Siapa, sih, yang enggak pernah marah? Faktanya, marah adalah ekspresi diri yang sangat manusiawi. Namun demikian, ajaran Islam memberikan tuntunan bagaimana sebaiknya seorang Muslim harus bersikap ketika diselimuti rasa marah. Baca sampai tuntas ulasan tentang hukum, doa, dan adab saat marah berikut ini, ya!
Hukum Marah dalam Islam
Marah dalam ajaran agama memiliki konsekuensi hukum yang berbeda-beda. Tidak serta-merta marah dibolehkan maupun dilarang, melainkan bergantung kepada konteks dan kondisi sedang yang dihadapi. Berikut uraiannya.
Wajib
Hukum marah yang pertama adalah wajib. Dalam situasi tertentu, terkadang marah memang wajib untuk dilakukan. Misalnya ketika agama dihina dan dilecehkan atau ketika berhadapan dengan perbuatan maksiat yang dilakukan secara terang-terangan. Sebagaimana sabda Rasulullah:
“Apabila kalian melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangan/kekuasaanya, apabila tidak mampu, maka ubahlah dengan ucapan/lisan (nasihat), apabila tidak mampu, maka ubahlah dengan hati. Dan yang terakhir, inilah wujud serendah-rendahnya iman.” (HR. Muslim)
Mubah
Kata mubah sendiri berarti boleh. Seorang muslim dibolehkan marah ketika mendapati tindakan atau sikap yang dirasa melanggar atau tidak dapat ditoleransi. Misalnya, seorang atasan marah kepada pelayan toko yang selalu bersikap ketus kepada pelanggan.
Marah dalam hal ini bukan bermaksud untuk menyakiti, tetapi mengajarkan bagaimana seharusnya memperlakukan pelanggan dengan baik dan santun. Tak perlu pula marah dengan meledak-ledak, cukup berikan teguran dan peringatan.
Makruh
Hukum marah berikutnya adalah makruh, artinya suatu perbuatan yang jika dikerjakan tidak mendapat dosa, tetapi jika ditinggalkan mendapat pahala. Misalnya, ketika seseorang sedang sangat lapar lalu memesan ayam bakar di sebuah restoran. Ternyata yang diantarkan kepadanya adalah sepotong ayam goreng.
Ia bisa saja marah karena pesanan yang datang tidak sesuai, tetapi ia justru lebih memilih tidak melakukannya. Maka orang tersebut mendapatkan pahala karena mampu mengendalikan amarahnya.
Haram
Marah bisa dihukumi haram jika dibarengi dengan caci maki yang melampaui batas, hinaan yang menyakiti hati, hingga perilaku destruktif yang merusak. Kemarahan semacam ini terjadi karena tidak mampu mengendalikan hawa nafsu.
Pada akhirnya, setan pun ikut campur sehingga timbul perbuatan yang melampaui batas. Padahal, tindakan tersebut tidak memberikan manfaat, melainkan hanya kerugian semata.
Artikel terkait: 7 Cara ampuh mengatasi suami yang suka marah, Bunda perlu tahu!
Doa dan Adab Saat Marah
Agar rasa marah tidak berdampak buruk dan merusak, berikut ini doa dan adab saat marah yang harus diterapkan oleh seorang Muslim.
1. Doa Saat Marah
Rasulullah mengajarkan untuk membaca ta’awudz ketika marah. Hal ini bertujuan meminta perlindungan kepada Allah agar terhindar dari tipu daya setan. Sulaiman bin Shurod ra mengisahkan suatu riwayat:
كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ، فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ، وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ
“Pada suatu hari aku duduk bersama-sama Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam sedang dua orang lelaki sedang saling mengeluarkan kata-kata kotor satu dan lainnya. Salah seorang daripadanya telah merah mukanya dan tegang pula urat lehernya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang rasa marahnya jika sekiranya ia mau membaca, ‘A’udzubillahi minas-syaitani’ (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang dialaminya.” (HR. Bukhari)
Senada pula dengan hadis dari Abu Hurairah yang berbunyi:
إِذَا غَضِبَ الرَّجُلُ فَقَالَ أَعُوْذُ بِاللهِ ، سَكَنَ غَضْبُه
“Jika seseorang dalam keadaan marah, lantas ia ucapkan, ‘A’udzu billah (Aku meminta perlindungan kepada Allah)’, maka redamlah marahnya.” (HR. As-Sahmi dalam Tarikh Jarjan)
2. Diam, Merupakan Adab Marah yang Paling Utama
Kemarahan yang tidak terkendali akan mudah memancing terlontarnya caci maki, kata-kata kotor, hingga kalimat kufur yang tidak disukai Allah. Oleh karena itu, adab marah yang pertama dan paling utama setelah berdoa adalah memilih diam.
Ketika seseorang mampu mengendalikan dirinya dan diam ketika akan marah, hal-hal buruk yang ditakutkan tadi tidak akan terjadi. Hal ini sesuai dengan pesan Rasulullah dalam hadisnya:
“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad)
Artikel terkait: Prepared Environment, Upaya Saya Menciptakan Rumah Ramah Anak
3. Posisikan Tubuh Lebih Rendah
Berganti posisi juga merupakan salah satu adab marah yang diajarkan Rasulullah. Meski terkesan sederhana, hal ini bisa menjadi cara ampuh untuk meredakan emosi yang meluap. Dari Abu Dzarr ra, Nabi SAW bersabda:
“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud)
Artikel terkait: 7 Trik Agar Tidak Jadi Marah Pada Anak
4. Berwudu, Merupakan Salah Satu Adab Saat Marah
Jika perubahan posisi belum juga mampu meredakan amarah secara nyata, seorang muslim dianjurkan untuk mengambil air wudu. Air yang segar akan mendinginkan pikiran sehingga lebih tenang dan rileks.
Rasulullah pun mengumpamakan amarah seperti api yang bisa dipadamkan dengan air. Sabdanya:
“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud)
5. Bersikap Tenang dan Ingat Pesan Rasulullah Saat Marah
Tahukah Parents, kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri saat marah rupanya diganjar dengan pahala yang tinggil oleh Allah SWT. Muslim yang tidak bersikap gegabah ketika hatinya dilanda amarah bahkan dijanjikan surga.
“Barang siapa menahan amarahnya padahal mampu meluapkannya, Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk pada hari kiamat untuk memberinya pilihan bidadari yang ia inginkan.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
Di hadis lain, Rasulullah berkata:
“Jangan engkau marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani)
****
Nah, itulah tadi doa dan adab saat marah yang diajarkan dalam agama Islam. Jangan lupa diamalkan, ya, Parents.
Baca juga:
Waspada! Bumil gampang marah bisa berdampak buruk pada janin
Bingung menghadapi anak marah? Ini 9 saran dari psikolog untuk Parents!