Sikap disiplin harus dipupuk sedari dini dengan pengarahan yang tepat dari orangtua. Banyak yang beranggapan bahwa kedisplinan anak harus dibentuk dengan keras agar ia menjadi anak yang patuh. Padahal, cara ini justru bisa menimbulkan dampak negatif bagi tumbuh kembang anak. Untuk itu, cobalah metode disiplin positif.
Sebelum mengulasnya lebih jauh, perlu dipahami lebih dulu bawa disiplinbisa diartikan sebagai sikap taat kepada peraturan atau nilai-nilai yang berlaku. Sikap displin berkaitan erat dengan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat serta kehidupan.
Apakah Parents ingin si kecil menjadi pribadi yang disiplin?
Apa Itu Disiplin Positif?
Sumber: XFrame
Mengutip dari Good Housekeeping, disiplin positif adalah metode dimana orangtua mengomunikasikan pada anak secara langsung perilaku apa yang pantas, mana yang tidak pantas, dan apa imbalan untuk perilaku baik serta konsekuensi dari perilaku buruk.
Metode ini dikembangkan oleh dr. Jane Nelsen, seorang konselor pernikahan, keluarga, dan anak berlisensi. Displin positif sendiri merupakan metode otoritatif yang berfokus pada dorongan dan pemecahan masalah.
Berbeda dengan cara konvensional, disiplin positif tidak menggunakan hukuman fisik, berteriak, ataupun memberi hukuman berat pada anak.
Manfaat Menerapkan Disiplin Positif
Para ahli menilai bahwa metode disiplin positif dapat membantu memperkuat ikatan (bonding) dan meningkatkan kepercayaan antara orangtua dan anak. Selain itu, tekhnik ini dipercaya dapat memotivasi serta efektif untuk anak-anak.
Berikut beberapa manfaat lainnya jika menerapkan metode ini.
- Menumbuhkan kepercayaan diri anak.
- Mendukung kemandirian si kecil.
- Menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak.
Prinsip Metode Disiplin Positif
Sumber: XFrame
Dalam buku ‘Positive Disicpline’ karya dr. Jane Nelsen, disebutkan ada lima prinsip dari metode disiplin positif, yaitu sebagai berikut:
- Tegas dan penuh kasih sayang pada saat bersamaan
- Membantu anak menumbuhkan rasa memiliki dan signifikansi
- Efektif untuk jangka panjang
- Mengajarkan keterampilan sosial dan kehidupan yang berharga untukk arakter yang baik
- Mengajak anak menemukan seberapa mampu mereka untuk menggunakan kekuatan pribadi dengan cara yang konstruktif
Disiplin positif adalah filosofi parenting berdasarkan dorongan, pemberdayaan, dan saling menghormati. Orangtua diharap dapat menegerti bahwa disiplin adalah tentang membimbing anak, dan tidak bersikap permisif atau punitif (dengan hukuman).
Menjalankan disiplin positif sebenarnya cukup sederhana. Orangtua membahas kepada anak mengenai perilaku apa yang sedang mereka kerjakan, mengapa, dan apa konsekuensinya. Gunakan nada yang hangat dan tegas, serta dukung anak untuk membuat pilihan yang bijaksana.
5 Tips Menerapkan Disiplin Positif pada Anak
Mengutip dari Very Well Family, ada 5 tips dalam menerapkan disiplin positif pada anak yang bisa Parents coba di rumah.
1. Mengalihkan Perhatian
Sumber: Freepik
Anak-anak yang lebih kecil, misalnya usia balita atau pra-sekolah memiliki rentang perhatian yang pendek. Teknik pengalihan perhatian dapat digunakan untuk mendukung anak melakukan hal yang sebaiknya dilakukan.
Contohnya, jika si kecil sedang bermain dengan benda yang berbahaya, alihkan perhatiannya dengan mengenalkan mainan lain yang menarik perhatiannya.
Pada anak yang lebih besar, beritahu apa yang bisa mereka lakukan, bukan apa yang tidak boleh mereka lakukan. Misalnya, daripada memberitahu anak untuk berhenti bermain gadget, beritahu mereka untuk pergi keluar rumah dan bermain atau mengerjakan puzzle dan teka-teki baru bersama.
Fokus pada hal yang positif dapat mengurangi pertengkaran dengan anak dan perilaku ‘memberontak’ dari anak.
2. Melempar Pujian
Sumber: Freepik
Manfaatkan setiap kesempatan untuk memuji perilaku baik anak. Penelitian menunjukkan bahwa jika anak dipuji atas sesuatu yang dilakukan dengan benar, maka mereka cenderung akan melakukan hal tersebut lagi.
Akan lebih efektif untuk memuji tindakan spesifik dari perilaku yang baik dibandingkan karakter atau kepribadian anak.
3. Memberikan Hukuman Time Out
Sumber: Freepik
Hukuman time out bisa menjadi konsekuensi efektif meski sulit untuk dilakukan dengan benar dan tepat. Menurut studi, 85% orangtua melakukan teknik disipliner ini secara keliru dengan memberikan anak aktivitas untuk dilakukan selama hukuman time out.
Agar efektif, time out harus dilakukan secara sendirian, dan tanpa melakukan aktivitas lain. Tujuan utama dari time out adalah membiarkan anak merasa bosan.
Ketika anak sudah tenang, diskusikan pilihan-pilihan yang lebih baik untuk kesempatan berikutnya dan dorong ia untuk minta maaf atas perilaku yang disadarinya salah.
4. Hindari Terus Menerus Mengarahkan Anak tentang Satu Hal
Sumber: XFrame
JIka anak tidak segera mematuhi instruksi kita, misalnya mengucapkan tolong sebelum meminta bantuan, sebaiknya hindari untuk mengingatkannya langsung saat itu juga. Tunggulah hingga si kecil menyadari apa yang salah.
Jika Parents terbiasa terus mengingatkan anak tentang sesuatu yang baru saja dikatakan, maka mereka akan cenderung menunggu arahan terlebih dahulu sebelum bertindak.
Diskusikan kepada anak mengenai etika, apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya dalam satu waktu khusus.
5. Teknik Pengabaian Selektif (Selective Ignoring)
Sumper: Freepik
Untuk masalah kecil, pengabaian dapat menjadi solusi. Teknik pengabaian selektif ini contohnya ketika si kecil menyela ketika Anda sedang berbicara dengan orang lain, abaikanlah ia saat itu.
Penelitian membuktikan bahwa jika anak gagal mendapatkan reaksi dari orangtuanya, baik yang berupa positif atau negatif, maka mereka cenderung tidak akan bertindak seperti itu lagi.
Gunakan teknik pengabaian selektif dengan bijaksana, misalnya Parents harus segera menghentikan anak jika ia melakukan tindakan berbahaya, merusak, atau menyakitkan. Jika terus berlanjut, pertimbangkan untuk memberi hukuman time-out.
***
Prinsip dasar disiplin positif adalah memahami bahwa tidak ada anak yang buruk, melainkan hanya ada perilaku yang buruk. Jagalah hubungan yang positif dan saling menghormati antara Parents dan si kecil. Anak akan merasa berharga dan membuat pilihan yang baik dalam jangka panjang.
Baca Juga:
5 Kesalahan saat Mengajarkan Disiplin pada Anak
Disiplin; Investasi Seumur Hidup serta Awal Prestasi Belajar
10 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Mendidik Anak Disiplin, Ini Kata Psikolog
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.