20+ Ciri-ciri Anak Autisme dari Ringan hingga Berat Sesuai Usia

Penting untuk mengetahui gejala autisme agar dapat mendeteksinya sejak dini. Lantas, sudahkah Parents tahu apa saja gejala autisme dan kapan harus khawatir?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kasus gangguan spektrum autisme pada anak-anak terbilang cukup tinggi. Mendeteksi ciri-ciri autisme sejak dini penting dilakukan untuk dapat mengendalikan dan mendidik anak autis dengan baik agar menjadi mandiri dan produktif.

Arti autisme sendiri adalah gangguan perkembangan otak yang memengaruhi individu dalam komunikasi dan interaksinya dengan orang lain. Hal itu juga menyebabkan gangguan perilaku dan membatasi kepentingan mereka yang memilikinya. Membesarkan anak autis memang tidak mudah, karena membutuhkan kesabaran ekstra karena anak seringkali asyik dengan dunianya sendiri dan lamban merespon saat berkomunikasi. 

Berdasarkan data dari Center of Disease Control (CDC) di Amerika, prevalensi anak dengan gangguan spektrum autisme di tahun 2018 yakni 1 dari 59 anak. Sedangkan WHO memprediksi ada 1 dari 160 anak-anak di dunia yang menderita autisme.

Karena itu, agar bisa dapat mendapatkan penanganan yang tepat, penting untuk mengenali ciri-ciri autisme sejak dini. 

Artikel Terkait: Perlukah Anak Autis Mengonsumsi Makanan Khusus? Ini Jawabannya!

Ciri-ciri Autis pada Anak Sesuai Usianya

Gejala atau ciri ciri tanda autisme bisa dideteksi sejak masih bayi. Namun, ada beberapa ciri ciri yang secara umum bisa terlihat dengan jelas pada rentang usia 2 hingga 4 tahun. Berikut adalah beberapa ciri ciri dari anak autis yang perlu Parents ketahui.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ciri-ciri Autis di Usia 2 Bulan

Menurut Yayasan Sains Autisme, Parents harus berkonsultasi dengan dokter jika bayi berusia 2 bulan tidak melakukan hal berikut:

  1. Menanggapi suara keras.

  2. Mengamati benda-benda saat mereka bergerak. 

  3. Tersenyum pada orang lain. 

    Loading...
    You got lucky! We have no ad to show to you!
    Iklan
  4. Membawa tangan mereka ke mulut mereka. 

  5. Mengangkat kepala saat berbaring telungkup dan mendorong ke atas. 

Ciri-ciri Autis di Usia 4 Bulan

Parents harus berkonsultasi dengan dokter jika bayi berusia 2 bulan tidak melakukan hal berikut:

  1. Memegang kepala mereka stabil

    Loading...
    You got lucky! We have no ad to show to you!
    Iklan
  2. Membuat suara

  3. Membawa benda ke mulutnya

  4. Mendorong ke bawah dengan kaki mereka ketika orang tua atau pengasuh meletakkan kaki mereka di permukaan yang keras.

  5. Menggerakan kedua mata ke segala arah

Ciri-ciri Anak Autis di Usia 6 Bulan

Dianjurkan untuk mencari nasihat medis bila bayi berusia 6 bulan terlihat tidak biasa atau kaku atau tidak bisa:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  1. Menjangkau objek

  2. Menunjukkan kasih sayang kepada orang tua atau pengasuh mereka. 

  3. Menanggapi suara di sekitar mereka. 

  4. Membuat suara vokal

  5. Tertawa

    Loading...
    You got lucky! We have no ad to show to you!
    Iklan

Ciri-ciri Autis di Usia 9 Bulan

Ciri-ciri autis di usia 9 bulan terlihat bila si kecil tidak bisa:

  1. melihat ke arah yang ditunjuk seseorang

  2. menanggapi nama mereka

  3. mengoceh

  4. mengenali orang

  5. duduk tanpa bantuan

  6. bermain game bolak-balik

  7. meletakkan berat badan mereka di kaki mereka, dengan dukungan

  8. memindahkan mainan di antara tangan mereka

Ciri-ciri Autis di Usia 12 Bulan

Berikut beberapa ciri ciri anak autis umur 1 tahun, di antaranya: 

1. Tak Merespons Jika Dipanggil Namanya

Anak-anak dengan autisme mungkin tidak menganggap ucapan manusia sebagai hal yang menarik dan menyenangkan, karena koneksi yang lebih lemah pada bagian otak yang berfungsi untuk mengenali suara. Salah satu ciri ciri autisme yang dapat dideteksi sejak dini adalah ketika anak tidak merespons ketika namanya dipanggil.

2. Jarang Membuat Gestur Tertentu

Mereka yang mengidap autisme biasanya jarang membuat gestur tertentu untuk menunjukkan ketertarikan atau berekspresi secara sederhana, misalnya menunjuk suatu objek, melambaikan tangan, atau menggelengkan kepala.

Hal ini dikarenakan mereka tidak paham apa ‘makna’ dari gerakan atau gestur tertentu tersebut.

3. Sulit untuk Tertidur

Penelitian menunjukkan bahwa beberapa anak autis tidak dapat melepaskan hormon melatonin dari tubuhnya pada waktu yang tepat. Hormon ini bekerja untuk mengatur siklus jam biologis tubuh dan siklus tidur-bangun. Mereka cenderung memliki tingkat melatonin yang tinggi pada siang hari dan lebih rendah di malam hari.

Selain itu alasan lainnya adalah meningkatnya kepekaan terhadap rangsangan seperti sentuhan atau suara pada anak autis sehingga mereka sulit untuk tertidur nyenyak. Kecemasan berlebih juga bisa saja memengaruhi kualitas tidurmereka.

4. Ekspresi yang Datar, Tak Bisa Mengekspresikan Emosi

Autisme menyebabkan seseorang kesulitan untuk mengenali emosi, ekspresi wajah, dan isyarat emosional lain seperti nada suara dan bahasa tubuh. Bagi mereka, sulit untuk memahami bagaimana nada digunakan untuk mengubah arti kata sehingga mereka terdengar berbeda dengan orang lain, misalnya intonasi suara yang datar dan monoton.

Pada otak anak autis, terdapat konektivitas yang lemah antara korteks selektif suara dan amigdala yang memproses emosi. Hal ini menjelaskan mengapa anak autis sering kali mengalami kesulitan untuk menginterpretasikan konten emosional yang disampaikan dalam tuturan.

5. Respons Negatif terhadap Informasi Sensorik Tertentu

Anak autis terkadang terlalu sensitif atau justru tidak sensitif sama sekali terhadap informasi sensorik tertentu seperti suara, cahaya, bau, rasa dan lain sebagainya. Indra mereka cenderung menerima terlalu banyak atau terlalu sedikit informasi dari lingkungan sekitarnya.

Ketika anak terlalu peka terhadap rangsangan sensorik tertentu umumnya ia akan menunjukkan respons negatif seperti menutup telinga ketika mendengar suara yang keras atau hanya makan makanan dengan tekstur atau rasa tertentu.

Sebaliknya jika ia tidak peka (hiposensitivitas) biasanya ia akan mencari pengalaman sensorik tertentu misalnya mencari benda untuk disentuh atau dicicipi, dan menggosok-gosokkan kaki atau tangan ke benda tertentu.

Artikel Terkait: Mengenal Tentang Autisme Lebih Dekat agar Tak Salah Kaprah Dalam Memahami

6. Terlihat Sering Mengulangi Gerakan

Gerakan berulang atau tindakan yang berulang-ulang melibatkan satu atau seluruh bagian tubuh hingga benda atau mainan adalah ciri ciri autisme. Jenis aktivitas ini dikenal sebagai stimulasi diri atau stimming.

Stimming dapat membantu anak-anak mengelola informasi sensorik yang besar bagi mereka. Anak autis yang mengalami hipersensitivitas terhadap informasi sensorik tertentu dapat melakukan stimming untuk mengurangi beban sensorik yang berlebihan. Ada pula yang melakukan stimming untuk membantu menenangkan diri agar perhatian mereka bisa terfokus.

7. Menghindari Kontak Mata

Bagi individu normal, menghindari kontak mata umumnya dianggap sebagai tanda ketidakpedulian sosial. Namun bagi penyandang autis, kontak mata kebanyakan menyebabkan mereka menjadi tidak nyaman dan stres. Ini merupakan ciri anak autisme yang paling umum. 

Para peneliti menemukan bahwa bagian otak yang diaktifkan oleh kontak mata yang disebut dengan sistem subkortikal, diaktifkan secara abnormal pada otak penyandang autis. Area otak inilah yang bertanggung jawab untuk memicu ketertarikan alami bayi kepada wajah atau membantu mereka berpaling ke wajah yang mereka anggap familier.

8. Lebih Suka Menyendiri

Jika anak tampak tidak menyadari keberadaan anak lain atau terlihat tidak dapat memelajari keterampilan bermain baru melalui observasi, keterlibatan sosial atau komunikasi verbal, ini dapat menjadi salah satu ciri dari autisme.

Anak autis cenderung lebih suka bermain sendiri dengan permainan ‘khas’ mereka, misalnya menumpuk mobil-mobilan, dijatuhkan, kemudian ditumpuk kembali. Hal ini dikarenakan mereka memiliki keterampilan meniru yang rendah, tidak bisa mengembangkan kemampuan bermain simbolik, serta kurangnya kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi.

9. Terlambat Berbicara

Menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Stanford, pada penyandang autisme jalur otak yang menghubungkan pengenalan ucapan ke pusat penghargaan otak terhubung secara berbeda dengan yang biasanya terjadi pada otak yang sedang berkembang.

Sekitar 40% anak dengan gangguan spektrum autisme tidak berbicara sama sekali, dan di antara 25% hingga 30% mengembangkan beberapa keterampilan bahasa selama masa bayi, tetapi kemudian perlahan menghilang. Dalam beberapa kasus ada yang baru mulai berbicara ketika sudah agak besar. Ini salah satu ciri ciri autisme. 

10. Cara Komunikasi yang Tidak Biasa

Penyandang autis yang bisa berbicara mungkin saja menggunakan bahasa atau cara-cara yang tidak biasa. Kebanyakan dari mereka tidak dapat memasukkan kata ke dalam kalimat dengan benar. Ada pula yang hanya bisa mengucapkan satu kata dalam satu waktu atau mengulangi kata dan frasa tertentu.

Tak jarang ada beberapa anak autis yang mengalami kondisi echolalia, atau mengulangi apa saja yang dikatakan orang lain. Selain itu, terdapat anak autis yang dapat berbicara dengan baik tetapi sulit untuk mendengar dan memahami apa yang orang lain katakan.

11. Sering Mengalami Kecemasan Berlebih

Faktanya, ciri anak autis lainnya adalah dua kali lebih mungkin mengalami kecemasan dibandingkan anak lainnya. Sekitar 40% dari anak autis didiagnosis dengan setidaknya satu gangguan kecemasan dan ketakutan ekstrem (fobia) terhadap hal tertentu.

Hiper-reaktivitas atau reaksi yang berlebih (terlalu peka) sering kali dihubungkan dengan alasan anak autis lebih sering mengembangkan kecemasan berlebih. Selain itu, kesulitan untuk menyaring dan mengabaikan hal-hal yang mereka dengar, lihat, sentuh, dan rasakan juga berkaitan.

12. Hiperaktif dan Impulsif

Kontrol impuls adalah salah satu hal yang sulit bagi mereka penyandang autis. Perasaan frustasi atau marah yang wajar bagi orang lainnya dapat membuat anak autis merasa kewalahan.

Hal ini terjadi karena masalah kontrol impuls yang terkait dengan aspek otak yang bertanggung jawab atas fungsi eksekutif seperti perencanaan, pengorganisasian, penalaran, pemecahan masalah, multitasking, dan hambatan perilaku. Pada otak anak autis, terjadi disfungsi pada bagian ini.

Artikel Terkait: 5 Tips Mengasuh Anak Autis, Berdasarkan Pengalaman Pribadi!

13. Mengikuti Rutinitas secara Patuh dan Kaku

Anak autis akan mengalami kesulitan jika terjadi sesuatu yang mereka tidak ketahui sebelumnya atau tidak bisa diprediksi. Hal ini terjadi karena mereka merasa stres lantaran tidak memahami apa yang terjadi di sekitar mereka.

Obsesi dan rutinitas membantu mereka untuk mengelola stres dan kecemasan. Oleh karena itu, mereka membutuhkan rutinitas yang sudah terjadwal sebelumnya.

14. Kesulitan Belajar di Beberapa Bidang Tertentu

Anak-anak dengan spektrum autism berkembang dengan kecepatan berbeda di area yang berbeda. Bisa saja mereka mengalami keterlambatan dalam bahasa dan sosial, tetapi kemampuan berjalan dan bergeraknya hampir sama dengan anak-anak lain.

Mereka mungkin lihai bermain puzzle atau menyusun balok, tetapi mengalami masalah dengan aktivitas sosial seperti berbicara atau berteman. Anak autis cenderung memelajari keterampilan yang terkesan ‘sulit’ terlebih dahulu sebelum menguasai yang mudah.

15. Minat dan Perilaku yang Tidak Biasa

Respons dari penyandang autis sering kali terlihat tidak biasa terhadap rangsangan sentuhan, penciuman, suara, pemandangan, rasa, dan perasaan. Mereka juga mungkin saja memiliki kebiasaan makan yang tidak normal, misalnya hanya ingin makanan tertentu atau justru memakan benda asing seperti tanah atau batu (kondisi ini disebut pica).

Suasana hati dan reaksi emosional anak autis bisa saja terlihat tidak normal, contohnya tertawa atau menangis pada waktu yang tidak biasa dan tidak menunjukkan respons emosional yang sesuai dengan keadaan. Mungkin pula mereka takut pada hal yang tidak berbahaya tetapi tidak takut pada hal yang bahaya.

16. Regresi

Regresi adalah saat bayi mulai kehilangan keterampilan yang mereka miliki sebelumnya, seperti komunikasi verbal atau perilaku sosial. Sebuah studi dari tahun 2015 menemukan bahwa hampir sepertiga anak autis kehilangan beberapa keterampilan di sekitar usia prasekolah.

Ciri-ciri Autis di Usia 18 Bulan

Kemungkinan jika anak berusia 18 bulan menderita autisme adalah kehilangan keterampilan yang sebelumnya mereka miliki atau tidak bisa:

  1. Menunjuk untuk menunjukkan sesuatu kepada orang lain.

  2. Mengenali benda-benda yang sudah dikenal sebelumnya, seperti sendok atau cangkir.

  3. Meniru orang lain

  4. Menggunakan minimal enam kata

  5. Menunjukkan kemampuan untuk mempelajari kata-kata baru. 

  6. Bereaksi ketika orang tua atau pengasuh pergi atau kembali. 

  7. Berjalan

Ciri-ciri Autis di Usia 24 Bulan

Kemungkinan jika anak berusia 24 bulan menderita autisme adalah kehilangan keterampilan yang sebelumnya mereka miliki. Berikut beberapa ciri-ciri anak autis umur 2 tahun, di antaranya: 

  1. Seorang anak dengan perkembangan yang khas membawa gambar untuk ditunjukkan kepada ibunya dan berbagi kegembiraan darinya dengannya.

  2. Seorang anak dengan ASD mungkin membuka botol gelembung untuk ibunya, tetapi mereka tidak melihat wajahnya ketika mereka melakukannya atau berbagi kesenangan bermain bersama.

Penyebab Autisme

Perlu dicatat bahwa hingga saat ini, penyebab pasti autisme belum sepenuhnya dipahami. Namun berdasarkan penelitian dan studi ilmiah, ada beberapa faktor yang berkontribusi pada berkembangnya autisme, yaitu:

  1. Faktor Genetik: Bukti menunjukkan bahwa autisme memiliki komponen genetik yang signifikan. Jika seseorang memiliki anggota keluarga dengan autisme, risikonya lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini. 

  2. Faktor Lingkungan: Beberapa faktor lingkungan diduga berpotensi untuk mengembangkan autisme, meskipun bukti ini masih terbatas. Beberapa studi menunjukkan hubungan antara paparan tertentu selama kehamilan atau awal kehidupan, seperti paparan zat kimia, infeksi, atau masalah kehamilan, dengan peningkatan risiko autisme pada anak.

  3. Interaksi Gen-lingkungan: Penyebab autisme mungkin melibatkan interaksi kompleks antara faktor genetik dan lingkungan. Beberapa individu mungkin memiliki kerentanan genetik terhadap autisme, tetapi memerlukan pemicu lingkungan tertentu agar kondisinya berkembang.

  4. Gangguan perkembangan otak: Beberapa studi telah menemukan perbedaan dalam struktur dan fungsi otak pada individu dengan autisme. Gangguan perkembangan otak ini dapat memainkan peran dalam gejala yang diamati pada autisme.

Penting untuk diingat bahwa tidak ada faktor tunggal yang dapat menyebabkan autisme pada setiap kasus. Kemungkinan, autisme disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan yang kompleks dan beragam. 

Pemeriksaan dan Diagnosis yang Direkomendasikan

Skrining keterlambatan perkembangan melibatkan dokter yang mengamati bayi. Dokter juga akan menanyakan pertanyaan kepada orang tua atau pengasuh tentang perilaku bayi.

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar bayi memiliki penilaian perkembangan rutin di semua kunjungan dan pemeriksaan keterlambatan perkembangan saat mereka berusia 9, 18, dan 24 atau 30 bulan. Dokter harus melakukan pemeriksaan khusus ASD saat bayi berusia 18 dan 24 bulan.

Cara Melacak Perkembangan Anak

Meskipun keterlambatan perkembangan tertentu bisa mengkhawatirkan, bayi berkembang dan tumbuh dengan kecepatannya sendiri. Namun, akan sangat membantu untuk memiliki indikasi tentang milestone apa yang harus dicapai bayi dan kapan.

Jika orang tua ingin melacak perkembangan bayinya, CDC memberikan daftar milestone perkembangan. CDC juga memiliki aplikasi pelacak milestone, yang mencakup daftar periksa, tip, dan saran.

Tips Berkomunikasi dengan Anak Autisme

Berikut adalah beberapa tips untuk berkomunikasi dengan anak autisme:

  1. Gunakan bahasa yang sederhana dan jelas: Hindari penggunaan bahasa yang rumit atau ambigu. Gunakan kalimat singkat dan jelas agar anak dapat lebih mudah memahami apa yang Anda sampaikan.

  2. Gunakan visual dan gambar: Anak-anak autisme sering kali lebih merespons visual daripada kata-kata. Gunakan gambar atau kartu-kartu visual untuk membantu mereka memahami instruksi atau pesan yang Anda sampaikan.

  3. Tunjukkan ketertarikan pada minat khusus mereka: Banyak anak autisme memiliki minat khusus tertentu. Tunjukkan minat pada topik atau hal-hal yang menarik bagi mereka. Hal ini dapat membantu membangun hubungan dan memperkuat komunikasi.

  4. Gunakan pendekatan non-verbal: Kontak mata langsung mungkin bisa menjadi tantangan bagi beberapa anak autisme. Jangan memaksa mereka untuk membuat kontak mata, tetapi gunakan ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang ramah untuk menunjukkan bahwa Anda terlibat dalam percakapan.

  5. Berikan waktu ekstra untuk merespons: Anak autisme mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk memproses informasi dan merespons. Sabarlah dan berikan mereka waktu yang cukup untuk menanggapi pertanyaan atau instruksi.

  6. Gunakan komunikasi alternatif: Beberapa anak autisme mungkin kesulitan berkomunikasi secara lisan. Bantu mereka menggunakan alat komunikasi alternatif seperti papan komunikasi, aplikasi komunikasi, atau bahasa isyarat.

  7. Batasi gangguan dan kebisingan: Beberapa anak autisme sensitif terhadap gangguan atau kebisingan. Cobalah berkomunikasi di lingkungan yang tenang dan minim gangguan agar mereka dapat fokus pada percakapan.

  8. Pahami isyarat kecemasan atau kelebihan stimulasi: Anak autisme mungkin menunjukkan isyarat tertentu ketika mereka merasa cemas atau kelebihan stimulasi. Belajar mengenali tanda-tanda ini agar Anda dapat memberikan dukungan yang tepat.

Ingatlah bahwa setiap anak autisme memiliki keunikan dan kebutuhan sendiri. Pahami mereka dengan kesabaran, pengertian, dan kepedulian, Anda dapat membangun komunikasi yang lebih baik. 

Peran orangtua dan keluarga sangat penting dalam pengasuhan anak autis. Dengan mengetahui ciri ciri autisme, Parents bisa segera mengintervensi sejak dini dan menemukan solusi yang tepat setelah berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang memang ahli di bidangnya. Semoga informasi ciri ciri anak autis ini dapat bermanfaat.

***

Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah & Aulia Trisna

 

Baca Juga:

Terapi Anak Autis dan Alternatifnya

Sering Disebut Sama, Ini 6 Perbedaan Down Syndrome dan Autisme

Anak autis bukan kekurangan, ini 4 kelebihan yang menjadikannya istimewa

Penulis

Aulia Trisna