Kenali Apa itu Emotional Blackmail dan Strategi Menghadapinya, Jangan Sampai Dimanipulasi!

Berupa bujuk rayu halus yang mengancam, kenali trik pelaku blackmail yang sering membuat korbannya menyerah!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pernahkah Parents merasa tidak kuasa untuk menolak permintaan seseorang atau justru merasa bersalah saat mengabaikan. Mungkin Parents mendapatkan serangan emotional blackmail

Istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan upaya dari pasangan, teman, dan keluarga untuk dapat memicu rasa takut dan rasa bersalah. Pada akhirnya, rasa ketakutan tersebut dimanfaatkan untuk mengontrol dan membuat patuh kepada mereka. 

Kondisi ini sebenarnya masuk ke dalam toxic relationship  dalam sebuah hubungan dan sangat merugikan. Lantas, bagaimana upaya manipulasi ini bekerja? Simak penjelasannya berikut ini! 

Artikel Terkait: 8 Ciri Anda Sedang Dimanipulasi Secara Emosi dan Tips Menyikapinya

Apa itu Emotional Blackmail?

Sumber: Unsplash

Emotional blackmail atau dalam padanan bahasa Indonesia dikenal sebagai pemerasan emosional, merupakan salah satu bentuk manipulasi di mana seseorang menggunakan perasaan orang lain sebagai cara untuk mengendalikan perilaku atau membujuk untuk melihat sesuatu dengan cara mereka.

Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh  Susan Forward, seorang psikoterapis, penulis, dan dosen. Konsep tersebut diperkenalkan olehnya dalam buku tahun 1997 yang berjudul “Emotional Blackmail: When the People in Your Life Use Fear, Obligation, and Guilt to Manipulate You.”  

Selain buku Forward, Erika Myers, seorang terapis di Bend, Oregon menggambarkan pemerasan emosional sebagai sebagai sesuatu  yang halus dan berbahaya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Itu mungkin tampak seperti menahan kasih sayang, kekecewaan, atau bahkan sedikit perubahan bahasa tubuh,” jelasnya seperti dikutip dari Healthline.

Artikel Terkait: 10 Ciri Orang Manipulatif, Salah Satunya Hobi Playing Victim

6 Trik Pelaku Pemerasan Emosi Sampai Korban Menyerah

Sumber: Unsplash

Pemerasan emosi seringkali melibatkan upaya untuk  mendapatkan apa yang mereka inginkan dari seseorang. Namun, cara untuk meraihnya dengan cara melakukan manipulasi melalui emosi. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berdasarkan informasi yang ditulis Forward di dalam bukunya, pemerasan emosional dilakukan melalui tahap berikut ini. 

1. Meminta Melakukan Sesuatu 

Tahap pertama pemerasan emosional melibatkan permintaan. Orang tersebut seringkali meminta secara eksplisit. Mereka juga membuatnya terdengar sangat halus. Hal ini dilakukan untuk mengontrol pilihan seseorang. 

2. Melakukan Perlawanan 

Jika seseorang belum mau memenuhi permintaannya, pelaku mungkin mungkin akan menunjukkan perilaku yang perlawanan. Meski terlihat mundur atau mengalah, ia justru melancarkan berbagai cara untuk membujuk lagi. 

3. Memberi Tekanan kepada Korban Emotional Blackmail

Dalam hubungan yang sehat, bila seseorang mengalami penolakan biasanya akan merespons dengan mengabaikan masalah atau berusaha mencari solusi bersama. Namun, seorang pemeras akan terus menekan  untuk memenuhi permintaan mereka. Misalnya dengan terus-menerus mengulangi permintaan mereka dengan cara lain dan kata-kata yang lebih manis. Cara lain yang biasa dilakukan adalah dengan mengkritik dan merendahkan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Mengenal Love Bombing, Ungkapan Cinta Manipulatif yang Bisa Dilakukan Pasangan

4. Mengancam 

Bentuk ancaman yang dilakukan bisa berupa ancaman langsung maupun tidak langsung. Mereka mungkin juga menutupi ancaman sebagai janji positif. Selain itu, biasanya mereka juga bisa menyamarkannya agar tidak terlihat seperti ancaman. 

5. Membuat Menyerah 

Segala bujuk rayu, ancaman, dan tekanan yang dilakukan oleh pemeras pada akhirnya membuat target merasa lelah dan menyerah. Saat mereka meraih apa yang mereka inginkan, jadi mereka mungkin tampak sangat baik dan penyayang. 

6. Kembali Mengulangi Pola Emotional Blackmail yang Sama

Ketika seseorang telah menyerah, pemeras akhirnya mengetahui titik lemah target. Mereka tahu persis bagaimana memainkan situasi serupa di kemudian hari.  Pola tersebut mungkin akan terus berlanjut dan berulang. 

3 Aspek Psikologis yang Diincar Pelaku

Sumber: Kompas

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Psikolog Irma Gustiana yang juga merupakan founder Klinik Psikologi Ruang Tumbuh, mengungkapkan pelaku pemerasan emosional mempermainkan tiga aspek psikologis korbannya yang disingkat sebagai FOG yakni: 

  • Fear (rasa takut): menakut-nakuti Korban bahwa hidupnya akan buruk bila tidak memenuhi permintaannya.
  • Obligation (kewajiban): mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban. Misalnya, pelaku memposisikan diri sebagai yang benar dan korban salah.
  • Guilty (Rasa Bersalah): kali ini pelaku memposisikan dirinya sebagai korban. Misalnya dengan mengatakan ”aku nggak tahu ke siapa lagi minta tolong, cuma kamu yang bisa,”. 

Strategi untuk Menghadapi Serangan Emosional Blackmail 

Lebih lanjut, Irma mengungkapkan sejumlah cara untuk menghadapi pemerasan emosional. Ia menyarankan untuk melakukan SOS, yakni Stop, observe, dan strategy. Berikut penjelasannya. 

1. Stop

Tunggulah, jangan jangan langsung mengambil keputusan untuk menuruti kemauan pelaku manipulatif. Berpikirlah dengan mempertimbangkan hal-hal yang relevan. 

2. Observe

Lakukan identifikasi terhadap pikiran reaksi emosi maupun ketakutanmu yang ditimbulkan oleh pelaku. Sebab yang berhak menentukan pilihan dan membuat keputusan yang tepat adalah diri sendiri. Jangan sampai orang lain ikut campur dengan cara memanipulasi. 

Strategy Menghalau Emotional Blackmail

Kemudian analisis tuntutan dan dampaknya terhadap kehidupan sebelum menyanggupi permintaan pelaku. Jika terus terus diteror secara emosional, pertimbangkan untuk mencari bantuan pihak lain yang bisa diajak berbicara. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Nah itu dia penjelasan tentang emotional Blackmail yang sangat merugikan korbannya. Cepat-cepatlah waspada, jangan-jangan Anda pernah atau sedang mengalami hal ini. Jangan sampai tunggu merugi dulu ya, Parents

***

How to Spot and Respond to Emotional Blackmail

www.healthline.com/health/emotional-blackmail

What Is Emotional Blackmail? Here’s How To Spot The Toxic Behavior.

www.huffpost.com/entry/what-is-emotional-blackmail_l_5ee7cf75c5b69e917f1d405f

 

Baca Juga: 

6 Jenis Kekerasan Emosional pada Anak yang Dilakukan Orangtua Narsis

Parents Perlu Pahami, Ini 7 Contoh Gaslighting Orang Tua kepada Anak

Selalu Membuat Orang Lain Merasa Bersalah, Ini Tanda Guilt Trip dan Cara Mengatasinya