X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Indonesia Bersiap Hadapi Resesi Ekonomi, Apa Dampaknya bagi Masyarakat?

Bacaan 6 menit
Indonesia Bersiap Hadapi Resesi Ekonomi, Apa Dampaknya bagi Masyarakat?

Resesi ekonomi Indonesia kian terasa nyata, apa dampaknya bagi kita?

Ancaman resesi ekonomi kian terasa di depan mata. Menyikapi kondisi tersebut, penting bagi Parents mengetahui apa dampak resesi ekonomi Indonesia untuk seluruh masyarakat.

Belum lama ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III mendatang. Dirinya menyebutkan, pada kuartal III perekonomian Indonesia kemungkinan akan mengalami kontraksi hingga minus 2,9 persen.

Sinyal Kuat Resesi Indonesia

Dampak Resesi Ekonomi Indonesia

Presiden Joko Widodo sebelumnya sudah memberi peringatan, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2020 ini masih negatif, maka Indonesia akan masuk ke jurang resesi.

Melansir dari laman Forbes, resesi adalah kondisi di mana terjadi penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Merunut kinerja ekonomi Indonesia, pada kuartal II pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah mengalami minus sebesar 5,32 persen.

Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi kuartal mendatang juga akan negatif. Angka revisi bahkan lebih dalam jika dibandingkan dengan proyeksi awalnya, yakni sebesar minus 2,1 persen hingga 0 persen.

Di samping itu, Bendahara Negara menegaskan bahwa beban Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) untuk menopang kinerja perekonomian RI sangat berat.

“Beban APBN kita luar biasa berat, dan ini terlihat dari sisi pembiayaan,” ujar Sri Mulyani ketika memberikan keterangan dalam APBN KiTa pada Selasa (22/9).

Lebih lanjut, realisasi utang pemerintah untuk membiayai anggaran hingga akhir Agustus 2020 telah mencapai Rp 693,6 triliun. Bendahara Negara menjelaskan, jumlah tersebut setara dengan 57,2 persen dari perkiraan yang tercantum dalam Perpres Nomor 72 tahun 2020 yang mencapai Rp 1.220,5 triliun.

Artikel terkait: Sering Disepelekan, Ini 5 Manfaat Pentingnya Mencatat Pengeluaran Harian

Di sisi lain, pendapatan negara mengalami tekanan ketika pemerintah melakukan belanja negara secara jor-joran untuk menggenjot kinerja perekonomian.

Secara lebih rinci Sri Mulyani menjelaskan, utang tersebut sebagian besar berupa penerbitan SBN yang mencapai Rp 671,6 triliun atau 57,2 persen dari rencana penerbitan SBN tahun ini yang mencapai Rp 1.173,7 triliun.

Peningkatan nilai penerbitan SBN tersebut mencapai 131 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar Rp 290,7 triliun. Adapun lainnya berupa pinjaman sebesar Rp 22 triliun.

Sementara itu, dari sisi pembiayaan investasi hingga akhir Agustus realisasinya mencapai Rp 27,2 triliun. Investasi tersebut disalurkan kepada BUMN sebesar Rp 11,3 truliun, Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp 11 triliun, dan lembaga atau badan lainnya sebesar Rp 5 triliun.

Kementerian Keuangan pun memperkirakan defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini bakal kian melebar. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, defisit APBN 2020 diperkirakan bakal melampaui target yang terdapat dalam Perpres Nomor 72 tahun 2020 yakni sebesar 6,34 persen.

Hingga 31 Agustus 2020, APBN telah mengalami defisit hingga Rp 500,5 triliun. Angka tersebut setara dengan 3,05 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit APBN tersebut setara dengan 48,2 persen dari target yang tertuang dalam Perpres 72 tahun 2020. Defisit terjadi lantaran angka pendapatan negara yang lebih rendah, sementara belanja negara membengkak.

Apa Dampak Resesi Ekonomi Indonesia bagi Masyarakat?

Dampak Resesi Ekonomi Indonesia

Merujuk pada data tersebut, apa sebenarnya dampak resesi ekonomi Indonesia terhadap masyarakat awam? Berikut ulasannya.

1. Kenaikan Harga dan Inflasi

Pengamat Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, dampak resesi akan berpengaruh pada pasokan atau supply barang yang turun secara drastis. Namun, tingkat permintaan tetap. Hal ini akan mengakibatkan fluktuasi harga dan memicu inflasi.

Menurut Fahmy, inflasi yang tidak terkendali akan membuat daya beli masyarakat menurut. Kendati masyarakat masih memiliki penghasilan tetap menurun sehingga pertumbuhan ekonomi kian terpuruk. Selain itu, angka produksi yang menurun ini dapat mengakibatkan peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan.

2. Pengangguran Meningkat

Dampak Resesi Ekonomi Indonesia

Setali tiga uang, pendapat serupa disampaikan ekonom senior Didik J Rachbini. Didik tak menampik, dalam situasi resesi banyak perusahaan terdampak perihal ekonomi sehingga terpaksa merumahkan banyak karyawan. Akibatnya, banyak orang kehilangan sumber penghasilan.

“Jika resesi terjadi, ini berarti bahwa kalau kita berjualan, maka yang beli sedikit, bisnis kita juga turun, jadi ekonomi juga menurun,” terang Didik.

Fahmi menilai, lamanya waktu wabah berbanding lurus dengan periode resesi. Sehingga, semakin lama pandemi terjadi, maka semakin lama pula resesi ekonomi.

Akan tetapi, apabila program pemerintah dalam mengatasi pandemi dan resesi ekonomi berhasil diterapkan, diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia.

3. Investasi Menurun

Tak hanya daya beli dan angka pengangguran, resesi berpotensi menyebabkan turunnya minat investor karena daya beli masyarakat rendah. Akibatnya, masyarakat pun enggan berinvestasi dan memasarkan produk ke dalam negari.

Cerita mitra kami
Selain Mempersiapkan Masa Depan, Ini 5 Manfaat Mengajari Anak Menabung Sejak Dini
Selain Mempersiapkan Masa Depan, Ini 5 Manfaat Mengajari Anak Menabung Sejak Dini
Jadi Contoh yang Baik, Ini 4 Cara Melatih Anak agar Tidak Boros
Jadi Contoh yang Baik, Ini 4 Cara Melatih Anak agar Tidak Boros
5 Cara Mencintai dan Melindungi Si Kecil dengan Lebih Baik, Sudahkah Dilakukan?
5 Cara Mencintai dan Melindungi Si Kecil dengan Lebih Baik, Sudahkah Dilakukan?
4 Hal Agar Disiplin Siapkan Dana Pendidikan Anak, Bantu Kesuksesannya di Masa Depan
4 Hal Agar Disiplin Siapkan Dana Pendidikan Anak, Bantu Kesuksesannya di Masa Depan

Efek yang ditimbulkan dianalogikan seperti bola salju dengan semakin besarnya masalah yang ditimbulkan dari resesi.

Artikel Terkait: 5 Keuntungan Investasi Logam Mulia, Perhatikan Hal Ini Saat Memulainya

Resesi Kian Nyata, Apa yang Sebaiknya Dilakukan Masyarakat?

Kondisi perekonomian yang tidak pasti dan proyeksi adanya resesi tak lantas membuat kita menyerah, Parents. Bijak mengelola keuangan menjadi kunci agar kita tetap bisa bertahan menghadapi resesi ekonomi.

Pakar finansial Ahmad Gozali menyebut ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menyiasati keuangan, antara lain:

1. Melindungi Sumber Penghasilan

Indonesia Bersiap Hadapi Resesi Ekonomi, Apa Dampaknya bagi Masyarakat?

Gozali mengingatkan bahwa melindungi sumber pernghasilan adalah hal mutlak untuk dilakukan. Bagi karyawan yang masih memiliki penghasilan hingga kini, sebaiknya tidak berbuat gegabah dan pindah pekerjaan sebelum ada kepastian pekerjaan baru yang lebih stabil.

“Untuk yang punya usaha, pertimbangkan kembali rencana ekspansi,” ujarnya.

2. Kencangkan Dana Darurat

Gozali turut menegaskan pentingnya dana darurat, yaitu sejumlah dana yang dipergunakan saat kondisi darurat. Dana ini bisa ditempatkan dalam instrumen yang likuid atau mudah dicairkan bila Anda membutuhkannya sewaktu-waktu, misalnya rekening terpisah.

Besarnya alokasi dana darurat bergantung pada kondisi masing-masing individu. Namun bagi keluarga yang telah memiliki anak dan tanggungan lain, maka dianjurkan untuk menyimpan dana cadangan hingga 12 kali pengeluaran bulanan.

3. Tahan Pembelajaan Besar, Utamanya Kredit

Indonesia Bersiap Hadapi Resesi Ekonomi, Apa Dampaknya bagi Masyarakat?

Bagi Parents yang tengah merencanakan mengambil kredit kendaraan atau rumah, maka bisa mempertimbangkan dengan kondisi keuangan keluarga apalagi bila memilih kredit sebagai jalur pendanaan.

“Apakah cukup aman untuk melanjutkan rencana tersebut. Jangan terlalu memaksakan, misalnya menggunakan dana cadangan untuk bayar DP (down payment). Sebisa mungkin jangan sampai dana darurat yang sudah disiapkan terpakai untuk hal lain, malah kalau bisa ditambah,” imbuhnya.

4. Belanja Secara Rutin

Sebagai informasi, pembelanjaan konsumtif rumah tangga justru menjadi salah satu pendorong ekonomi yang dominan. Namun, ingat Parents hal ini hanya berlaku untuk kebutuhan primer dan bukan untuk hal yang bersifat hiburan.

Ghozali mengingatkan agar kita dapat membelanjakan uang secara lebih bijak dan tidak boros. Atur pengeluaran sedemikian rupa dan teruslah menabung agar bisa digunakan kala dibutuhkan.

Demikian informasi terkait kabar resesi yang kian nyata, dan dampak resesi ekonomi Indonesia bagi masyarakat, serta cara untuk menyiasatinya. Semoga kita tetap bisa bertahan menghadapi resesi ekonomi.

Baca Juga:

Resesi RI Kian Nyata, 5 Hal Ini yang Perlu Parents Perhatikan

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Erinintyani Shabrina Ramadhini

  • Halaman Depan
  • /
  • Keuangan
  • /
  • Indonesia Bersiap Hadapi Resesi Ekonomi, Apa Dampaknya bagi Masyarakat?
Bagikan:
  • Indonesia Resmi Masuk Jurang Resesi, Ini yang Perlu Dilakukan

    Indonesia Resmi Masuk Jurang Resesi, Ini yang Perlu Dilakukan

  • Catat, 5 Instrumen Investasi Ini Bisa Dipilih Saat Resesi Ekonomi

    Catat, 5 Instrumen Investasi Ini Bisa Dipilih Saat Resesi Ekonomi

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • Indonesia Resmi Masuk Jurang Resesi, Ini yang Perlu Dilakukan

    Indonesia Resmi Masuk Jurang Resesi, Ini yang Perlu Dilakukan

  • Catat, 5 Instrumen Investasi Ini Bisa Dipilih Saat Resesi Ekonomi

    Catat, 5 Instrumen Investasi Ini Bisa Dipilih Saat Resesi Ekonomi

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.