Parents, pernah mendengar istilah clubfoot? Clubfoot merupakan sebuah kecacatan bentuk kaki dari bawaan lahir. Kaki bayi tampak bengkok seperti terkilir atau memiliki bentuk yang tidak wajar.
Pada kondisi ini, jaringan yang menghubungkan otot ke tulang paha lebih pendek daripada normalnya. Jenis kelainan tersebut merupakan kelainan umum yang dialami bayi dan biasanya merupakan masalah tersendiri untuk bayi baru lahir.
Kondisi tersebut bisa terjadi pada salah satu atau kedua kakinya. Clubfoot dapat menyebabkan anak sulit berjalan sehingga biasanya dokter akan segera merujuknya sesaat setelah bayi dilahirkan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Kondisi ini ada yang termasuk ringan, ada juga yang parah. Jika dirasa ringan, dokter biasanya menangani kondisi ini tanpa operasi. Jika ditangani sedini mungkin akan ada harapan untuk sembuh sepenuhnya. Meskipun terkadang diperlukan pembedahan lanjutan di kemudian hari.
Daftar isi
Jenis Clubfoot
Ada dua jenis kondisi yang biasa terjadi, yaitu;
1. Isolated Clubfoot
Jenis ini adalah yang paling umum. Biasa juga disebut idiopathic clubfoot. Biasa terjadi kepada anak-anak yang tidak mengalami masalah kesehatan lainnya.
2. Nonisolated Clubfoot
Pada jenis ini akan terjadi bersamaan dengan masalah kesehatan lainnya, seperti arthrogryposis atau spina bifida. Bayi dengan arthrogryposis lahir dengan masalah sendi yang membuatnya sulit menggerakkan tangan atau kaki.
Pada kondisi ini, sendi tidak bergerak ke arah yang benar atau terpaku pada satu sisi. Spina bifida merupakan jenis paling umum dari neural tube defect (NTD).
NTD sendiri merupakan cacat lahir pada otak, tulang belakang, dan saraf tulang belakang. Spina bifida bisa memengaruhi perkembangan otak, tulang belakang, saraf tulang belakang, dan meninges (jaringan yang menutupi dan menjadi otak dan tulang belakang).
Artikel terkait: Usia Ibu Hamil dan Sindrom Down, Bagaimana Hubungannya?
Jenis Clubfoot Berdasarkan Penyebab
Seperti mengutip dari Hopkins Medicine, clubfoot diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu:
1. Clubfoot Idiopatik (Penyebab Tidak Diketahui)
Jenis ini juga dikenal sebagai talipes equinovarus, dan merupakan jenis yang paling umum dan muncul saat lahir.
Anomali kongenital ini terjadi pada satu dari setiap 1.000 bayi, dengan setengah dari kasusnya hanya terjadi pada satu kaki. Saat ini masih belum diketahui secara pasti apa penyebab clubfoot idiopatik, tetapi bayi laki-laki dua kali lebih berisiko mengalaminya dibandingkan dengan bayi perempuan.
2. Clubfoot Neurogenik (Disebabkan oleh Kondisi Sistem Saraf)
Disebabkan oleh kondisi neurologis yang mendasarinya. Misalnya, seorang anak yang lahir dengan spina bifida. Pun bisa muncul mendadak di masa kanak-kanak karena cerebral palsy atau kompresi sumsum tulang belakang.
3. Clubfoot Sindromik (Terkait dengan Sindrom yang Mendasarinya)
Biasanya terjadi bersamaan dengan sejumlah kondisi klinis lainnya yang berhubungan dengan sindrom yang mendasarinya.
Contohnya adalah arthrogryposis, sindrom penyempitan pita (constriction band syndrome), hemimelia tibialis, dan dwarfisme diastropik.
Gejala Clubfoot
Berikut merupakan gejalanya pada bayi:
- Punggung kaki bengkok ke arah bawah.
- Kaki bisa terputar begitu parah atau tampak terbalik. Di mana telapak menghadap atas, sementara punggung kaki bengkok ke bawah.
- Otot betis melemah.
- Kaki lebih pendek dari sisi satunya. Pada kondisi ini, ahli kesehatan biasanya bisa mendeteksi sejak bayi di dalam kandungan. Anak yang mengalami ini akan merasakan sakit seiring berjalannya waktu.
Penyebab dan Faktor Risiko Bayi Mengalami Clubfoot
Umumnya kondisi terjadi tanpa penyebab (idiopatik). Namun, kerap kali faktor genetik memengaruhinya. Meski demikian, hal tersebut pun belum dibuktikan secara jelas.
Clubfoot bukan juga disebabkan oleh posisi bayi di dalam rahim, karena terkadang kondisi ini terkait dengan kondisi lainnya. Misal saja spina bifida ataupun kondisi pinggul yang diketahui bernama hip displasia atau developmental dysplasia of the hip (DHH).
Pada kebanyakan kasus, clubfoot dapat terjadi akibat kaki bayi salah posisi saat masih berkembang di dalam kandungan. Itu pun ada kombinasi faktor genetik dan paparan lingkungan yang menjadi risiko cacat lahir pada bayi. Bahkan bisa juga terjadi karena cedera saraf, otot, dan sistem tulang seperti stroke atau trauma otak.
Faktor Risiko
Ada banyak faktor risikonya, seperti:
- Bayi berjenis kelamin laki-laki.
- Riwayat keluarga.
- Memiliki masalah genetik, misal trisomi 18 atau disebut juga dengan Sindrom Edwards. Jika bayi dengan kondisi ini akan berbahaya, karena mengancam kesehatan jiwa.
- Bawaan lahir.
- Terkena infeksi, menggunakan narkoba dan merokok saat menjalani kehamilan.
- Kekurangan cairan ketuban yang dapat merusak janin dalam masih pertumbuhan dan perkembangan semasa dalam kandungan.
Kemungkinan Komplikasi Bayi Clubfoot
Jika Parents melakukan perawatan dan menjalani pengobatan clubfoot dengan baik, maka tak perlu khawatir. Sebab, kondisi ini tidak akan menyebabkan masalah apa pun sampai si kecil bisa berdiri dan berjalan sendiri.
Akan tetapi, dapat menimbulkan kemungkinan buruk jika tidak ditangani dengan baik, seperti:
- Gerakan: Kondisi clubfoot menyebabkan kaki kurang lentur.
- Panjang kaki: Clubfoot juga membuat kaki lebih pendek daripada yang satu, tapi tidak menyebabkan gangguan dalam pergerakan.
- Ukuran sepatu: Kaki yang terkena clubfoot biasanya punya ukuran lebih besar 1,5 dari kaki yang tidak terkena.
- Radang persendian.
- Otot betis pada kaki yang terkena clubfoot biasanya lebih kecil dari yang lain.
- Citra diri yang buruk pada penderitanya.
- Tidak bisa berjalan dengan normal.
- Masalah dalam berjalan.
Diagnosis Clubfoot
Diagnosis tanda-tanda cacat lahir bisa dilakukan dengan USG ketika hamil. Namun, untuk clubfoot sendiri lebih mudah terdeteksi dan biasanya lebih sering terdiagnosis saat kelahiran dengan memperhatikan bentuk kaki.
Kaki pada bayi yang normal akan fleksibel dan bisa digerakan secara normal. Namun, pada bayi yang mengalami clubfoot, kakinya kaku. Untuk beberapa kasus, mungkin akan ada pemeriksaan lanjutan dengan X-ray untuk mengetahui kondisi lebih jelas dan detail.
Sedangkan untuk penanganannya sendiri, tidak bisa dilakukan sebelum kelahiran. Namun, jika Parents mengetahui kondisi lebih dini, bisa segera memikirkan tindakan dan apa yang harus dilakukan kedepannya. Tentu dengan berdiskusi dengan para dokter dan tenaga ahli.
Artikel terkait: Benarkah Janin dalam Kandungan Bisa Terinfeksi COVID-19? Ini Faktanya!
Pengobatan Clubfoot
Pengobatan yang dilakukan adalah terapi. Tujuannya untuk memperbaiki bentuk dan fungsi kaki supaya anak bisa berjalan normal nantinya. Terapi ini biasanya dilakukan segera setelah kelahiran.
Jenis terapi atau perawatan tersebut di antaranya:
1. Peregangan dan Gips (Metode Ponseti)
Jenis perawatan ini paling umum yang dilakukan. Biasanya dokter akan melakukan:
- Memindahkan kaki bayi ke posisi yang besar dan ditempatkan pada gips penyanggah. Langkah ini dilakukan seminggu sekali selama beberapa bulan.
- Melakukan pembedahan kecil untuk memanjangkan tendon Achilles dan tendon besar di pergelangan kaki.
- Lakukan latihan peregangan dengan bayi.
- Menggunakan sepatu khusus dan brace. Untuk penggunaan sepatu khusus biasanya dilakukan hingga tiga bulan dan dilakukan malam hari pada waktu tidur selama tiga tahun.
2. Metode Prancis
Pada jenis perawatan ini, terapis fisik akan meregangkan kaki bayi ke posisi yang benar dengan menggunakan plester dan membalutnya. Fungsinya untuk membantu menjaga tulang dan jaringan.
Perawatan biasanya dilakukan segera setelah kelahiran dan dilakukan setiap hari selama dua bulan. Namun, dengan pertambahan usia, intensitasnya akan semakin berkurang hingga menginjak bayi Anda usia 3 bulan.
Terapis akan melakukan perawatan kepada si kecil selama tiga kali perminggu, dan Parents pun akan diajarkan bagaimana melakukan perawatan di rumah
3. Operasi
Jenis tindakan ini dilakukan jika kondisi parah hingga tidak bisa ditangani oleh terapi. Tindakan operasi dilakukan untuk memanjangkan dan memosisikan ulang tendon dan ligamen untuk memudahkan kaki ke posisi yang baik.
Setelah tindakan operasi, bayi akan menggunakan gips hingga dua bulan dan brace selama satu tahun untuk mencegah clubfoot kembali.
Pencegahan Clubfoot
Ada baiknya Parents melakukan pencegahan saat sedang promil atau sedang menjalani kehamilan. Berikut ini cara-cara pencegahan yang bisa dilakukan:
1. Sebelum Kehamilan
- Melakukan pemeriksaan preconception. Tindakan ini merupakan pemeriksaan kesehatan sebelum kehamilan untuk memastikan kesehatan sebelum hamil.
- Konsultasi dengan konselor genetik. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi adanya keturunan clubfoot.
- Melakukan pemeriksaan infeksi, seperti Zika.
2. Selama Menjalani Kehamilan
- Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
- Lindungi dari infeksi Zika.
- Terapkan pola hidup sehat.
- Tidak merokok, minum alkohol, hindari asap rokok, dan konsumsi makanan bergizi serta cukupi nutrisi selama kehamilan.
Apakah Penderita Clubfoot Bisa Sembuh Total?
Melansir dari NHS, hampir semua anak dengan clubfoot dapat berhasil diobati. Jika ditangani dengan baik, akan terlihat tak jauh berbeda dengan kaki normal dan tidak akan menghalangi anak untuk beraktivitas normal seperti anak lain.
Jika segera dikoreksi sejak lahir, anak dengan clubfoot akan dapat belajar berjalan pada usia normal, menikmati aktivitas fisik dan dapat memakai alas kaki biasa setelah perawatan.
Akan tetapi, untuk anak-anak yang mengalami clubfoot hanya pada satu kaki, bisa mengalami salah satu kaki yang lebih pendek dan lebih kecil dibandingkan yang lainnya. Anak juga cenderung akan lebih mudah lelah dan tidak setangkas anak-anak yang lain dengan kaki normal.
Kapan Sebaiknya ke Dokter?
Pada sebagian besar kondisi ini dapat didiagnosis melalui USG prenatal sebelum bayi lahir. Sekitar 10 persen di antaranya dapat didiagnosis sejak usia kehamilan 13 minggu, dan 80 persen dapat didiagnosis setelah minggu ke-24.
Jika seorang anak tidak didiagnosis sebelum lahir, clubfoot dapat dilihat dan didiagnosis segera setelah bayi lahir. Pemeriksaan fisik umumnya diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Dalam kasus yang jarang terjadi, tes lain dapat digunakan termasuk sinar-x dan pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT atau CAT scan).
Biasanya, bayi dengan kondisi tersebut akan segera dirujuk untuk mendapatkan perawatan dengan dokter spesialis tulang dan otot.
Artikel terkait: Bunda, Baca Doa dan Dzikir Ini agar Momen Persalinan Teras
Apabila si kecil terlahir dengan clubfoot, tentunya Parents mungkin akan merasa khawatir. Namun, jangan panik. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat oleh tenaga kesehatan, kondisi ini bisa ditangani dan anak pun dapat beraktivitas normal seperti anak lainnya. Semoga informasi ini bermanfaat dan semoga bisa membuat Parents lebih aware dalam mempersiapkan kehamilan dan menjalani kehamilan.
Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi
Clubfoot
orthoinfo.aaos.org/en/diseases–conditions/clubfoot/#
Clubfoot – Symptoms and Causes
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/clubfoot/symptoms-causes/syc-20350860
Clubfoot
www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/clubfoot
Club foot
www.nhs.uk/conditions/club-foot/
Clubfoot: Why It Happens & How Doctors Treat It
www.webmd.com/a-to-z-guides/what-is-clubfoot
Baca juga:
Hadiah di Tengah Pandemi, Ibu Ini Berhasil Hamil Setelah Kehilangan Separuh Tuba Falopi
Mengenal Jenis Penyakit Karena Kelainan Genetik dan Pentingnya Pemeriksaan Genetik saat Hamil