Parents, sebenarnya bolehkah mengenalkan media sosial kepada anak sejak usia dini? Adakah risiko bermain media sosial terhadap perkembangannya nanti?
Pertanyaan tersebut mungkin berlalu-lalang di benak Anda saat ini. Tak dapat dipungkiri, seiring berkembangnya zaman, sebagai orangtua kita memang harus ekstra dalam mengawasi kegiatan anak. Terutama dalam hal bermedia sosial.
Meskipun teknologi tersebut memiliki manfaat positif, tetapi Parents perlu tahu juga risiko yang akan berdampak pada perkembangan si Kecil nanti.
Lalu, risiko apa saja yang mengintai si Kecil apabila sudah terpapar media sosial sejak dini dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasan selengkapnya sebagai berikut!
Risiko Bermain Media Sosial di Usia Dini bagi si Kecil Menurut Psikolog
Media sosial yang sudah berkembang dengan pesat ternyata memberi dampak, baik positif maupun negatif. Apalagi, media sosial tak hanya dikenal oleh kalangan dewasa dan remaja, banyak anak-anak yang bahkan sudah kecanduan media sosial. Sebagian besar waktu mereka digunakan untuk bermain media sosial seperti Facebook, Twitter, TikTok, Instagram, dan lainnya.
Hal ini pun selaras dengan pendapat Psikolog Klinis Surayya Hayatussofiyah, M.Psi. Ia menjelaskan bahwa mengenalkan media sosial pada anak di usia terlalu dini memang memiliki banyak risiko. Ada rentang usia yang perlu diperhatikan sebelum anak memiliki akun media sosialnya sendiri.
“Memang, mengenalkan media sosial terlalu dini pada anak itu banyak risikonya. Bahkan, untuk membuat media sosial saja ada rentang usia yang perlu diperhatikan. Contoh, batas minimal usia untuk bikin akun Facebook adalah 13 tahun. Bukan tanpa alasan, hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko anak bermedia sosial terlalu dini,” ungkap psikolog yang akrab disapa Mba Sofi itu kepada theAsianparent Indonesia.
Lebih lanjut, Sofi juga menjelaskan bahwa ada beberapa risiko yang ditimbulkan jika orangtua memperkenalkan anak pada media sosial terlalu dini. Risiko yang ditimbulkan tersebut di antaranya:
1. Bahaya Pornografi dan Kekerasan
Kemudahan yang disuguhkan oleh media sosial memang sangat menarik. Mereka bisa dengan mudah mengakses apa yang diinginkan dan mengirim informasi yang ditemukannya. Maka dari itu, Parents perlu mengawasi si Kecil ketika bermain media sosial. Sebab, tidak semua informasi dan konten yang disajikan itu baik.
Banyak konten tidak baik yang juga tersaji di sana. Misalnya, dari iklan, gim, atau pesan roomchat yang bisa saja mengandung konten pornografi bahkan kekerasan. Apabila diterima secara mentah-mentah dan ketika dirinya belum paham, maka hal tersebut pastinya tidak baik untuk perkembangan si Kecil. Mereka juga cenderung mudah meniru apa yang dilihatnya.
2. Membentuk Sikap Anti Sosial
Ketika si Kecil sudah merasa nyaman dengan media sosial, terlebih jika di sana mereka bertemu banyak teman, maka ia cenderung mengabaikan lingkungan sekitar. Menurut Sofi, kenyamanan berteman di media sosial akan membuat anak terlalu sibuk dengan temannya di dunia maya sehingga enggan untuk bertemu orang baru secara langsung. Membangun hubungan dan berinteraksi secara nyata dengan orang lain pun menjadi sulit dilakukan.
3. Anak Mudah Termakan Berita Hoax
Parents, ada banyak berita yang berseliweran di media sosial. Bahkan sebagai orang dewasa, kita pun terkadang masih termakan berita hoax yang disebarkan di sana, apalagi anak-anak. Di usianya ini, mereka masih belum bisa memilih mana informasi yang layak disebarkan, dan mana yang tidak. Sehingga mereka rentan memercayai informasi yang dilihat di media sosial apabila tidak dibimbing oleh kita sebagai orangtua.
4. Anak Jadi Kurang Percaya Diri
Saat anak sudah kecanduan bermain media sosial, tentu ia akan selalu terpapar dan berinteraksi di platform tersebut. Hal itu rentan menimbulkan rasa insecure atau anak merasa tidak percaya diri karena selalu membandingkan dirinya dengan orang lain di lingkar pertemanan dunia maya.
Tak hanya itu, perasaan selalu ingin diperhatikan pun bisa saja muncul jika ia sering mengakses media sosial.
Sofi memaparkan, “Apabila terus terpapar media sosial dan melihat kegiatan temannya di sana, hal ini pun bisa memicu rasa cemas dan depresi pada anak. Di sisi lain juga, ini bisa menumbuhkan karakter narsistik karena di media sosial memang banyak mengajarkan itu.”
5. Anak Kurang Konsentrasi
Bagi anak yang sudah mengenal media sosial akan banyak waktu yang dihabiskan untuk bermain di sana. Sehingga, ia akan melupakan waktu belajar bahkan fokusnya pun bisa mudah terbagi. Misalnya, ketika sedang belajar, si Kecil akan sulit fokus karena ingin segera menyelesaikan belajar untuk kembali bermain media sosial lagi.
6. Kemampuan Berkomunikas Buruk
Semakin anak senang bermain media sosial, maka kemampuan berkomunikasinya juga akan semakin memburuk karena mereka terlalu asik dengan dunia internet. Mengapa demikian? Ini bisa terjadi karena intensitas berkomunikasi si Kecil di dunia nyata berkurang.
Tingkat pemahaman bahasanya pun akan terganggu. Pasalnya, jenis bahasa di media sosial cenderung beragam dan tidak sesuai dengan kaidah bahasa formal pada umumnya. Tak hanya itu, tidak sedikit pula pengguna media sosial yang menggunakan bahasa kasar dan tidak layak ditiru oleh anak.
Apabila si Kecil sering terpapar tanpa pengawasan, maka ini juga akan berdampak pada kemampuan bahasa dan cara berkomunikasinya. Tak hanya itu, hal ini juga pada akhirnya bisa berdampak pula bagi kemampuannya dalam mengatur emosi.
Beberapa Pertimbangan yang Perlu Diperhatikan
Agar si Kecil tidak kecanduan media sosial, tentunya kita sebagai orangtua perlu tahu dan paham kapan waktu yang tepat untuk memperkenalkan hal tersebut padanya. Untuk mengatasi beragam risiko yang menghampiri, beberapa hal ini bisa Anda pertimbangkan sebelum memberikan akses bermain media sosial pada anak:
- Menurut American Academy of Pediatrics, anak baru bisa mengakses perangkat digital ketika ia sudah di atas 5 tahun. Waktu yang diberikan untuk bermain gawai pun perlu dibatasi. Idealnya adalah 2 jam per hari.
- Lihat kesiapan anak, apakah ia sudah bisa membuka akun media sosial atau belum. Umumnya, media sosial mengharuskan penggunanya berusia minimal 18 tahun. Untuk Facebook dan Twitter, seseorang baru bisa membuka akun minimal saat sudah berusia 13 tahun.
- Tetap dampingi anak dan buat aturan tegas. Tidak ada salahnya membiarkan anak mengakses konten positif dari media sosial, tetapi pendampingan perlu dilakukan. Buatlah aturan tegas seperti adanya pembatasan waktu dalam mengakses media sosial.
- Ajak anak beraktivitas fisik dan lakukan quality time bersama keluarga agar anak tidak terpaku pada kegiatan di media sosial saja.
***
Nah, Parents, itulah risiko bermain media sosial untuk si kecil dan beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan. Semoga bermanfaat!
Baca juga ;
Banyak hal buruk di media sosial, Ben Kasyafani batasi putrinya bermain medsos
6 Kesalahan yang Biasa Dilakukan oleh Pasangan di Media Sosial
Ini 7 foto anak yang sebaiknya tidak Anda pajang di sosial media
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.