Parents, pernahkah merasakan diperlakukan secara pilih kasih oleh orang tua? Atau jangan-jangan, ada ciri-ciri orang tua yang pilih kasih yang kini ada dalam diri Anda?
Merupakan hal yang lumrah di Indonesia untuk memiliki lebih dari satu anak. Mirisnya, kebanyakan orang tua tidak menyadari sedikit banyak mereka berlaku tidak adil kepada anak-anaknya. Padahal, menomorduakan dan membandingkan anak seperti ini bisa berdampak pada kesehatan mentalnya kala dewasa.
Penyebab
Merujuk pada Healthline, Michele Levin selaku terapis keluarga sekaligus pemilik Blueprint Mental Health di Amerika Serikat menyebut sebenarnya sangat normal jika ada orang tua yang merasa lebih nyaman atau lebih nyambung berinteraksi dengan salah satu anak dibanding anak lainnya.
Hal ini mengingat setiap anak memiliki preferensi, minat, kebutuhan, atau sifat yang berbeda. Namun, berbeda ketika salah satu anak lebih diistimewakan dan Parents jadi mengabaikan anak lainnya. Hal ini biasanya disebabkan beragam alasan, antara lain:
- Lebih merasa cocok ke salah satu anak. Karakter yang berbeda secara sadar membuat orang tua merasakan kecocokan hanya kepada salah satu anak. Namun, jika dibiarkan hal ini tanpa sadar menimbulkan perlakuan berbeda kepada ‘anak favorit’
- Perbedaan usia. Orang tua juga pilih kasih bisa juga karena usia, karena orang tua biasanya mendisiplinkan anak berdasarkan usianya. Hal ini akan semakin terasa jika gap antara anak cukup jauh. Orang tua cenderung bertindak tegas kepada anak sulung dibandingkan anak yang jauh lebih kecil. Jangan heran akan muncul persepsi orang tua lebih memanjakan anak bungsunya
- Ada anak yang membutuhkan perhatian lebih. Kondisi ini biasanya yang paling sulit dihindari jika ada anak yang memang membutuhkan perhatian ekstra. Misalnya ada adik bayi yang baru lahir, atau bila orang tua mempunyai anak dengan kebutuhan khusus
- Adanya masalah hidup orang tua. Jika terdapat konflik dalam keluarga, level orang tua pilih kasih bisa jadi lebih besar. Misalnya ada masalah finansial, orang tua bisa jadi condong menyayangi anak yang dirasa dapat meringankan beban orang tua ketimbang anak lain yang dinilai menambah masalah.
Artikel terkait: 7 Ciri Orang Munafik dalam Islam, Jangan Jadi Salah Satunya!
Ciri-ciri Orang Tua yang Pilih Kasih
Berkeras diri berupaya adil, sifat pilih kasih ini muncul secara tidak sadar, lho, Parents. Biasanya, kecenderungan pilih kasih ditandai dengan sinyal berikut:
1. Lebih Sering Mengobrol dengan Salah Satu Anak Saja
Sebagai orang dewasa, Anda tentunya senang jika ada teman bicara yang mirip dengan Anda dalam banyak hal. Nah, hal ini juga bisa terjadi dalam relasi Anda dan anak. Anda akan lebih sering mengobrol dengan anak yang memiliki sifat, bahkan preferensi sama dalam memandang kehidupan.
Memang sih menyenangkan rasanya, tetapi cobalah untuk dikurangi perlahan. Walaupun salah satu anak mungkin begitu adanya, bukan berarti Anda bisa mengabaikan begitu saja anak yang mempunyai pandangan berbeda.
2. Ciri-Ciri Orang Tua Pilih Kasih Sering Membicarakan Anak Kesayangan
Coba deh Ayah dan Bunda, pernahkah membicarakan 1 dari 3 anak Anda lebih sering di berbagai kesempatan? Hati-hati, karena ini juga menjadi ciri-ciri orang tua yang pilih kasih!
Secara tidak sadar, anak yang menjadi favorit akan cenderung dibanggakan oleh orang tua di hadapan orang lain. Sebut saja si anak lebih berprestasi dalam hal akademik atau bagi Anda yang sudah memiliki anak dewasa, anak tersebut penghasilannya lebih besar dan kontribusinya lebih banyak dalam menunjang kondisi keuangan keluarga.
Tanpa sadar, Anda akan mem-push kelebihan anak ini dibandingkan anak lainnya. Padahal jika saja Anda mau menggali lebih dalam, bisa jadi anak yang merasa diabaikan itu memiliki cara pandang yang juga unik dalam melihat segala sesuatunya.
Artikel terkait: Bukan Berteriak! Ini Cara Marah yang Sehat pada Anak Tanpa Menimbulkan Trauma
3. Ciri-Ciri Orang Tua Pilih Kasih Bisa Dilihat dari Cara Mendisiplinkan Anak
Salah satu hal yang paling kentara ketika orang tua pilih kasih kepada salah satu anak yakni cara mendisiplinkan yang cenderung berbeda. Misalnya, anak 1 tidak mengerjakan tugas dan Parents bereaksi dengan tidak mengizinkan ia pergi ke luar rumah.
Berbeda dengan anak kesayangan, bisa jadi ia tidak mendapatkan perlakuan yang serupa. Jika berkelanjutan, hal ini bisa menimbulkan kecemburuan sesama saudara kandung di kemudian hari.
4. Intonasi kepada Anak Kesayangan Lebih Lembut
Di samping cara mendisiplinkan, ciri orang tua pilih kasih juga dapat terlihat dari nada bicaranya. Orang tua akan cenderung berkata lebih lembut dengan si anak satu, tetapi cenderung lebih datar dan ogah-ogahan ketika berbicara dengan anak lainnya.
Kendati orang tua bersikeras menyayangi semua anak, namun detail kecil seperti ini bisa diterima oleh anak secara berbeda. Anda tidak mau bukan menerima perlakuan yang sama ketika anak nantinya dewasa?
5. Terlihat Nyaman Saat Berinteraksi dengan Salah Satu Anak
Berada di lingkungan yang satu frekuensi memang biasanya akan membuat kita lebih nyaman dan rileks. Begitu juga saat berbicara dengan anak yang satu minat dengan kita, mungkin kita akan terlihat lebih nyaman dan berinteraksi lebih leluasa.
Namun, hati-hati jika ini terjadi pada keluarga bisa jadi ada anak lain yang merasa Ayah atau Bunda tidak all-out saat berkomunikasi dengan dia, dibanding dengan saudara kandungnya yang lain.
Artikel terkait: Tak Harus Mainan, Ini 15 Inspirasi Kado untuk Anak 1 Tahun yang Tak Terlupakan
Dampak Negatif Orang Tua Pilih Kasih
Awalnya, Parents mungkin tidak menyadari dan menganggap ini hal yang biasa. Di kalangan anak-anak, anak yang menjadi kesayangan menikmati segala yang ia terima. Tapi tahukah Anda bahwa hal ini bisa berdampak jangka panjang!
1. Menurunkan Harga Diri
Secara eksplisit, anak yang merasa diabaikan bisa merasakan stres mendalam. Setiap anak tentunya membutuhkan cinta dan kasih serta kesetaraan dukungan dari orang tua. Bayangkan jika itu tidak terjadi, perkembangan mental anak bisa terganggu.
Mallory Williams, seorang konselor dan terapis keluarga di AS mengutip laman Baton Rouge Parents menyebutkan bahwa anak yang mendapat perlakuan tidak adil cenderung mudah depresi, bereaksi tidak stabil, bahkan trauma dalam hubungan pribadi. Ia juga jadi tidak percaya diri karena harga dirinya menurun yang berpengaruh pada lingkungan kerjanya.
2. Perkembangan Emosional Terganggu
Perkembangan emosi manusia akan terus berlangsung sepanjang hidupnya. Bedanya, kemampuan mengontrol emosi pada anak-anak yang masih berusia dini belum terbentuk secara maksimal.
Anak akan selalu ingat setiap perlakuan tidak adil yang diterima dari orang tuanya sendiri, bahkan saat ia sudah dewasa. Hal ini bisa berdampak pada perilaku, sikap, dan kebiasaan yang dilakukannya saat berhubungan dengan orang lain.
Jangan kaget jika anak jadi lebih sering berperilaku agresif di sekolah, melukai teman, menyendiri dan menolak berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
3. Mengganggu Kerukunan Antar Saudara
Tak hanya membawa dampak buruk kepada anak yang merasa diabaikan, dampak negatif akan turut dirasakan oleh anak yang menjadi favorit di keluarga. Anak yang merasa diabaikan akan membenci saudara kandungnya sendiri. Ia juga lebih berpotensi menjadi kompetitif bahkan memicu perasaan ingin melukai saudaranya hanya agar ia terlihat “menang”.
Pun dalam penelitian yang digelar oleh Mumsnet membuktikan bahwa 60% saudara kandung mengatakan jika anak yang difavoritkan orang tua biasanya lebih manja. Kebiasaan merasa ‘menang’ akan membuatnya cenderung keras kepala dan banyak menuntut karena terbiasa mendapatkan apa yang diinginkan dengan mudah.
Bagaimana Caranya Agar Tidak Jadi Orang Tua Pilih Kasih?
1. Introspeksi Diri
Hal ini terasa sulit, karena kebanyakan orang tua merasa dirinya benar dan sudah banyak makan asam garam kehidupan. Tetapi jika ada komentar datang dari salah satu anak, cobalah introspeksi diri.
Bila perlu, tuntun semua anak ke ruang keluarga dan ajak berdiskusi santai. Biarkan mereka secara bergantian menyampaikan ganjalan yang selama ini terpendam sebagai anak. Siapa tahu, hal ini akan membuat anak lebih terbuka akan perasaannya selama ini.
2. Jadilah Pendengar yang Baik
Jika ada momentum anak mengeluh, dengarkan dulu dengan seksama. Jangan lantas memotong pembicaraan dan merasa menang, kalau begini masalah tidak akan selesai.
Sebagai orang tua yang bijak, tunjukkan sifat hangat dan tidak kaku agar seluruh anak bisa leluasa bercerita dan berpendapat. Hargai setiap isi hati mereka dan hindari menghakimi atau ‘memproteksi’ salah satunya.
3. Pikirkan Solusi
Daripada membiarkan situasi tidak enak terus berlangsung, cobalah mencari solusi bersama pasangan. Hal apa sebenarnya yang menjadi penyebab Anda menjadi orang tua yang pilih kasih.
Misalnya ada adik bayi yang baru lahir membuat curahan perhatian lebih kepadanya dibanding kakaknya. Kalau sudah begini, Ayah bisa menghabiskan waktu untuk bermain atau menyuapi kakak di jam makan siang agar ia tidak merasa terabaikan.
Secara bergantian, luangkan waktu khusus setiap harinya pada satu anak. Misalnya Selasa pagi waktunya Anda berdiskusi bersama anak sulung, lalu Ayah bergantian mengasuh adik bayi. Sesuaikanlah jadwal kesibukan Anda dan pasangan.
5. Stop Membandingkan
Jika selama ini Parents sudah terlalu menikmati membandingkan satu anak dengan yang lainnya, cobalah menghentikannya perlahan. Ketimbang membandingkan, cobalah fokus pada kelebihan setiap anak.
Gali bakat mereka masing-masing dan fokus mendukungnya. Jika salah satu anak penghasilannya lebih besar, besarkan hati anak lainnya yang belum bekerja. Sebagai orang tua, hati Anda pasti akan sakit juga ketika anak membandingkan Anda dengan orang tua lain yang dianggap ideal.
Parents, menjadi orang tua yang adil memang akan sulit pada awalnya. Tetapi ini tidaklah mustahil jika ada niat dari dalam diri untuk menjadi orang tua berkualitas.
Baca juga:
5 Tipe Perilaku Kakek dan Nenek pada Cucu, Sudahkah Parents Tahu?
Kendalikan Emosi, Begini Doa dan Adab Saat Marah yang Diajarkan Rasulullah