Memberikan makanan pendamping ASI menjadi salah satu aspek penting dalam 1000 hari pertama kehidupan anak. Penelitian menunjukkan bahwa masa seperti inilah yang merupakan momen kritis anak bertumbuh dan berkembang. Diperlukan dasar MPASI yang sesuai dan tepat agar tumbuh kembang si kecil optimal.
4 Prinsip Dasar MPASI
Dalam Kuliah Telegram bertajuk “Pahami Dasar MPASI, Modal Si Kecil Tumbuh Optimal” yang diadakan pada Jumat, 17 September 2021 oleh theAsianparent Indonesia memaparkan seperti apa dasar yang harus diperhatikan orangtua ketika memberikan MPASI untuk buah hati.
Hadir sebagai pembicara, berikut poin penting menurut Dr. Ladylove Walakandou, SpA, selaku Dokter spesialis anak Aido Health:
1. Tepat Waktu
Prinsip pertama yaitu waktu yang tepat, yaitu selambat-lambatnya 6 bulan merujuk pada rekomendasi IDAI dan Organisasi Kesehatan Dunia. Adapun tanda kesiapan bayi menerima MPASI antara lain:
- Anak sudah bisa duduk dengan leher tegak dan mengangkat kepala sendiri tanpa membutuhkan bantuan
- Menunjukkan ketertarikan terhadap makanan
- Anak menjadi lebih lapar dan gelisah walaupun ibu sudah rutin menyusui
- Refleks ‘melepeh’ (mengeluarkan makanan dari mulut) berkurang.
Artikel terkait: Penting! Kenali Strategi dan Cara Pemberian MPASI Premium untuk Buah Hati
2. Cukup (adequate)
Cukup dalam artian MPASI yang diberikan menyesuaikan kebutuhan energi, protein serta makronutrien bayi seperti zat besi dan zat gizi penting lainnya. Tidak ada satu jenis makanan yang dapat memenuhi semuanya.
Oleh karena itu, berikan MPASI yang bervariasi dan mencukupi sumber karbohidrat, protein hewani dan nabati, lemak, serta mikronutrien, yaitu vitamin dan mineral. Sebagai catatan kalori pada ASI hanya mencapai 400 kalori, sementara bayi diatas 6 bulan memerlukan 600-800 kalori per hari.
MPASI diberikan berdasarkan jumlah dan tekstur yang ditingkatkan sesuai tahapan usia. Keterlambatan pengenalan tekstur pada usia 6-9 bulan berisiko menyebabkan masalah makan pada anak di kemudian hari.
|
Usia |
Jumlah MPASI |
Frekuensi |
Tekstur |
6 bulan |
2-3 sendok makan |
2-3 kali sehari |
Bubur kental (pure), saring, hingga lumat. |
8 bulan(6-9 bulan) |
Tingkatkan bertahap menjadi ½ mangkuk 250 ml (200 kkal/hari atau 30% dari target kebutuhan kalori) |
2-3 kali sehari + snack selingan 1-2 kali sehari |
Tekstur bubur kental (puree) atau makanan yang dilumatkan sampai halus (mashed) |
9-12 bulan |
½- ¾ mangkuk 250 ml (300 kkal/hari atau 50% dari target kebutuhan kalori) |
3-4 kali sehari + snack selingan 1-2 kali sehari |
Nasi tim, makanan cincang halus atau kasar. |
12-24 bulan |
¾ mangkuk 250 ml (550 kkal/hari atau 70% dari target kebutuhan kalori) |
3-4 kali sehari + snack selingan 1-2 kali sehari |
Makanan keluarga yang dihaluskan atau dicincang seperlunya |
Lebih lanjut, Dr. Lady menegaskan bahwa seiring pemberian MPASI ini, ASI tetap dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun dengan tetap memerhatikan tonggak tumbuh kembang anak.
Artikel terkait: Pemberian Ghee untuk MPASI Bayi, Amankah? Simak Penjelasannya!
3. Aman dan Higienis (safe)
Tak kalah penting adalah memastikan bahwa MPASI yang diberikan untuk bayi dalam kondisi bersih dan higienis. Untuk itu, Parents patut memerhatikan aspek kebersihan dengan seksama.
- Perhatikan kebersihan tangan, bahan, dan peralatan MPASI selama menyiapkan, mengolah, dan menyajikan MPASI. Sebisa mungkin, pisahkan talenan untuk keluarga dan khusus untuk makanan bayi.
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir baik ibu maupun bayi, utamanya jika habis beraktivitas di toilet
- Simpan makanan yang akan diberikan di tempat yang bersih dan aman. Hal ini untuk mencegah berkembangnya bakteri yang mengontaminasi MPASI. Sebisa mungkin, tempatkan daging dan ikan atau bahan MPASI di lemari pendingin bersuhu kurang dari 5′ celsius dengan wadah terpisah.
MPASI dapat juga dihangatkan menggunakan microwave, namun perlu diperhatikan bahwa panas yang dihasilkan bisa saja tidak tersebar merata. Selain itu, makanan beku yang dihangatkan tidak baik untuk dibekukan kembali.
4. Diberikan dengan Responsif (properly fed)
Poin penting lain yang harus menjadi perhatian adalah berikan MPASI dengan cara responsif. Sederhananya, MPASI diberikan secara konsisten mengikuti sinyal lapar dan kenyang yang ditunjukkan si kecil.
Tetapkan jadwal harian yang teratur, yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil dengan waktu makan tidak boleh melebihi 30 menit. Tingkatkan kreativitas jika bayi menunjukkan tanda tidak mau makan dengan memberikan makanan secara netral alias tanpa membujuk atau malah memaksa.
Dr. Lady membocorkan tips berikut:
- Selalu tawarkan jenis makanan yang baru. Biasanya butuh waktu menawarkan makanan 10-15x bagi anak bisa memakan dan mencernanya dengan baik. Siapkan jenis makanan baru ini bersamaan dengan makanan yang sudah disukai anak
- Tekan asumsi anak tidak akan menyukai makanan tertentu
- Tawarkan finger foods atau makanan yang dapat digenggam menyehatkan sehingga ia bisa belajar makan secara mandiri
- Jauhkan gawai dari anak saat jam makan berlangsung karena yang ada mendistraksi anak
- Batasi pemberian jus buah. Jus buah mengandung gula cukup banyak sehingga akan membuat anak cepat kenyang. American Academy of Pediatrics (AAP) bahkan tidak menganjurkan konsumsi jus buah pada bayi hingga usianya satu tahun karena tidak berkontribusi untuk pola diet yang sehat. Sebagai penggantinya, berikan anak buah potong segar sebagai cemilan.
- Pertimbangkan minyak, mentega, dan santan untuk menambah kebutuhan kalori anak
Sejatinya, saat anak sulit makan adalah proses untuk ia mencari jati dirinya. Hindari memaksa atau mengancam anak demi makan mengingat anak sendiri belum tahu banyaknya makanan yang dibutuhkan tubuhnya. Jadilah teladan karena anak adalah peniru ulung orang dewasa di sekitarnya.
Bagaimana Parents, sudah tahu kan seperti apa dasar MPASI yang tepat. Selamat bertualang rasa bersama si kecil di rumah!
Baca juga:
Amat Dianjurkan WHO, Yuk Mengenal Metode Responsive Feeding MPASI!
Lezat dan Variatif! Ide Menu MPASI 11 Bulan, Makanan Berat Hingga Camilan
10 Menu MPASI 10 Bulan yang Lezat, Bikin si Kecil Makin Lahap!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.