Dehidrasi bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Namun, kondisi dehidrasi pada anak dan orang dewasa akan berbeda.
Tidak seperti orang dewasa, anak-anak umumnya tidak menyadarinya.
Selain itu, kemungkinan anak-anak mengalami dehidrasi lebih besar dibandingkan orang dewasa. Mengapa demikian?
Apa penyebab dehidrasi pada anak dan bagaimana mengatasinya?
Artikel terkait: Ketahui Penyebab Bayi Mencret Minum ASI, Bisa Akibatkan Dehidrasi!
Dehidrasi pada Anak
Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air atau cairan. Cairan tubuh berkurang setiap hari melalui urine, BAB, keringat dan air mata.
Oleh sebab itu, kita perlu mengganti cairan tubuh yang hilang tersebut agar tetap seimbang.
Jika cairan tubuh yang hilang lebih banyak daripada yang masuk, maka akan terjadi dehidrasi.
Dehidrasi terjadi ketika seorang anak tidak minum cukup air atau ketika mereka kehilangan lebih banyak cairan tubuh dari biasanya.
Dehidrasi pada anak biasanya terjadi ketika seorang anak sakit, cairan hilang melalui muntah, diare dan demam.
Kehilangan cairan tanpa menggantinya menyebabkan dehidrasi.
Artikel terkait: Bayi jarang pipis normal atau tidak? Kenali gejala dan risikonya berikut ini!
Apa Penyebab Dehidrasi pada Anak?
Penyebab dehidrasi yang paling umum adalah asupan cairan yang buruk saat sakit dan kehilangan cairan akibat diare dan/atau muntah.
Namun, ada penyebab lain yang membuat anak-anak lebih mudah mengalami dehidrasi ketimbang orang yang sudah dewasa.
Berikut alasannya.
- Orang dewasa memiliki tubuh yang besar sehingga punya cadangan air yang lebih banyak daripada anak-anak. Tubuh anak-anak kecil, sehingga cadangan air yang ada di badan mereka cepat habis. Inilah alasan mengapa anak-anak lebih rentan mengalami dehidrasi.
- Anak-anak usia 2 tahun ke atas, sudah bisa berjalan dan sedang aktif-aktifnya. Mereka cenderung susah berhenti untuk melakukan eksplorasi. Akibatnya mereka jadi kelelahan, tubuhnya berkeringat, haus berlebihan dan akhirnya bisa mengalami dehidrasi.
- Perlu diingat oleh Parents bahwa terkadang anak belum bisa atau belum mengerti bahwa mereka bisa mengambil minuman sendiri saat sedang haus. Apalagi ketika anak belum bisa bicara. Orang tua juga sering memberikannya minuman atau susu pada jam-jam tertentu saja. Pada akhirnya anak hanya bisa pasrah menunggu jadwal tersebut, meski sebenarnya mereka kehausan di jam lain.
- Faktanya, tidak semua anak aktif meminta minum pada orang tuanya. Sebagian anak, belum bisa bicara dan hanya bisa menangis. Sayangnya orang tua kadang tidak memahami maksud dari si kecil. Ini yang membuat kondisi dehidrasi lebih sering terjadi.
- Anak sangat aktif, bahkan di saat udara sedang panas. Namanya anak-anak, mereka tidak tahu jam dan kondisi cuaca. Asyik bermain meski di bawah terik matahari tetap dilakukan hingga letih dan tanpa sadar mengalami dehidrasi.
- Anak malas minum. Beberapa anak susah sekali untuk diminta minum dan makan. Kondisi ini bisa menyebabkan dehidrasi dengan cepat di tubuh mereka.
Artikel terkait: 7 Manfaat tak terduga anak minum air putih hangat setiap pagi
Dehidrasi yang Disebabkan oleh Gangguan Medis
- Demam tinggi. Saat mengalami demam, tubuh akan melakukan mekanisme pendinginan. Akhirnya air akan dilepas ke kulit agar suhu tubuh tidak terlalu tinggi. Keluarnya cairan tubuh saat demam ini memicu dehidrasi.
- Anak mudah sekali muntah khususnya saat mereka masih berusia kurang dari setahun. Misal saat menyusu ke ibunya dan terlalu kenyang kerap muntah atau gumoh berkali-kali. Anak-anak usia 2 tahun ke atas juga sering muntah akibat banyak bergerak saat perut kekenyangan.
- Daya tahan tubuh dari anak belum tinggi dan membuat radikal bebas mudah masuk. Selain itu banyak anak suka makan sembarangan dan memicu kondisi diare yang membuang banyak cairan tubuh.
Artikel terkait: Dehidrasi pada ibu hamil sangat berbahaya, ini cara mencegahnya!
Apa Ciri-Ciri Dehidrasi pada Anak?
Mengingat anak-anak tidak bisa mengomunikasikan kondisi tubuhnya, orang tua perlu waspada jika mendapati gejala seperti di bawah ini pada anak.
- Bibir kering, pecah-pecah dan mulut kering
- Urine tidak normal, anak tidak buang air kecil selama 6 hingga 12 jam, atau urine berwarna gelap
- Mengantuk atau lekas marah
- Kulit dingin atau kering
- Tampak sangat lemah atau lemas
- Tidak mengeluarkan air mata saat menangis
- Mata cekung atau bintik lunak (fontanelle) pada kepala bayi.
Artikel terkait: Mengapa Si Kecil Lebih Sering Pipis Saat Cuaca Dingin?
Apakah Dehidrasi bisa Sembuh Sendiri?
Dehidrasi bisa sembuh sendiri, tapi tergantung level keparahannya. Anak-anak yang mengalami dehidrasi ringan, bisa sembuh sendiri dengan minum cairan lebih banyak di rumah.
Mengutip Kid’s Health, sementara untuk anak yang mengalami dehidrasi berat, mereka bisa jadi perlu dirawat di rumah sakit.
Dehidrasi ringan bisa diatasi dengan memberikan larutan rehidrasi oral seperti oralit. Cairan ini mengandung jumlah air, gula, dan garam yang cukup untuk mengatasi dehidrasi.
Biasanya cairan ini bisa dibeli di apotek. Atau Anda bisa bertanya dengan dokter untuk mendapatkan cairan solusi yang tepat.
Setelah si Kecil membaik, langkah selanjutnya adalah memberikan mereka makanan yang biasa mereka konsumsi. Ini biasanya terjadi sekitar empat hingga enam jam setelah muntah terakhir.
Tawarkan si Kecil makanan dan minuman yang mereka sukai. Hindari mengencerkan susu formula atau susu dengan air, cairan rehidrasi atau cairan lainnya.
Hindari juga memberikan makanan tinggi gula, digoreng atau terlalu berlemak dan pedas sampai mereka benar-benar pulih. Makanan ini akan sulit dicerna oleh si Kecil.
Artikel terkait: Amankah Memberikan Oralit untuk Bayi? Perhatikan Aturan dan Dosisnya!
Bagaimana Cara Mengatasi Dehidrasi dengan Cepat?
Melansir dari KidsHealth, berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi dehidrasi ringan pada anak.
- Berikan si Kecil larutan rehidrasi oral atau oralit beberapa teguk sesering mungkin. Untuk anak-anak, berikan sekitar 1-2 sendok teh (5-10ml) setiap beberapa menit. Untuk anak yang lebih besar, berikan 1-2 sendok makan (15-30ml) setiap beberapa menit.
- Bayi bisa tetap minum ASI, atau susu formula, sepanjang mereka tidak muntah berkali-kali.
- Anak juga tetap bisa mengonsumsi makanan seperti biasa, kecuali dokter merekomendasikan perubahan menu makan. Si Kecil mungkin akan menolak makan, tapi selama mereka minum, tidak masalah jika makanan yang dimakan porsinya kecil.
- Seiring membaiknya anak, Anda bisa mulai mengurangi pemberian oralit dan memberinya makan dan minuman seperti biasa.
- Berikan oralit bukan air biasa, karena air bisa tidak mengandung nutrisi yang sama untuk mengatasi dehidrasi.
- Hindari memberikan minuman bersoda dan jus tidak diencerkan, karena mengandung sangat banya gula dan terkadang memperburuk gejala dehidrasi.
- Hindari memberikan obat diare atau muntah kecuali dokter merekomendasikannya.
Artikel terkait: Cara Membuat Oralit untuk Bayi dan Anak, Ini Panduan Lengkapnya!
Kapan Harus ke Dokter?
Segera bawa anak yang sedang dehidrasi ke dokter jika dia:
- Tidak kunjung pulih setelah mereka diberi cairan rehidrasi oral dalam jumlah banyak
- Terdapat darah pada muntahan atau kotoran
- Muntah berwarna hijau
- Rewel dan menolak untuk minum larutan rehidrasi oral
- Mengalami muntah atau diare yang berkepanjangan dan tidak mampu minum cukup cairan untuk mengimbanginya.
- Tidak mengeluarkan air seni lebih dari 6 jam atau 12 jam (pada bayi baru lahir)
- Sangat mengantuk atau sangat mudah tersinggung.
***
Dehidrasi pada anak sering sekali terjadi.
Oleh karena itu Parents harus selalu waspada dengan kondisi kesehatan buah hati.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Seputar Dehidrasi pada Anak yang Perlu Diketahui Orang Tua
doktersehat.com/ibu-dan-anak/kesehatan-anak/dehidrasi-pada-anak/
Dehydration
www.aboutkidshealth.ca/dehydration
Dehydration
kidshealth.org/en/parents/dehydration.html
Baca Juga:
Penjelasan Dr Wiyarni Pambudi Seputar Kasus Bayi yang Meninggal Karena Dehidrasi
Cara Membuat Oralit untuk Bayi dan Anak, Ini Panduan Lengkapnya!