahun yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Bila memang Amenoria terjadi karena faktor ini, waspadai ya Bun. Seseorang yang mengalaminya memiliki risiko lebih tinggi mengalami osteoporosis.
Nah, Bun bila mengalami beberapa gejala di atas atau menjadi salah satu faktor risikonya sebaiknya segera periksakan kondisi ke dokter, ya.
Baca Juga :
6 Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dengan Sebelum Haid, Jangan Sampai Keliru!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.