Internet memberikan kita kemudahan untuk mencari informasi apapun, termasuk keluhan atau penyakit yang sedang kita alami. Berkaitan dengan fakta ini, kita akan berkenalan dengan istilah cyberchondria. Untuk memudahkan penyebutan, Anda bisa membacanya siberkondria.
Siberkondria adalah fenomena klinis dimana seseorang mencari informasi tentang penyakitnya di internet secara berlebihan hingga menimbulkan kecemasan. Begitu merasakan keluhan atau mengalami gejala tertentu, jari-jemari tergerak untuk mencari informasi terkait penyakit itu melalui peramban (browser).
Dari informasi yang dikumpulkan, kemudian ada yang melakukan diagnosa mandiri. Uniknya, mereka terus-menerus asyik mencari informasi tentang penyakitnya secara online, dan tak kunjung tergerak untuk bertemu dengan penyedia layanan kesehatan.
Yang terjadi selanjutnya, mereka terjebak dalam kecemasan hingga merugikan waktu produktif. Inilah yang disebut siberkondria.
Artikel terkait: Idap Gangguan Kecemasan, Kendall Jenner: “Kalau Sedang Sekarat, Itu Sangat Menakutkan”
Tanda-tanda Cyberchondria
Gejala utama seseorang mengalami cyberchondria adalah bahwa orang tersebut khawatir atau merasa dirinya mengidap penyakit serius, meskipun ia tidak memiliki gejala atau gejala minimal.
Orang dengan cyberchondria menunjukkan lima ciri khas:
- Terus-menerus mencari informasi online secara kompulsif.
- Distres yang disebabkan oleh perilaku mencari (searching online), termasuk khawatir dan panik.
- Terlalu banyak waktu yang digunakan untuk mencari informasi di internet.
- Mencari kepastian dari orang atau sumber yang memenuhi syarat
- Ketidakpercayaan terhadap tenaga medis profesional yang nasihatnya dapat diperoleh dengan bertemu langsung.
Tanda-tanda khas jika Anda mungkin mengalami cyberchondria, di antaranya:
- Gejala yang Anda rasakan sebenarnya kecil atau bahkan tidak ada
- Menghabiskan berjam-jam dalam sehari untuk mencari informasi online tentang gejala terkait gangguan kesehatan ringan yang Anda alami.
- Anda cemas atau takut memiliki setidaknya satu penyakit serius, dan mungkin beberapa.
- Pencarian online menyebabkan Anda lebih takut dan cemas daripada lega.
- Anda mengalami peningkatan detak jantung atau berkeringat atau gejala terkait kecemasan lainnya saat browsing.
- Anda membuat kesimpulan sendiri tentang kondisi kesehatan Anda.
- Mungkin benar Anda mengidap penyakit seperti kista atau tumor jinak, tapi Anda terlalu khawatir dengan penyakit itu.
- Anda berasumsi bahwa apa yang Anda temukan online adalah akurat dan benar.
Artikel terkait: 4 Cara Mengatasi Kecemasan atau Anxiety pada Anak, Jadilah Pendengar yang Baik
Penyebab dan Pemicu Cyberchondria
Siberkondria dapat disebabkan dan dipicu oleh beberapa hal:
- Pernah mengalami peristiwa traumatis.
- Stres kronis yang tidak terkelola.
- Memiliki kerabat dekat (orang tua, saudara kandung) dengan siberkondria atau Illness Anxiety Disorder.
- Meningkatnya kesadaran akan sensasi tubuh terkait penyakit yang dialami.
- Memiliki riwayat penyakit serius baik individu secara pribadi atau keluarga.
- Pengalaman negatif dengan seorang profesional medis yang menyebabkan kurangnya kepercayaan atau keyakinan pada dokter.
- Stres berat terkait kehidupan.
- Riwayat memiliki penyakit serius, bahkan meski sudah sembuh dari penyakit itu.
- Butuh lebih banyak perhatian dari keluarga atau teman.
Artikel terkait: 7 Tanda Anda memiliki kecerdasan emosional yang rendah
6 Tips Mengatasi Cyberchondria
Mengatasi cyberchondria membutuhkan perhatian pada diri sendiri dan kemauan untuk merespons kecemasan dengan sudut pandang baru.
1. Hindari Merasa Malu dengan Diri Sendiri
Banyak individu dengan siberkondria yang merasa malu tentang kecenderungan mereka untuk percaya bahwa mereka memiliki penyakit serius. Rasa malu ini dapat memperburuk kecemasan dan bahkan memperburuk gejala fisik yang berhubungan dengan stres.
2. Menyayangi Diri Sendiri
Ketakutan terkait kesehatan Anda berasal dari kecemasan yang mungkin mendalam dan jangka panjang. Ketakutan seperti itu bisa sulit untuk dipahami, tetapi itu adalah perasaan yang valid.
3. Berlatih Keterampilan Relaksasi
Keterampilan relaksasi yang efektif dapat dipelajari secara otodidak. Ini termasuk latihan pernapasan dalam, imajinasi terbimbing, dan latihan relaksasi ketegangan otot.
4. Tantang Pikiran Anda
Tuliskan kekhawatiran Anda dan kemudian tuliskan bukti yang menentang kekhawatiran ini. Misal, saat Anda merasakan demam bukan berarti Anda mengalami gejala penyakit serius. Anda bisa mencoba mengatakan pada diri sendiri, ini hanya demam biasa karena dehidrasi atau kelelahan.
5. Bicara dengan Dokter
Bicaralah dengan dokter Anda tentang kekhawatiran dan kecemasan yang Anda alami. Dengarkan pendapat medis jika kekhawatiran Anda tetap ada, daripada langsung mengambil kesimpulan tentang skenario terburuk.
6. Dapatkan Perspektif yang Lebih Besar
Sadarilah bahwa ada banyak informasi yang menyesatkan secara online. Beberapa di antaranya sebenarnya disajikan dengan cara menarik perhatian Anda dan meningkatkan rasa takut Anda.
Baca juga:
Mengenal Kecerdasan Spiritual dan Manfaatnya untuk Perkembangan Anak
5 tanda anak memiliki kecerdasan emosional, si kecil sudah punya belum, Bun?
9 Makanan dan Minuman Ibu Bantu Atasi Kecemasan pada Ibu Hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.