Sampai saat ini saya dan suami sama-sama ingin menciptakan rumah ramah anak. Upaya ini pun terus menerus kami coba lakukan bersama.
***
“Sampai kapan anak-anak mau dikurung?” ucap Suami saya ketika saya ngotot anak-anak tetap di dalam rumah.
Sejak kepindahan kami ke rumah ini, pola pengasuhan saya menjadi berantakan. Teori yang selama ini saya pelajari tiba-tiba hilang dari pikiran saya. Mendapat pertanyaan tersebut membuat saya tersadar dan beberapa detik berpikir sebelum mampu menjawab pertanyaanya.
“Di luar tuh bahaya kalau anak dilepas tanpa kita awasi,” jawab saya yang sebenarnya tidak menjawab pertanyaannya.
Ketakutan berlebihan memang penyakit saya sejak dulu jauh sebelum saya menikah dan memiliki anak.
Pertanyaan yang membuat saya tercengang beberapa detik tersebut membuat saya kembali sadar tentang apa tujuan saya belajar metode montessori. Bukan untuk mengurung anak pastinya! Sungguh bertolak belakang dengan filosofi yang di ajarkan oleh Dr. Maria Montessori.
Anak-anak butuh kebebasan karena mereka sedang fase bergerak untuk mengenali lingkunganya. Tanganya siap mempelajari apa saja yang ada di hadapanya. Namun, kebebasan juga butuh limitasi, ada persyaratan keamanan dalam memberikan anak kebebasan.
Di sinilah akar dari stres saya sejak pindah rumah. Lingkungan yang kami miliki sekarang bukanlah lingkungan yang aman untuk anak-anak. Tapi reaksi saya menanggapi ketidakamanan tersebut juga salah kaprah dengan mengurung mereka di dalam rumah.
Menciptakan Rumah Ramah Anak
Setelah mengenal Montessori, salah satu PR terbesar saya adalah mengatur rumah menjadi rumah ramah anak. Caranya, dengan prepared environtment.
Prepared Environtmen atau lingkungan yang dipersiapkan yaitu lingkungan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak-anak agar mereka mampu mengeksplor lingkungan secara maksimal tanpa kita harus interupsi setiap saat.
Di dalam mempersiapkan lingkungan harus memenuhi 6 eleman:
- Freedom
- Structure and Order
- Beautiful
- Nature and Reality
- Social Environtment
- Intellectual Environtment
Freedom
Di dalam rumah atau lingkungan yang dipersiapkan, anak -anak bebas melakukan dan memenuhi kebutuhan mereka sendiri layaknya orang dewasa. Mereka bebas mengambil air minum sendiri, mencuci tangan sendiri, mencuci baju , mengambil pakaian sendiri dll. Semua itu mereka lakukan tanpa pertolongan dari orang dewasa
Structure dan Order
Anak-anak awalnya akan mengalami masa adaptasi, kekacauan pasti terjadi ketika kita mulai memberikan mereka lingkungan yang baru. Namun, seiring waktu anak-anak akan menjalani hari hari mereka dengan keteraturan. Mereka mulai mengerti dimana meletakan piring kotor, baju kotor, mengambil pakaian sendiri, merapihkan mainan mereka tanpa mendapat perintah dari orang dewasa.
Beautiful
Lingkungan yang kita persiapkan harus indah di pandang mata oleh anak -anak. Kita meletakan benda – benda yang mereka butuhkan harus tertata dengan baik, benda-benda tersebut tidaklah harus kita beli baru dan mahal. Yang penting rapih saat kita menata nya. Hal tersebut berguna untuk menstimulasi keinginan mereka dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri tanpa bantuan kita.
Nature and Reality
Berilah barang-barang yang seukuran anak-anak. Jika itu lemari , berilah mereka lemari yang bisa mereka jangkau oleh tangan mereka sendiri.
Benda tersebut harus nyata sama seperti yang orang dewasa gunakan sehari-hari. Gunakan gelas piring kaca sama seperti yang kita gunakan namun sesuaikan dengan ukuran anak-anak. Agar mereka dengan mudah menggengamnya.
Apakah semua itu kita harus beli? Tidak juga! Jika tidak ada lemari khusus anak di rumah, letakan pakaian anak-anak di ambal bawah atau yang sekiranya bisa mereka jangkau.
Jika kita tidak ada tangga atau undakan untuk anak-anak naik ke tempat cuci piring, bisa kita siapkan semacam baskom yang bisa mereka isi air untuk mencuci piring, semua tergantung kreativitas kita tanpa melupakan filosofi montessorinya.
Social Environtment
Lingkungan yang kita persiapkan akan mampu membuat anak-anak kita mengembangkan skill social mereka. Pada umumnya di sekolah montessori , isi dalam 1 kelas terdiri dari beberapa umur , hal tersebut mampu membuat mereka belajar hidup bersosialisasi seperti yang dilakukan orang dewasa.
Anak yang berumur lebih besar akan menjadi contoh anak-anak yang lebih kecil. Mereka akan belajar menghormati dan peduli.
Kita bisa lakukan hal tersebut juga dirumah. Di dalam metode montessori, material yang ada hanya boleh berjumlah satu dengan maksud anak-anak akan belajar untuk bergantian memakainya. Disini banyak sekali pelajaran yang bisa mereka ambil.
Mereka akan belajar meminta izin untuk menggunakan material yang di pakai kakak atau adiknya. Mereka belajar sabar dan menghormati kakak atau adiknya yang sedang menggunakan material tersebut.
Intellectual Environtment
Di dalam lingkungan yang dipersiapkan anak-anak akan bebas berinteraksi dengan orang lain, bebas belaajar apa saja yang sudah di persiapkan untuknya. Hal tersebut akan meningkatkan kesadaran sosial mereka dan membentuk tingkat kecerdasan mereka.
Dampak Tidak Dilakukanya Prepared Environtment
Kesadaran saya mengenai salah kaprah saya dalam mendidik anak saya membuat saya kembali membuka catatan pelajaran saya. Ketika menuliskan itu semua saya banyak menghela nafas, keenam elemen penting tersebut belum lah sempurna saya jalankan. Huft!
Prepared environtment merupakan hal penting dalam mengimplementasi montessori dirumah. Jika tidak dilakukan, maka yang terjadi adalah anak – anak mudah tantrum karena kebutuhan mereka tidak bisa kita penuhi dengan baik, ujung – ujungnya orang tua ikutan tantrum karena gagal bernegosiasi dengan anak.
Sejak pindah rumah, teriakan saya semakin meninggi dari hari ke hari. Mungkin tetangga juga bosan mendengar saya ngomong, “Dante jangan ke sana , Dante jangan lari nanti ketabrak motor” , “ Dante, awas ya kalau keluar!” .
Setidaknya pertanyaan dari suami saya sudah membuat saya waras kembali dan membuat saya berpikir lagi apa yang harus saya lakukan untuk mempersiapkan lingkungan di dalam dan luar rumah saya agar menjadi tempat yang aman dan memenuhi keeenam elemen dari prepared environtment.
Sehingga rumah ramah anak pun bisa terbentuk dengan baik.
Ditulis oleh Mamah Rasmah, Member VIP Member theAsianparent ID
Baca Juga:
Menjadi Anak Kecil Kembali, Membuatku Lebih Ringan Jalani Peran Sebagai Ibu
Mengatakan Jangan pada Anak, Yuk, Mulai Ubah Kebiasaan Ini
Menjadi Ibu Membuat Lebih Kuat & Hebat, Proses Belajar Sepanjang Masa
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.