Membacakan dongeng pada anak sudah menjadi tradisi sejak zaman dahulu. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, kebiasaan ini perlahan menjadi tak sepopuler dulu. Padahal, membaca dongeng pendek memiliki banyak manfaat untuk Si Buah Hati.
Salah satu manfaat dengan membaca cerita dongeng bergambar adalah meningkatkan kemampuan bahasa Si Buah Hati sejak dini.
Tahukah Parents bahwa cara paling mudah untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan mencegah terjadinya speech delay adalah dengan rutin membacakan dongeng pada anak?
4 Manfaat Positif Membaca Dongeng Pendek untuk Kemampuan Bahasa Anak
Membaca adalah salah satu aktivitas yang seru untuk dilakukan bersama-sama Bunda dan Si Buah Hati. Tidak hanya menyenangkan, membacakan dongeng pendek untuk anak juga memiliki segudang manfaat positif, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Memperkaya kosakata Si Buah Hati
Penelitian membuktikan bahwa anak yang sedari kecil terbiasa dibacakan cerita akan memiliki kosakata yang lebih banyak dibandingkan yang tidak.
Biarkan Si Buah Hati bertanya mengenai kata yang belum ia pahami dan jawab pertanyaannya untuk membuatnya mengenal kata-kata baru.
2. Mengembangkan kemampuan bicara
Membaca nyaring atau read aloud dapat membantu mengembangkan kemampuan bicara. Mendengar Bunda bicara dengan jelas, Si Buah Hati juga dapat memahami bagaimana caranya berbicara dengan meniru.
3. Mengajarkan konsep huruf
Dengan terbiasa melihat berbagai bentuk huruf, Si Buah Hati akan belajar mengenai konsep bentuk dari huruf-huruf tersebut
Ia pun akan belajar membedakan satu dan yang lainnya secara tidak langsung. Sambil membaca, tunjuklah tulisan di buku untuk mengenalkannya dengan huruf.
4. Membangun Kebiasaan Membaca
Menjadikan membaca sebagai salah satu rutinitas harian dapat membangun kebiasaan membaca yang baik pada anak. Misalnya, membaca dongeng bersama sebelum tidur.
Memilih Dongeng Pendek yang Tepat untuk Anak
Meskipun begitu, untuk mendapatkan stimulasi dan efek positif dari kemampuan berbahasa Si Buah Hati, Bunda tidak bisa sembarangan memilih dongeng pendek untuknya.
Dongeng yang dibacakan harus disesuaikan juga dengan usia anak. Misalnya untuk usia 1-3 tahun, pilihlah cerita dongeng pendek yang lebih banyak gambar dibandingkan dengan tulisannya.
Cerita dongeng pendek biasanya memiliki pilihan kata yang mudah dipahami oleh anak, sehingga ia tidak kesulitan untuk mengikuti cerita. Stimulasi untuk kemampuan bahasa, sosial, dan kognitifnya pun akan lebih optimal.
Gambar dalam buku cerita dapat membantu Si Buah Hati memahami lebih baik mengenai cerita tersebut secara visual. Apalagi jika disajikan dalam ilustrasi berwarna-warni yang lucu dan unik sehingga menarik minat Si Buah Hati.
Selain itu, kita bisa membuat kegiatan bercerita menjadi lebih menarik lagi dengan membantunya menyusuri gambar-gambar yang ada di dalam buku cerita dongeng pendek. Hal ini juga membantu Si Buah Hati untuk melatih kemampuan motoriknya.
Dengan membacakan cerita dongeng bergambar untuk Si Buah Hati, ada kedekatan fisik dan emosi yang bisa menstimulasi psikologis serta tumbuh kembangnya.
Kemudian ada banyak value yang bisa Bunda ajarkan kepadanya melalui cerita tersebut, misalnya pesan moral seperti nilai kejujuran, cinta tanah air, dan tradisi nilai-nilai budaya dari daerah tertentu.
Untuk membantu mengoptimalkan stimulasi perkembangan Si Buah Hati, Bunda bisa memilih cerita dongeng yang dikemas dalam bentuk interaktif seperti kumpulan berbagai Dongeng Interaktif yang ada di “Dongeng Aku dan Kau”.
Menghadirkan 15 seri cerita asli Indonesia, Dongeng Aku dan Kau dibuat untuk bantu menstimulasi 5 dimensi perkembangan Si Buah Hati melalui kartu dongeng interaktif, teknologi Augmented Reality, video animasi dongeng, serta bekal mendongeng DIY kit.
Yuk, mulai membaca dongeng pendek bersama Si Buah Hati di Dongeng Aku dan Kau
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.