Kisah Timun Mas Melawan Raksasa untuk Dongeng Si Kecil Malam Ini

Tingkatkan khasanah literasi bacaan anak dengan membacakan cerita Timun Mas ini kepada buah hati Anda, Bunda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Yuk, tingkatkan khasanah literasi bacaan anak dengan membacakan cerita dongeng kepada buah hati Anda, Bunda. Salah satunya dengan membacakan cerita Timun Mas ini.

Dongeng Timun Mas merupakan cerita rakyat yang berasal dari Jawa Timur. Ini berkisah tentang keberanian seorang anak perempuan yang berhasil mengalahkan raksasa yang ingin menyantapnya. Timun Mas terkenal sebagai anak yang tidak hanya cantik, tapi juga baik hati, cerdas, dan pemberani.

Untuk tahu lebih banyak mengenai cerita Timun Mas, yuk baca rangkumannya berikut ini.

Cerita Timun Mas untuk Dongeng Anak para Parents

Cerita Timun Mas Berawal dari Kisah Seorang Janda yang Mengharapkan Kehadiran Seorang Anak

Namanya Mbok Srini. Ia tinggal di sebuah desa yang ada di daerah Jawa Tengah. Mbok Srini seorang janda tanpa anak. Suaminya meninggal dunia beberapa tahun lalu. Sejak itu ia sebatang kara.

Mbok Srini sangat kesepian. Ia berdoa agar Tuhan memberinya berkat seorang anak.

Artikel terkait: Pengaruh Positif Membaca Dongeng Pendek Terhadap Kemampuan Berbahasa Si Buah Hati

Mimpi Didatangi Raksasa yang Membawa Pesan Penting

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tuhan menjawab doa Mbok Srini melalui sebuah mimpi. Dalam mimpinya, seorang raksasa menyuruhnya pergi mengambil bungkusan di dalam hutan, di bawah sebuah pohon tempat ia biasa mencari kayu bakar.

Meski sempat ragu, esok pagi ia bergegas menuju pohon itu. Namun ia terkejut, karena bungkusan itu hanya berisi sebutir biji timun, bukan bayi seperti yang diharapkannya.

Mbok Srini bingung, “Apa maksud raksasa itu memberikanku sebutir biji timun?” katanya.

Kemudian ia mendengar suara tawa keras di belakangnya. “Hahahahaha....!” Saat ia membalikan badannya, ternyata itu suara tawa si raksasa. Mbok Srini sangat ketakutan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Ampun, Tuan Raksasa! Jangan memakanku! Aku masih ingin hidup,” kata Mbok Srini memohon.

“Jangan takut, hai perempuan tua! Aku tidak akan memakanmu. Bukankah kamu menginginkan seorang anak?” kata si raksasa itu.

“Be… benar, Tuan Raksasa!” Mbok Srini menjawab dengan gugup.

“Kalau begitu, segera tanam biji timun itu! Nanti kamu akan mendapatkan seorang anak perempuan. Tapi, ingat! Kamu harus menyerahkan anak itu kepadaku saat ia sudah dewasa. Karena anak itu akan kujadikan santapanku,” kata raksasa lagi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Karena Mbok Srini begitu ingin punya anak, ia mengiyakan apa yang dikatakan raksasa.

Biji Timun Ditanam dan Tumbuhnya Tak Biasa

Mbok Srini membawa biji tersebut dan menanamnya di ladang. Ia merawat tanaman itu setiap hari. Dua bulan kemudian timunnya berbuah. Yang aneh, buahnya hanya satu dan warnanya pun keemasan.

Saat buahnya sudah masak, buru-buru ia memetiknya dan membawa timun itu ke dalam gubuknya. Betapa terkejut Mbok Srini. Saat ia membelah buah timunnya, ia melihat seorang bayi perempuan di dalamnya.

Sesuai dengan wujud aslinya, Mbok Srini memberikannya nama Timun Mas. Mbok Srini bahagia sekali. Saking bahagianya, sampai-sampai ia lupa kalau ia akan menyerahkan anaknya jika sudah dewasa nanti.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Raksasa Datang Lagi dalam Mimpinya dan Mbok Srini Jujur kepada Timun Mas

Timun Mas pun tumbuh menjadi perempuan cantik, cerdas, dan baik hati.

Suatu malam, Mbok Srini bermimpi lagi didatangi si raksasa yang sama. Dalam mimpi, si raksasa mengatakan kalau ia akan datang seminggu lagi untuk menjemput Timun Mas. Mbok Srini sedih bukan main. Apalagi membayangkan putrinya itu akan dimakan raksasa.

Timun Mas bingung melihat sikap ibunya yang belakangan ini selalu termenung. Ia pun memberanikan diri untuk bertanya.

“Bu, mengapa akhir-akhir ini Ibu selalu tampak sedih?” tanyanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Maafkan Ibu, Anakku! Selama ini Ibu merahasiakan sesuatu kepadamu,” kata Mbok Srini dengan suara parau.

“Rahasia apa, Bu?” Timun Mas penasaran.

“Ketahuilah, Timun Mas, sebenarnya kamu bukanlah anak kandung Ibu yang lahir dari rahim Ibu,” Mbok Srini memulai ceritanya.

“Apa maksud, Ibu?” Timun Mas menyela, dan Mbok Srini pun menjelaskan secara rinci rahasia asal usul Timun Mas.

Artikel terkait: 3 Cara Kreatif Agar Aktivitas Mendongeng untuk Anak Jadi Lebih Seru

Mengatur Siasat Agar Bebas dari Jeratan Raksasa

Timun Mas kaget setengah mati mendengar cerita ibunya.

“Aku tidak mau ikut bersama raksasa itu. Aku sangat sayang kepada Ibu yang telah mendidik dan membesarkan Timun,” katanya kepada sang ibu.

Selama seminggu mereka memutar otak agar bisa terbebas dari jeratan raksasa. Mereka cemas karena tak juga menemukan jalan keluar. Hingga kemudian Mbok Srini mendapat akal.

Saat raksasa datang di hari ketujuh, Mbok Srini berkata begini, “Maaf, Tuan Raksasa! Anak itu sedang sakit keras. Jika kamu menyantapnya sekarang, tentu dagingnya tidak enak. Bagaimana kalau tiga hari lagi kamu datang kemari? Saya akan menyembuhkan penyakitnya terlebih dahulu,” bujuk Mbok Srini.

“Baiklah, kalau begitu! Tapi, kamu harus berjanji akan menyerahkan anak itu kepadaku,” ujar raksasa dan kemudian pergi menghilang.

Meminta Bantuan Seorang Pertapa dan Hadiah Empat Buah Senjata

Untuk sesaat Mbok Srini senang. Namun, kemudian ia berpikir keras lagi mencari cara lain agar tiga hari yang akan datang raksasa urung membawa Timun Mas. Ia pun terpikir untuk meminta bantuan seorang pertapa yang tinggal di sebuah gunung.

“Anakku! Besok pagi-pagi sekali Ibu akan pergi ke gunung untuk menemui seorang pertapa. Dia adalah teman almarhum suami Ibu. Barangkali dia dapat membantu kita untuk menghentikan niat jahat raksasa itu,” katanya kepada Timun Mas.

Esoknya, Mbok Srini pergi menemui pertapa. Sesampainya di sana, ia langsung menyampaikan maksud kedatangannya.

Untung pertapa bersedia membantunya. Si pertapa lalu memberi empat buah bungkusan kecil yang berisi senjata untuk melawan raksasa.

“Berikanlah bungkusan ini kepada anakmu. Keempat bungkusan ini masing-masing berisi biji timun, jarum, garam dan terasi. Jika raksasa itu mengejarnya, suruh sebarkan isi bungkusan ini!” terang pertapa.

Artikel terkait: Ajarkan Kecerdikan dan Keberanian pada Anak dari Dongeng “Kerajaan Tikus dan Kucing”

Raksasa Datang Kembali Menagih Janji Mbok Srini

“Hai, perempuan tua! Kali ini kamu harus menepati janjimu. Jika tidak, kamu juga akan kujadikan santapanku!” ancam si raksasa saat datang menemui Mbok Srini kedua kalinya.

Tapi, kali ini Mbok Srini tidak gentar. Dengan tenang ia memanggil Timun Mas, dan tak lama keluarlah Timun Emas menghampiri ibunya. 

“Jangan takut, Anakku! Jika raksasa itu akan menangkapmu, segera lari dan ikuti petunjuk yang telah kusampaikan kepadamu,” bisik Mbok Srini.

Raksasa senang sekali melihat Timun Mas yang sudah dewasa. Ia begitu bahagia membayangkan memakan tubuh anak dari Mbok Srini itu. Tapi saat ia hendak menangkap Timun Mas, Timun Mas berlari sangat kencang untuk menghindarinya. Kejar-kejaran pun terjadi. Ketika Timun Mas melihat raksasa hampir menangkapnya, ia segera mengluarkan senjata pertama.

Ajaib! Tiba-tiba hutan di sekeliling mereka berubah menjadi ladang timun. Semua batang timun yang ada di sana menjalar melilit tubuh si raksasa. Tapi, raksasa mampu melepaskan diri dan kembali mengejar Timun Mas.

Raksasa Dapat Melepaskan Diri dari Senjata Kedua dan Ketiga

Setelah itu, Timun Emas melempar bungkusan kedua yang berisi jarum. Dalam sekejap jarum-jarum itu berubah menjadi kumpulan pohon bambu yang tinggi dan runcing. Tapi meski kakinya tertusuk bambu beberapa kali, raksasa masih bisa bertahan dan terus mengejar Timun Mas.

Dalam keadaan terdesak, Timun Mas melempar bungkusan ketiga yang berisi garam. Seketika hutan yang dilewatinya berubah menjadi lautan luas dan dalam. Namun karena tubuhnya yang sangat tinggi dan besar, raksasa berhasil melaluinya.

Si Raksasa Berhasil Ditaklukkan, Timun Mas dan Ibunya Hidup Bahagia

Di tangannya, tersisa satu bungkusan lagi. Timun Emas cemas ia tidak akan berhasil melumpuhkan raksasa. Namun dengan kepercayaan diri, ia melemparkan bungkusan terakhirnya yang berisi terasi. Setelah itu, tempat yang dilaluinya pun menjelma menjadi lautan lumpur yang mendidih.

Kali ini, raksasa tak berkutik. Ia tercebur ke dalam lautan lumpur itu, kesakitan, lalu mati. Timun Emas merasa lega sekali. Dengan bergegas ia pergi menemui ibunya. Melihat anaknya pulang selamat, Mbok Srini segera berucap syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Dan mereka berdua pun hidup bahagia selamanya.

Demikianlah cerita Timun Mas. Kisah ini memberi anak pelajaran tentang orang yang berniat jahat pasti akan mendapatkan celaka.

Baca juga:

id.theasianparent.com/imajinasi-anak

id.theasianparent.com/manfaat-dongeng-yang-tak-terbantahkan

id.theasianparent.com/dongeng-sebelum-tidur-kisah-putri-mawar-dan-burung-emas