Beberapa orang tua mungkin masih memukul anak untuk mendisiplinkan si kecil. Misalnya, menepuk pantat atau bagian keningnya ketika ia berbuat nakal. Namun, memukul anak dengan alasan apa pun sebenarnya bisa menimbulkan dampak negatif bagi perilakunya kelak, lo, Parents. Tak hanya itu, baik melakukannya secara perlahan atau bahkan keras, memukul anak juga sudah termasuk ke dalam kekerasan fisik yang sebaiknya dihentikan oleh orang tua.
Artikel terkait: Pentingnya Menemani Anak Menghadapi Rasa Takut
Dampak Memukul Anak Menurut Penelitian
Banyak penelitian yang sudah membuktikan bahwa memukul anak tidaklah efektif untuk mendisiplinkan dan bahkan ini sudah termasuk ke dalam kekerasan fisik.
Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Pediatrics membuktikan bahwa anak sering dipukul di bagian pantat (spanked) oleh orang tuanya, menumbuhkan masalah perilaku sama dengan anak-anak yang ditelantarkan atau mendapat kekerasan.
Maka dari itu, para peneliti mewanti-wanti orang tua agar menghentikan kebiasaan ini. Untuk alasan disiplin atau apa pun, baik keras maupun pelan, memukul anak adalah tindakan yang perlu dihentikan.
“Pertanyaannya, apakah memukul anak adalah tindakan yang tepat? Kalau spanking atau menepuk bagian tubuh anak bukan termasuk ke dalam kekerasan fisik, bagaimana kita mendefinisikan sikap tersebut? Tentunya ini tindakan salah dan perlu diubah,” ungkap Dr. Julie Ma, pemimpin penelitian dari Universitas Michigan seperti yang dikutip dari laman Fatherly.
Memukul Anak Bisa Timbulkan Pengalaman Traumatis
Julie dan tim dari Universitas Michigan mencoba membandingkan efek memukul anak dengan pengalaman traumatis masa kecil seperti anak yang ditelantarkan, anak yang mengalami penganiayaan, atau pun anak yang terpapar kekerasan dalam keluarga seperti broken home.
Peneliti membandingkan data longitudinal dari lebih 2000 keluarga. Kemudian mencari tahu perbandingan terkait masalah perilaku antara anak yang mengalami masa kecil traumatis dengan anak yang dipukul oleh orang tuanya dengan alasan tertentu. Hasilnya, masalah perilaku yang timbul serupa.
“Bahkan setelah kami mengamati apa yang terjadi pada anak-anak dengan masa kecil traumatis, tindakan memukul yang orang tua lakukan adalah pemicu perilaku agresif mereka,” ungkap Julie.
Artikel terkait: Ide Permainan Asyik dan Seru Bikin Si Kecil Betah di Rumah, Tanpa Gadget!
Secara umum dari segi hukum, menurut Julie, tindakan kekerasan fisik pada anak biasanya dilihat dari bekas luka yang diterima olehnya.
Akan tetapi, perlu dipahami juga bahwa apa yang dirasakan anak-anak setelah mereka dipukul oleh orang tuanya meski tidak meninggalkan bekas, bisa saja berbeda. Pukulan yang diberikan pada anak baik hanya secara perlahan atau dengan tujuan mendisiplinkan, malah menjadi salah satu pengalaman traumatis baginya.
“Kalau anak dipukul, dengan alasan apa pun dan cara apa pun, maka itu sudah termasuk ke dalam kekerasan. Dan perilaku tentunya merugikan anak-anak,” pungkasnya.
Menerapkan Disiplin Positif pada Anak
Maka dari itu, alih-alih menegur anak dengan cara memukul, ada baiknya jika orang tua mengubahnya dengan cara memberikannya pendidikan mengenai disiplin positif.
Menjadi tegas dan mengajarkan agar anak disiplin tidak perlu dengan cara kasar atau bahkan dengan kekerasan seperti memukul, Parents. Dibandingkan memberikannya hukuman, akan lebih baik dan bijak jika kita memberinya pemahaman mengenai konsekuensi.
Selengkapnya, berikut beberapa langkah yang bisa Parents terapkan untuk menumbuhkan sikap disiplin positif pada anak tanpa kekerasan:
- Mengenalkan perilaku disiplin pada anak dengan memberinya rutinitas sejak kecil. Sebuah rutinitas akan membangun kebiasaan baik bagi si kecil nantinya.
- Bangun kerja sama dan rasa saling percaya antara Parents dan anak. Selalu diskusikan setiap aturan dan kesepakatan yang dibuat demi kebaikan bersama.
- Kenalkan anak pada konsekuensi, bukan hukuman. Ketika anak berbuat suatu hal yang tidak baik, beri tahu ia konsekuensinya alih-alih membentak atau bahkan memukulnya.
- Parents memang perlu tegas pada si kecil, tetapi perlu diingat bahwa sikap tegas berbeda dengan kasar. Maka itu, saat anak berbuat salah, hindari perilaku marah-marah apalagi memberinya hukuman berupa pukulan. Tanyakan padanya alasan mengapa ia berbuat demikian, kemudian tegaslah padanya dalam memberikan konsekuensi atas perbuatannya dengan tetap memberinya kasih sayang. Jadi, tidak semata-mata menceramahi atau menyudutkan si kecil.
Artikel terkait: Mengenal Pola Asuh Tiger Mom, Mendidik Buah Hati Minim Kompromi
Itulah penjelasan mengenai dampak memukul anak. Jadi, kebiasaan memukul anak dengan alasan apa pun sebaiknya dihentikan, ya, Parents. Daripada memukulnya, tidak ada salahnya kita menerapkan perilaku disiplin positif pada si kecil untuk mendidiknya.
***
Baca juga:
11 Pilihan Fabel Sederhana Pengantar Tidur Anak yang Kaya Nilai Moral Kehidupan
id.theasianparent.com/self-healing
7 Surat dalam Al-Qur'an yang Punya Banyak Keutamaan, Jangan Lupa Amalkan