X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
  • Hidrasi Keluarga
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
    • Korea Update
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Aku Hamil
    • Tips Kehamilan
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Project Sidekicks
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Mengalami Depresi Kognitif? Ini Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya

Bacaan 4 menit
Mengalami Depresi Kognitif? Ini Penyebab, Gejala dan Cara MengatasinyaMengalami Depresi Kognitif? Ini Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya

Bila mengalami sedih berkepanjangan, mungkin Parents mengalami depresi kognitif. Yuk kenali penyebab, gejala dan cara mengatasinya!

Depresi kognitif erat kaitannya dengan suasana hati sedih, menurunnya gairah terhadap sesuatu, menurunnya percaya diri, konsentrasi dan adanya gangguan kognitif.

Seseorang yang mengidap gangguan kognitif berarti terjadi menurunnya kemampuan dan terganggunya fungsi kognitifnya. Fungsi kognitif tersebut meliputi aspek daya ingat, atensi, visuospasial, kalkulasi dan bahasa. 

Beberapa penelitian bahkan menjelaskan bahwa depresi tidak hanya mempengaruhi suasana hati namun juga mempengaruhi kemampuan kognitif kita. Bahkan, terdapat penelitian yang memformulasikan teori kognitif untuk gangguan depresi setelah bertahun-tahun. 

Konsep ini menjelaskan bahwa individu yang depresi cenderung selektif memperhatikan rangsangan negatif, mengalami persepsi dan kesadaran yang lebih besar terkait rangsangan negatif, merenungkan ide-ide depresi secara berlebihan, dan memiliki sikap disfungsional dan skema negatif.

Fakta Tentang Depresi Kognitif

Gejala Gangguan Depresi Kognitif 

depresi kognitif

Gejala Gangguan Depresi Kognitif

Kognitif sangat erat kaitannya dengan aktivitas intelektual kesadaran yang melibatkan cara berpikir, bernalar atau mengingat.

Fungsi kognitif ini adalah aspek yang sangat penting bagi kita karena mempengaruhi kita bekerja, berinteraksi dengan orang lain serta mengambil keputusan sehari-hari bahkan kognitif juga berfungsi untuk mempengaruhi aktivitas-aktivitas fisik. 

Gejala depresi kognitif ini yang biasanya berkaitan dengan suasana hati sedih, seperti gejala fisik kelelahan, otot terasa nyeri, berat badan mengalami fluktuasi, sakit kepala, depresi dan gejala lainnya yang mempengaruhi emosi seseorang.

Selain itu, gejala tersebut meliputi sulitnya mengingat sesuatu, berkonsentrasi, dan membuat rencana atau  keputusan lain. 

Artikel terkait: 10 Jenis Depresi, Amati dan Kenali Berbagai Gejalanya

Penyebab Depresi Kognitif

Depresi Kognitif

Penyebab Depresi Kognitif

Berikut merupakan penyebab dari gangguan kognitif yang bisa dialami seseorang, di antaranya:

  1. Adanya cedera otak yang membuat gangguan saat mengingat sesuatu dan kehilangan sebagian memori yang ada pada otak seseorang.
  2. Penyalahgunaan obat dan minuman beralkohol akan menurunkan kemampuan kognitif seseorang.
  3. Adanya penyakit lain yang mempengaruhi masalah kognitif karena efek samping pengobatan seperti kemoterapi yang memiliki dampak buruk dalam kemampuan mengingat dan menurunkan konsentrasi.

Artikel terkait: Perbedaan Depresi dan Stres, Kenali Gejala, Jenis, dan Cara Penanganannya

Cara Mengatasi Depresi Kognitif

depresi kognitif

Cara Mengatasi Depresi Kognitif

Banyak pemahaman di mata masyarakat mengenai peningkatan iman untuk mengatasi depresi kognitif. Tapi justru  kunci dalam menangani depresi ini yaitu dengan merekonstruksi ide-ide destruktif.

Bahkan, psikoterapi dan pengobatan juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi depresi kognitif.  Tak hanya itu, diperlukan mengubah pikiran dan persepsi kepada pasien yang dapat mengubah perilaku dan respon emosional pasien.

Hadirnya terapis bisa membantu mengajarkan konsep pemikiran yang salah kepada pasien. Selain itu, akan diajarkan metode untuk melihat suatu masalah secara positif  tentang diri kita sendiri, pengalaman dan lingkungan.

Seiring berjalannya waktu, akan diberikan tugas yang membantu seseorang yang mengalami depresi kognitif untuk melihat ke belakang dan memahami dampak dari pikiran salah mereka terhadap  perilaku dan kesejahteraan emosional yang dialami

Ada beberapa bentuk terapi yang dapat digunakan dalam mengobati depresi, salah satunya menggunakan terapi CBT (Cognitive behavior Therapy).

Proses ini dimulai dengan memperkenalkan konsep dan pemahaman terkait keyakinan dan pola perilaku individu yang seringkali cemas, kemudian merekonstruksi konsep yang mengarah pada perubahan perilaku yang lebih baik.

Serta menumbuhkan keyakinan dan emosi yang lebih terkontrol. Sehingga pada akhirnya akan mengubah fungsi berpikir, analisis, perilaku dan pengambilan keputusan yang semula negatif menjadi ke arah positif. 

Adapun implementasi teknik yang dilakukan dalam terapi CBT yakni Self Control.  Point ini menjadi strategi yang dapat meningkatkan regulasi diri dalam melakukan tindakan. 

Artikel terkait: Depresi Kronis atau Distimia, Kenali Gejalanya Sebelum Terlambat

Implementasi self control yang dilakukan, yaitu:

Melatih Rasa Percaya Diri

Cerita mitra kami
Jangan Tunggu Gigi Si Kecil Berlubang, Ini Cara Menyenangkan Merawat Gigi
Jangan Tunggu Gigi Si Kecil Berlubang, Ini Cara Menyenangkan Merawat Gigi
Tidak Sebabkan Batuk Pilek, Ini 4 Manfaat Makan Es Krim untuk Keluarga
Tidak Sebabkan Batuk Pilek, Ini 4 Manfaat Makan Es Krim untuk Keluarga
Bahaya Karang Gigi yang Tidak Dibersihkan, Ini 5 Cara Mencegahnya
Bahaya Karang Gigi yang Tidak Dibersihkan, Ini 5 Cara Mencegahnya
Jangan sampai Salah, Ini Cara Meredakan Batuk dan Flu pada Anak yang Efektif
Jangan sampai Salah, Ini Cara Meredakan Batuk dan Flu pada Anak yang Efektif

Dengan menumbuhkan rasa percaya diri dengan baik  akan berdampak pada psikologi pasien yang akan mempermudah melakukan sesuatu tanpa paksaan dari pihak manapun.

Memberikan Hadiah Kepada Diri Sendiri 

Ini adalah salah satu bentuk self love yang akan membuat dan memperkuat rasa kepercayaan diri dan akan merasa menghargai hasil usaha yang telah dilakukan.

Memberikan Arah tujuan yang Lebih Konkrit

Melalui self control sendiri maka memiliki tujuan untuk lebih memahami perubahan sikap dan perilaku ke arah perilaku asertif.

Mengajari Cara Mengatasi frustasi dan Kontrol Emosi

Tindakan ini dilakukan sebagai penguat agar dia akan mudah mengontrol dalam berbagai situasi kondisi yang terjadi pada dirinya termasuk ketika terjadi ledakan emosi.

Itulah pembahasan mengenai depresi kognitif. Semoga informasinya bermanfaat untuk Parents.

Baca juga:

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Sedih dan Gangguan Mental Depresi

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Tania Latief

  • Halaman Depan
  • /
  • Info Sehat
  • /
  • Mengalami Depresi Kognitif? Ini Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya
Bagikan:
  • Masker KN95 Bisa Dipakai Berapa Kali? Simak Penjelasan Pakar dan Jubir Satgas COVID-19

    Masker KN95 Bisa Dipakai Berapa Kali? Simak Penjelasan Pakar dan Jubir Satgas COVID-19

  • Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Antara Vegan dan Vegetarian

    Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Antara Vegan dan Vegetarian

  • Deteksi Gangguan Pencernaan dengan Teknologi Endoscopic Ultrasound yang Lebih Akurat

    Deteksi Gangguan Pencernaan dengan Teknologi Endoscopic Ultrasound yang Lebih Akurat

app info
get app banner
  • Masker KN95 Bisa Dipakai Berapa Kali? Simak Penjelasan Pakar dan Jubir Satgas COVID-19

    Masker KN95 Bisa Dipakai Berapa Kali? Simak Penjelasan Pakar dan Jubir Satgas COVID-19

  • Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Antara Vegan dan Vegetarian

    Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Antara Vegan dan Vegetarian

  • Deteksi Gangguan Pencernaan dengan Teknologi Endoscopic Ultrasound yang Lebih Akurat

    Deteksi Gangguan Pencernaan dengan Teknologi Endoscopic Ultrasound yang Lebih Akurat

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2022. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.