Di masa pandemi ini sangat penting bagi ibu menyusui untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Tujuannya agar kebutuhan nutrisi di masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) pada bayi juga bisa terpenuhi. Berikut ini makanan penunjang daya tahan tubuh ibu menyusui di masa pandemi, serta hal-hal lain yang perlu diperhatikan busui.
Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Ibu Menyusui Saat Pandemi Covid-19
Tantangan Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Ibu Menyusui
Memang, sebuah tantangan tersendiri bagi ibu menyusui untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya di masa pandemi ini. Ruang gerak ibu menjadi sangat terbatas, membuat ia tidak leluasa dalam mendapatkan kebutuhan hariannya. Seperti berbelanja ke pasar atau supermarket.
Hal ini memang masih bisa diantisipasi dengan belanja online, tetapi tetap saja, kekhawatiran akan penyebaran dan penularan Virus Corona menghantui di depan mata. Misalnya, penularan virus melalui paket yang diterima, ketakutan membawa bayi ke fasilitas kesehatan untuk vaksin, dan masih banyak lagi.
Akhirnya apa pun yang bisa dilakukan demi meningkatkan daya tahan tubuh ibu menyusui pun dilakukan. Yakni dengan mengonsumsi makanan tinggi konsumsi dan menjalankan protokoler kesehatan 5M.
Daya tahan tubuh ibu menyusui yang optimal akan sangat berguna untuk produksi ASI yang optimal juga. Ini 5 cara yang bisa ibu menyusui untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya selama masa pandemi COVID-19.
Artikel terkait: Menyusui di Masa Pandemi COVID-19 Kian Menantang, Ini Aturannya
1. Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Ibu Menyusui dengan Mengatur Pola Makan
Melansir Tribun News, dr Attila Dewanti, Sp.A(K)., dokter spesialis anak dari Brawijaya Women and Children Hospital mengatakan, hal penting yang harus dilakukan ibu untuk menjaga kualitas ASI-nya adalah dengan mengatur pola makan.
Apakah baik bagi ibu segera melakukan diet pasca persalinan? Mengutip Hello Sehat, sebaiknya tidak. Pasca persalinan ibu justru membutuhkan banyak energi dan nutrisi tambahan untuk mengembalikan stamina ibu usai melahirkan. Selain itu yang terpenting, agar bisa memberikan ASI untuk bayinya minimal selama 6 bulan ke depan.
Usai melahirkan, sering kali ibu akan merasa cepat lapar. Ini normal sebagai respons tubuh butuh energi dan nutrisi ekstra. Ketika Bunda merasa harus makan, ya makan saja. Namun, jenis makanannya harus memperhatikan kebutuhan nutrisi.
Ketika Bunda membatasi asupan makanan, itu justru bisa membahayakan tubuh Bunda dan akan berdampak buruk bagi bayi. Bunda bisa mengalami kekurangan nutrisi dan produksi ASI menurun.
2. Mengonsumsi Makanan Bergizi
Gizi seimbang yang mengandung makronutrien dan mikronutrien untuk busui dianjurkan minum susu.
“Pola makan sangat penting guna menunjang kuantitas dan kualitas ASI, misalnya mengonsumsi gizi dengan bervariasi, makronutrien dan mikronutrien,” ujar dr. Attila, melansir dari Tribun News, Senin (2/8/2021).
SehatQ menjelaskan nutrisi lengkap yang diperlukan ibu menyusui sebagai berikut:
- Kalsium. Kebutuhan harian kalsium adalah 1.000 mg, dan bisa didapat dari produk susu rendah lemak, jeruk, dan bayam.
- Karbohidrat. Berasal dari sayuran, buah, dan biji-bijian.
- Asam folat. Terdapat pada sayuran berdaun hijau, jeruk, dan kacang-kacangan.
- Lemak tak jenuh. Ada dalam makanan seperti alpukat, salmon, dan minyak kanola.
- Zat besi. Meliputi daging tanpa lemak, sayuran berdaun hijau, dan kacang-kacangan.
- Protein. Di antaranya daging tanpa lemak, telur, kacang-kacangan, dan makanan laut.
- Vitamin D. Bisa didapat dari kuning telur, salmon, susu bebas lemak, dan jeruk.
- Vitamin C. Ditemukan dalam jeruk, brokoli, wortel dan tomat, makanan tinggi vitamin C lainnya.
- Vitamin B6 dan B12. Didapat dari susu dan daging tanpa lemak, daging unggas, ikan, biji-bijian, dan pisang.
Artikel terkait: Bolehkah Minum Obat COVID-19 Saat Menyusui? Ini Pendapat Konselor Laktasi
3. Olahraga daripada Diet
Olahraga bagi ibu menyusui terbukti tidak hanya membantu meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi juga meningkatkan mood, mengurangi stres, rasa cemas dan depresi.
Inilah beberapa jenis olahraga yang aman dilakukan ibu menyusui, melansir SehatQ:
- Yoga, baik untuk meredakan nyeri di punggung.
- Meningkatkan fleksibilitas tubuh dan menguatkan otot.
- Meningkatkan kekuatan perut, menstabilkan otot bahu dan meningkatkan stabilitas tubuh.
- Jalan kaki atau jogging. Menjaga berat badan, mencegah penyakit jantung, menguatkan tulang dan otot, serta meningkatkan kestabilan tubuh.
- Manfaatnya banyak sekali. Mulai dari membakar lemak, menguatkan otot dan tulang, meningkatkan fleksibilitas, meredakan stres dan mengurangi kebosanan –berada di rumah dalam waktu lama.
- Push-up dapat membentuk dan memperkuat otot serta meningkatkan kesehatan kardiovaskuler.
- Menguatkan otot panggul, mengatasi inkotinensia, meningkatkan orgasme.
4. Kebahagiaan Juga Bisa Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Ibu Menyusui
Dr. Fransiska Farah, Sp.A., M.Kes., spesialis anak dan konselor laktasi RS Pondok Indah Bintaro Jaya, mengatakan demikian, “Ibu menyusui itu harus selalu memiliki pemikiran dan afirmasi yang positif, harus selalu bahagia. Kebahagiaan itu akan memicu keluarnya hormon oksitosin yang melancarkan ASI,” kata dr. Fransiska, melansir Tempo (31/7/2019).
Perasaan bahagia ibu akan membantu menghilangkan rasa khawatir, panik, serta pikiran-pikiran negatif selama menyusui, terutama di masa pandemi seperti sekarang ini. Ketika ibu bahagia, hormon endorfin yang akan bekerja optimal dan produksi ASI pun menjadi lebih optimal.
5. Dukungan Suami dan Keluarga
Secara teknis, proses menyusui memang dilakukan oleh ibu. Namun untuk bisa sampai pada proses menyusui dan mendapatkan ASI berkualitas, diperlukan hal-hal di atas serta dukungan dari suami dan orang-orang sekitar.
Mengutip dari KlikDokter, Dyan Mega Inderawati mengatakan, “Peran suami untuk istri yang memberi ASI sangat penting, karena support system pertama istri adalah suami. Mungkin ada orang tua, tetapi tetap tak bisa mengalahkan peran suami sebagai pendukung utama istri.”
Ada banyak hal yang bisa dilakukan suami dalam membantu meningkatkan daya tahan tubuh ibu menyusui di masa pandemi. Misalnya, bergantian mengerjakan dengan istri pekerjaan rumah, terutama jika di rumah tidak ada asisten rumah tangga.
Bisa juga bergantian menjaga bayi, mengganti popok atau memandikan popok. Selain itu, memberikan relaksasi pada ibu seperti pijatan di pundak atau kaki.
Artikel terkait: 3 Cara Pemberian ASI jika Ibu Menyusui Positif COVID-19
Tetap Menyusui Meski Sakit
Ibu yang terkena Virus Corona sesaat sebelum melahirkan atau mulai menyusui, akan menghasilkan faktor kekebalan (antibodi) dalam ASI. Antibodi ini, menurut laman Unicef, berfungsi melindungi dan meningkatkan respons kekebalan pada tubuh bayi itu sendiri. Oleh karena itu, cara terbaik agar tubuh bayi dapat melawan virus, Bunda harus terus menyusuinya.
Jika ibu terkonfirmasi positif dan tanpa gejala, Bunda bisa tetap menyusui si kecil secara langsung dengan melakukan 3M dan beberapa hal lain berikut ini:
- Bersihkan payudara sebelum dan sesudah menyusui.
- Tidak melakukan komunikasi verbal kepada anak dan tetap mengenakan masker.
- Bila tidak memungkinkan menyusui langsung, perah ASI dan berikan kepada bayi menggunakan botol atau disendoki. Pastikan semua alat dan perlengkapan yang Anda gunakan sudah disterilkan.
- Jika ibu mengalami gejala gejala demam, batuk, atau kesulitan bernapas, carilah perawatan medis sesegera mungkin, dan ikuti instruksi dari penyedia layanan kesehatan.
Demikian cara-cara meningkatkan daya tahan tubuh ibu menyusui. Mulai terapkan, yuk, Bun.
Baca juga:
Menyapih Anak Saat Pandemi, Haruskah Ditunda?
Seberapa Aman dan Efektif Vaksin Sinovac untuk Ibu Menyusui?
Ibu Hamil dengan Komorbid Harus Lebih Waspada Infeksi COVID-19
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.