Parents, pernahkah tanpa sengaja memukul pantat si kecil atau bagian tubuh lainnya? Tindakan yang Parents lakukan itu bisa termasuk kekerasan anak, lho. Perlu diketahui, dampak kekerasan terhadap anak ini sangat berbahaya. Tidak hanya melukai fisiknya, tetapi bisa juga melukai psikisnya.
Sampai saat ini, kekerasan pada anak menjadi masalah yang sangat serius dan perlu ditangani. Melansir dari Washington Post, menurut Anne Petersen, seorang profesor di Pusat Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia Universitas Michigan, kekerasan anak adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius dan membutuhkan perhatian segera. Konsekuensinya bisa bertahan hingga dewasa.
Bahkan di Indonesia, berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), dari awal Januari hingga Juni 2020 lalu, ada 3.928 kasus kekerasan anak. Sementara itu, anak-anak yang menjadi korban biasanya tidak memiliki keberanian untuk melaporkan dan berterus terang.
Tindak kekerasan ini bisa terjadi di mana saja, tetapi lebih sering terjadi di lingkungan tinggalnya dan pelakunya adalah orang terdekat. Maka dari itu, orangtua harus lebih berhati-hati dalam memperlakukan anak. Jangan sampai justru Anda, lah, yang tanpa disadari ternyata menjadi pelakunya.
14 Dampak Kekerasan Terhadap Anak yang Perlu Orangtua Sadari
Berikut ini beragam dampak jika si kecil pernah atau bahkan sering menjadi korban kekerasan.
1. Membentuk Mental sebagai Korban
Anak yang sedari kecil sudah menjadi korban kekerasan, di alam bawah sadarnya sudah terbentuk mental menjadi korban. Hal ini bisa membuat mereka memiliki pola pikir seperti itu, bahkan hingga dewasa kelak. Mereka akan terus terjebak pada siklus menjadi korban tanpa dapat memutuskan rantai tersebut selama hidupnya.
2. Melakukan Kekerasan kepada Orang Lain
Dampak terburuk ketika anak mendapatkan perlakuan yang tidak baik dan selalu di-bully pada masa kecilnya, maka tidak menutup kemungkinan ketika dewasa ia akan menjadi pelaku kekerasan juga. Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa anak-anak yang dari kecilnya selalu mendapatkan kekerasan atau bullying, maka kelak mereka akan menjadi pelaku utama kekerasan tersebut.
3. Rendahnya Kepercayaan Diri
Rasa percaya diri pada anak terbentuk tergantung dengan perlakuan yang didapatkan semasa ia kecil. Jika kekerasan itu sudah dialami, maka perkembangannya akan terhambat. Anak akan sulit menunjukkan sikap inisiatif dalam memecahkan masalah, bahkan mengalami kesulitan bergaul.
4. Mengalami Trauma
Dampak ini sudah pasti akan dialaminya. Mendapat perlakuan yang tidak baik akan menimbulkan luka batin dan innerchild negative. Bahkan hal terburuk yang akan terjadi adalah si kecil mengalami depresi dan gangguan psikologis lainnya serta dapat mengganggu kehidupan sosial dan aktivitas kesehariannya.
5. Perasaan Tidak Berguna
Anak- anak yang sering mengalami kekerasan dapat mengembangkan perasaan tidak berguna pada dirinya. Bukan hanya itu, ia akan selalu merasa tidak bermanfaat bahkan untuk menghargai dirinya sendiri pun tidak bisa. Pada akhirnya, mereka menjadi pendiam, mengucilkan diri, dan sulit bergaul dengan teman sebayanya.
6. Sulit Percaya Orang Lain
Ketika anak mengalami kekerasan, ia akan kehilangan sosok orang dewasa yang melindunginya, sehingga sedikit demi sedikit kepercayaannya terhadap orang lain akan mulai terkikis. Ia akan menganggap tidak ada orang yang bisa diandalkan untuk memberikan perlindungan kepadanya.
7. Bersikap Agresif
Sikap agresif juga dapat ditunjukkan anak korban kekerasan sebagai hasil peniruan dari apa yang disaksikan dan dialami. Mereka akan belajar bahwa sikap yang penuh kekerasan itu adalah sikap yang membuat seseorang menjadi kuat sehingga dengan berpilaku agresif maka mereka akan terhindar dari segala bentuk yang tak menyenangkan.
8. Depresi
Mendapat kekerasan tentu tidaklah nyaman apalagi jika sering dilakukan. Hal tersebut yang akan membuat si kecil memikul kesedihan berlarut sehingga bisa menyebabkan depresi.
Mereka kehilangan kemampuan untuk merasa bahagia, dan secara perlahan perasaan yang buruk serta depresif itulah yang meningkat. Dampaknya si kecil akan selalu dipengaruhi oleh perasaan yang negatif, tanpa adanya keinginan untuk berpikir positif, serta hilang semangat untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.
9. Sulit Konsentrasi
Tekanan akibat kekerasan yang dialami oleh si kecil dapat merusak kemampuan berkonsentrasi dan fokus terhadap satu hal. Misalnya saja kegiatan belajar di sekolahnya terganggu karena biasanya anak yang selalu mendapat perlakuan buruk tak punya motivasi dalam melakukan apa pun sehingga bakat dan minat untuk belajar hilang.
10. Luka, Cacat Fisik, dan Kematian
Tanda-tanda kekerasan yang dilakukan pada anak bisa terlihat secara kasat mata jika kekerasan fisik yang dialaminya. Mereka akan terlihat memar, bengkak, bahkan adanya perdarahan luka pada area kelamin. Perlakuan buruk yang berlangsung dalam waktu lama bisa menyebabkan si kecil cacat fisik, bahkan risiko kematian, ketika luka fisiknya telah menjadi sangat parah.
11. Gangguan Kesehatan dan Tumbuh Kembang
Anak dengan riwayat perlakukan kekerasan yang berulang dan berkepanjangan biasanya akan menunjukkan gejala fisik. Seperti muncul gangguan kesehatan berupa jantung, kanker, penyakit paru, penyakit hati, obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi. Bahkan dapat mengalami gangguan penglihatan, pendengaran, bahasa, perkembangan otak yang terbelakang, dan ketidakseimbangan kemampuan sosial, emosional, dan kognitif.
12. Memiliki Kebiasaan Buruk
Trauma yang ditimbulkan dari kekerasan pada anak ini bisa berlangsung hingga ia dewasa. Di mana ketika mereka mengingat kejadian tersebut atau mendapatkan kembali perlakuan yang sama, biasanya anak-anak mencari pengalihan.
Tindakan mencari ketenangan ini bisa saja mengarah pada hal buruk. Contohnya merokok, menggunakan obat-obatan terlarang, ketergantungan alkohol, memilih lingkungan pergaulan yang buruk, melakukan seks bebas, dan lainnya.
13. Kecerdasan Tidak Berkembang
Kekerasan dapat menekan proses tumbuh kembang anak. Perkembangn IQ anak akan cenderung menjadi statis dan bahkan tingkat IQ bisa mengalami penurunan. Perkembangan kognitifnya akan menurun jika si kecil mendapatkan perlakuan itu terus-menerus dan berkepanjangan.
14. Menyakiti Diri Sendiri
Ketika si kecil mendapat kekerasaan biasanya ia tak memiliki kemampuan membela dirinya atau menghindarinya. Ketidakmampuan tersebutlah yang membuat mereka menyakiti dirinya sendiri bahkan ada perasaan ingin bunuh diri karena sudah merasa sangat putus asa.
Parents, begitu banyak dampak kekerasan terhadap anak, tak hanya yang berasal dari kekerasan fisik semata melainkan juga secara psikis bahkan verbal. Untuk itu, sebagai orangtua harus terus memperbaiki diri dan self upgrading dengan ilmu-ilmu parenting yang baik tentunya. Semoga ulasan ini bermanfaat, ya!
Baca juga:
7 Keutamaan Puasa Rajab, Parents Akan Menjalankannya?
Kak Seto Mengidap Kanker Prostat dan Akan Dioperasi: "Saya Ikhlas.."
Indra Bekti Positif COVID-19 Tanpa Gejala: “Ya Ini Saatnya, Giliranku..”
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.