X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Delayed Puberty atau Pubertas Tertunda: Gejala, Faktor Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Bacaan 4 menit

Pubertas merupakan waktu ketika tubuh bertumbuh dari anak-anak menjadi dewasa. Namun, ada beberapa orang yang mengalami pubertas lebih lambat atau disebut delayed puberty.

Perubahan karena pubertas biasanya dimulai antara usia 8-14 tahun untuk anak perempuan, dan antara 9-15 tahun untuk anak laki-laki. Anak yang melewati usia tersebut tanpa menunjukkan tanda-tanda perubahan tubuh disebut sebagai pubertas tertunda. 

Beberapa tanda kedewasaan seksual yaitu pertumbuhan payudara ataupun testis, rambut kemaluan, dan perubahan suara. Pada orang yang terlambat biasanya tidak muncul pada usia yang normal. 

Artikel Terkait:  Waspadai Pubertas Dini

Gejala Delayed Puberty pada Anak 

delayed puberty

Sumber: freepik

Tanda-tanda fisik kedewasaan seksual seorang anak disebut tertunda bila tidak muncul pada usia 12 tahun untuk anak perempuan, serta usia 14 tahun pada anak laki-laki. 

Tanda kedewasaan anak perempuan meliputi:

  • Payudara berkembang
  • Rambut kemaluan yang tumbuh
  • Mengalami percepatan pertumbuhan
  • Tubuh menjadi lengkung dengan pinggul yang lebih lebar

Pada anak laki-laki, tanda pubertas yang muncul meliputi: 

  • Mengalami percepatan pertumbuhan
  • Testis dan penis menjadi lebih besar
  • Bentuk tubuh berubah, seperti bahu akan melebar dan tubuh akan menjadi lebih berotot
  • Suara berubah menjadi lebih rendah dan berat

Artikel Terkait: Kenali Kondisi Pubertas Dini pada Anak, Ini Penjelasannya dari Pakar

Perubahan tersebut disebabkan oleh hormon seks – testosteron pada pria dan estrogen pada wanita – yang diproduksi tubuh dalam jumlah yang jauh lebih besar dari sebelumnya.

Sementara itu, tanda-tanda pubertas tertunda pada anak laki-laki, antara lain: 

  • Penis dan testis tidak mulai tumbuh lebih besar pada usia 14 tahun
  • Pertumbuhan alat kelamin yang membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun
  • Bertubuh pendek dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, yang sekarang tumbuh lebih cepat.

Pada anak perempuan, tanda-tanda tertunda purbetas:

  • Tidak ada perkembangan payudara pada usia 14
  • Tidak mulai menstruasi dalam waktu 5 tahun sejak payudara mulai tumbuh atau pada usia 16 tahun.

Penyebab Delayed Puberty 

delayed puberty

Sumber: freepik

Pubertas tertunda sering kali tidak diketahui penyebabnya. Namun, sering kali hal ini disebabkan oleh adanya riwayat dalam keluarga. Biasanya tidak membutuhkan perawatan. Ia pada waktunya akan berkembang secara normal, hanya saja  lebih lambat dari kebanyakan teman sebayanya.

Penyebab yang cukup sering ditemui adalah kaitannya dengan masalah medis yang memengaruhi pubertas. Beberapa orang dengan penyakit kronis seperti diabetes, cystic fibrosis, penyakit ginjal, atau bahkan asma dapat mengalami pubertas pada usia yang lebih tua. Itu karena penyakit mereka dapat mempersulit tubuh mereka untuk tumbuh dan berkembang. 

Kekurangan gizi juga bisa mengganggu hormon pertumbuhan. Selain itu, pubertas yang tertunda juga bisa terjadi karena masalah pada kelenjar pituitari atau tiroid. Kelenjar ini membuat hormon penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

Secara lebih lengkap dalam ulasan Stanford Children beberapa penyebab pubertas tertunda antara lain disebabkan oleh salah satu dari hal-hal berikut. 

  • Masalah kromosom
  • Kelainan genetik
  • Penyakit kronis
  • Tumor kelenjar hipofisis atau hipotalamus
  • Kelenjar hipofisis yang kurang aktif (hipopituitarisme)
  • Tiroid kurang aktif (hipotiroidisme)
  • Perkembangan abnormal dari sistem reproduksi
  • Ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan hormon androgen (sindrom insensitivitas androgen lengkap)
  • Terlalu banyak berolahraga
  • Kurang makan yang parah (anoreksia)

Artikel Terkait: 10 Ciri Pubertas pada Anak Perempuan dan Laki-laki, Parents Perlu Pahami

Faktor Risiko Pubertas Tertunda 

delayed puberty

Sumber: freepik

Pubertas tertunda bisa terjadi pada siapa saja. Namun, seorang anak berisiko mengalami keterlambatan pubertas jika dia memiliki salah satu dari faktor berikut: 

  • Orang tua atau saudara kandung dengan pubertas tertunda
  • Kondisi medis kronis
  • Sindrom kongenital
  • Gangguan makan

Penanganan lebih dini pada faktor risiko tersebut tentu bisa membantu mencegah terjadinya pubertas tertunda. Orang yang memiliki faktor tersebut sebaiknya lebih mewaspadai tanda-tanda perubahan fisik dewasa yang terlambat. 

Cara Mencegah dan Mengatasi Delayed Puberty

Delayed Puberty atau Pubertas Tertunda: Gejala, Faktor Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Delayed puberty sering kali tidak diketahui penyebabnya. Mewaspadai faktor risiko pubertas tertunda tentu menjadi langkah pencegahan yang bisa dicoba. 

Bila seorang anak memiliki tanda-tanda gejala keterlambatan kedewasaan fisiknya, segera kunjungi pelayanan kesehatan.  Perawatan untuk pubertas yang tertunda tergantung pada penyebab masalahnya. Dalam banyak kasus, ketika penyebabnya diobati, pubertas berlangsung secara normal. 

Jika pubertas tertunda diwariskan, biasanya tidak diperlukan pengobatan. Dalam beberapa kasus, pengobatan dapat dilakukan dengan terapi hormon. Ini membantu menyebabkan karakteristik seksual sekunder terjadi. Dalam kasus lain, pembedahan dapat dilakukan untuk memperbaiki masalah fisik.

Itulah penjelasan tentang pubertas tertunda atau delayed puberty pada anak saat memasuki usia dewasa. Jangan sepelekan pertumbuhan anak, segera konsultasikan dengan dokter apabila menemukan gejalanya! 

Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

Cerita mitra kami
Resep Kreasi MPASI Bayi dari Ikan Salmon & Dori, Buatkan untuk si Kecil Yuk!
Resep Kreasi MPASI Bayi dari Ikan Salmon & Dori, Buatkan untuk si Kecil Yuk!
5 Tips Meraih Keluarga Yang Bahagia Dan Harmonis
5 Tips Meraih Keluarga Yang Bahagia Dan Harmonis
Ini 11 Produk Pilihan theAsianparent yang Wajib Bunda Miliki
Ini 11 Produk Pilihan theAsianparent yang Wajib Bunda Miliki
Agar Anak Bahagia di Masa Pertumbuhan, Ini Rahasianya!
Agar Anak Bahagia di Masa Pertumbuhan, Ini Rahasianya!

Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.

Baca Juga: 

Alasan mengapa payudara wanita lebih besar dari lelaki, Bunda perlu tahu!

Penyebab Suara Anak Laki-Laki Berubah saat Puber, Sudahkah Parents Tahu?

5 Masalah Pubertas yang Sering Dialami Anak, Awas Bisa Pengaruhi Kepercayaan Dirinya!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Faizah Pratama

Diedit oleh:

dr.Gita Permatasari

  • Halaman Depan
  • /
  • Praremaja
  • /
  • Delayed Puberty atau Pubertas Tertunda: Gejala, Faktor Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Bagikan:
  • Kapan Anak Boleh Pakai Skincare Wajah? Ini Ulasannya, Parents

    Kapan Anak Boleh Pakai Skincare Wajah? Ini Ulasannya, Parents

  • 8 Cara Mendidik Anak Perempuan yang Beranjak Dewasa, Parents Perlu Tahu

    8 Cara Mendidik Anak Perempuan yang Beranjak Dewasa, Parents Perlu Tahu

  • 6 Bahaya Belajar Mengemudi Saat Anak Belum Cukup Umur, Parents Jangan Abai!

    6 Bahaya Belajar Mengemudi Saat Anak Belum Cukup Umur, Parents Jangan Abai!

  • Kapan Anak Boleh Pakai Skincare Wajah? Ini Ulasannya, Parents

    Kapan Anak Boleh Pakai Skincare Wajah? Ini Ulasannya, Parents

  • 8 Cara Mendidik Anak Perempuan yang Beranjak Dewasa, Parents Perlu Tahu

    8 Cara Mendidik Anak Perempuan yang Beranjak Dewasa, Parents Perlu Tahu

  • 6 Bahaya Belajar Mengemudi Saat Anak Belum Cukup Umur, Parents Jangan Abai!

    6 Bahaya Belajar Mengemudi Saat Anak Belum Cukup Umur, Parents Jangan Abai!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.