Jangan Anggap Remeh! Diare pada Anak Ternyata Bisa Sebabkan Stunting

Diare dapat sebabkan stunting karena vili pada usus rusak sehingga penyerapan nutrisi menjadi terganggu sehingga anak rentan kekurangan gizi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bagi banyak orang, diare dianggap sebagai penyakit yang tidak terlalu serius. Padahal potensi diare sebabkan stunting pada anak cukup besar, khususnya pada anak yang berusia di bawah 2 tahun.

Ini membuat diare menjadi penyakit serius buat anak, karena stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama. Pertumbuhan dan tinggi badan anak pun menjadi terganggu.

Benarkah Diare Sebabkan Stunting?

Dilansir dari Kompas.com (18/9/2018), menurut dr. Ariani Dewi Widodo SpA(K) dari RSIA Bunda Jakarta, diare terjadi karena ada gangguan vili. Sebagai informasi, vili adalah selaput lendir yang menjulur ke dalam lumen usus halus manusia. Vili ini berfungsi memperluas permukaan area penyerapan zat nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.

Akibat diare, vili dapat menjadi rusak dan mengganggu proses penyerapan. Padahal penyerapan melalui vili dalam usus ini sangatlah penting. Namun, gangguan tersebut menyebabkan vili menjadi rata dan menurunkan kemampuan penyerapan nutrisi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa diare bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti keracunan makanan, infeksi kuman dan faktor stres. Tetapi mayoritas penyebab diare pada anak adalah virus.

Ariani mengatakan bahwa tidak semua diare sebabkan stunting. Tetapi diare yang berulang kali terjadi dan diare kronis yang terjadi dalam waktu lama pada anak memungkinkan terjadinya stunting.

Diare kronis biasanya berlangsung selama dua minggu ke atas. Sementara itu, diare akut pada umumnya berlangsung kurang dari 7 hingga 14 hari.

Meski demikian, diare akut yang terjadi  berulang kali bisa menyebabkan stunting. Di sisi lain, stunting biasanya menyebabkan tubuh menjadi kurang baik sehingga juga bisa menyebabkan terjadinya penyakit. Salah satunya adalah diare. Hal ini saling berhubungan satu sama lain.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Diare pada Anak: Perbedaan Diare karena Bakteri dan Diare Rotavirus

Ketika diare, ada banyak cairan dan mikronutrien alias zat gizi mikro yang terbuang dari dalam tubuh. Salah satu mikro nutrien penting yang terbuang adalah zinc.

Ketika zinc terbuang, maka vili usus yang rusak tidak bisa diregenerasi kembali oleh zinc. Oleh karena itu, stunting dapat terjadi pada kondisi ini.

Diare menjadi penyakit yang mematikan kedua bagi balita setelah pneumonia. Untuk itulah, anggapan tentang diare adalah penyakit yang tidak berbahaya, harus diubah.

Kapan Anak Disebut Diare?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anak dinyatakan menderita diare bila buang air besar “lebih encer” dan “lebih sering” dari biasanya. Selain “cairan”, feses anak diare dapat mengandung lendir dan darah, tergantung pada penyebabnya.

Gejala ikutan lainnya adalah demam dan muntah. Terkadang, gejala muntah dan demam mendahului mencret. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), 525.000 anak balita meninggal setiap tahun akibat diare.

Artikel terkait:  Obat Diare Alami untuk Bayi, Cara Mudah Hentikan Diare pada Si Kecil

Cara Mengatasi Diare

Foto: feelhealthylife.com

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ketika anak mengalami diare, orang tua harus memastikan bahwa kebutuhan cairan anak tercukupi. Jika usia anak masih berada di bawah 6 bulan, berikan ASI atau susu formula setiap muntah atau diare.

Kalau usianya sudah lebih dari 6 bulan maka berikan minuman rehidrasi misalnya oralit. Anak yang sudah mendapatkan MPASI maka pastikan asupan nutrisi serta makanan yang cukup.

Berikan makanan yang mudah dicerna serta hindari pemberian makanan berserat. Jangan pernah memberikan jus buah atau soda karena minuman jenis ini akan memperparah diare. Orang tua juga sebaiknya tidak memberikan anak obat tanpa lebih dulu konsultasi ke dokter.

Karena sebagian besar diare pada anak karena virus, maka obat-obatan antibiotik tidak usah diberikan. Antibiotik hanya diberikan kalau diare disebabkan oleh bakteri. Diare yang diakibatkan oleh infeksi virus bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari namun tetaplah memantau kondisi anak dan berikan asupan cairan yang cukup.

Mengutip laman Alodokter, jika gejala diare pada anak semakin berat atau ada gejala yang harus diwaspadai seperti BAB darah atau sesak nafas maka segera bawa ke rumah sakit atau klinik terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Mengenal stunting atau kondisi tubuh anak pendek, apa penyebanya?

Mencegah Diare pada Anak

Karena kasus diare pada anak sangat banyak di Indonesia, orang tua harus melakukan langkah pencegahan yang efektif. Diare yang disebabkan virus bisa dicegah dengan beberapa cara berikut ini:

  • Memberikan ASI pada anak berusia <2 tahun untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
  • Memberikan anak makanan yang bergizi dan bermanfaat untuk pencernaannya, misalnya nanas yang diduga bisa menangkal infeksi bakteri penyebab diare
  • Menjaga kebersihan lingkungan, terutama sumber air minum. Pastikan air dan makanan yang dikonsumsi bersih dan matang.
  • Memberikan anak vaksin rotavirus.
  • Membiasakan anak untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah buang air kecil atau buang air besar, juga setelah memegang benda kotor.

Itulah penjelasan mengapa diare bisa sebabkan stunting pada anak. Cegah diare dengan menerapkan pola hidup bersih sehat.

Baca Juga:

https://id.theasianparent.com/cara-mengatasi-stunting

https://id.theasianparent.com/minum-susu-saat-diare

https://id.theasianparent.com/mpasi-untuk-bayi-diare

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan